30 mendengarkannya kurang akan dirugikan; 5 Siswa dijejali dengan konsep yang
belum tentu dapat diingat terus; 6 Informasi yang disampaikan mudah usang dan ketinggalan zaman; 7 Tidak merangsang berkembangnya kreativitas siswa;
8 Terjadi interaksi satu arah yaitu dari guru kepada siswa.
2.1.8 Model Pembelajaran
Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial Suprijono 2011: 46.
Model pembelajaran menurut Joice dan Weil 1990 dalam Isjoni 2010: 50 adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan
digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya. Sementara itu, Arends 1997: 7 dalam
Trianto 2011: 54 mengemukakan bahwa model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan
pembelajaran, tahap-tahap
dalam kegiatan
pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman untuk merancang pembelajaran yang sistematis dari awal hingga akhir. Model pembelajaran perlu
dipahami guru agar dapat melaksanakan pembelajaran dengan sebaik mungkin sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.
31
2.1.9 Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat
pada siswa student oriented, terutama untuk mengatasai permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerjasama
dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain Isjoni 2010: 16. Lie dalam Wena 2009: 189-190, pembelajaran koopeartif adalah
sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur, dan dalam sistem ini
guru bertindak sebagai fasilitator. Slavin dalam Isjoni 2010: 12 mengemukakan bahwa cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa
belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.
Model Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan kontribusi positif terhadap proses dan
hasil belajar siswa. Stahl dalam Isjoni 2010: 24 mengemukakan, melalui model pembelajaran kooperatif siswa dapat memperoleh pengetahuan, kecakapan
sebagai pertimbangan untuk berpikir dan menentukan serta berbuat dan berpartisipasi sosial.
Dalam pembelajaran matematika, model pembelajaran kooperatif juga dipandang dapat memberikan pengaruh positif terhadap siswa baik pada hal
sikap maupun hasil belajarnya. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif, aktivitas belajar siswa akan semakin baik dan hasil belajarnya pun
32 turut baik pula. Sejalan dengan hal tersebut House 2006: 40 menyatakan
bahwa: The relationship between student self-beliefs and mathematics
achievement is critical for success and several approaches have been designed to foster positive student attitudes toward
mathematics. The development of a supportive classroom environment and the selection of effective learning examples
enhanced student motivation for learning mathematics. Likewise, cooperative learning strategies are generally associated with
improved student achievement and more favorable attitudes toward mathematics.
Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa hubungan antara kepercayaan diri peserta didik dan prestasi matematika sangat penting untuk keberhasilan dan
beberapa pendekatan telah dirancang untuk mendorong sikap positif peserta didik terhadap matematika. Pengembangan dari lingkungan kelas yang
mendukung dan pemilihan pembelajaran yang efektif sebagai contoh memotivasi peserta didik untuk meningkatkan belajar matematika. Demikian juga, strategi
pembelajaran kooperatif umumnya terkait dengan pelajar yang meningkat prestasinya dan sikap yang lebih menguntungkan ke arah matematika.
Jarolimek Parker dalam Isjoni 2010: 24, keunggulan yang diperoleh dalam pembelajaran kooperatif antara lain: 1 Saling ketergantungan yang
positif; 2 Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu; 3 Siswa
33 dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas; 4 Suasana kelas yang
santai dan menyenangkan; 5 Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru; 6 Memiliki banyak kesempatan untuk
mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.
2.1.10 Model Pembelajaran Jigsaw