33 dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas; 4 Suasana kelas yang
santai dan menyenangkan; 5 Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru; 6 Memiliki banyak kesempatan untuk
mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.
2.1.10 Model Pembelajaran Jigsaw
Pada sub bab ini akan dibahas beberapa teori. Teori-teori tersebut meliputi hakikat model, langkah-langkah, dan kekurangan dan kelebihan model
Jigsaw.
2.1.10.1 Hakikat Model Jigsaw
Model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak tipe. Salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu Jigsaw. Tipe Jigsaw adalah salah satu tipe
pembelajaran kooperatif dimana pembelajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa yang bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran dan mendapatkan pengalaman belajar yang maksimal, baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Pada
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini setiap siswa menjadi anggota dari 2 kelompok, yaitu anggota kelompok asal dan anggota kelompok ahli. Anggota
kelompok asal terdiri dari 3-5 siswa yang setiap anggotanya diberi nomor kepala 1-5. Nomor kepala yang sama pada kelompok asal berkumpul pada suatu
kelompok yang disebut kelompok ahli. Dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terdapat 3 karakteristik yaitu:
a. kelompok kecil, b. belajar bersama, dan c. pengalaman belajar. Esensi kooperatif learning adalah tanggung jawab individu sekaligus tanggung jawab
34 kelompok, sehingga dalam diri siswa terbentuk sikap ketergantungan positif
yang menjadikan kerja kelompok optimal. Keadaan ini mendukung siswa dalam kelompoknya belajar bekerja sama dan tanggung jawab dengan sungguh-
sungguh sampai suksesnya tugas-tugas dalam kelompok. Model
pemelajaran kooperatif
tipe Jigsaw
berbeda dengan
pembelajaran tradisional. Dalam model pembelajaran biasa atau tradisonal guru menjadi pusat semua kegiatan kelas. Sebaliknya, di dalam model belajar tipe
Jigsaw, meskipun guru tetap mengendalikan aturan, ia tidak lagi menjadi pusat kegiatan kelas, tetapi siswalah yang menjadi pusat kegiatan kelas Isjoni, 2013:
82. Hal ini sejalan dengan pendapat Adams 2013: 68 menyatakan bahwa: Compared with traditional teaching methods, the jigsaw has
several benefits or advantages or importance. First and foremost, most teachers find jigsaw easy to learn because teacher is not the
sole provider of knowledge which makes most teachers enjoys working with it because it can be used with other teaching
strategies. It works even if only used for an hour per day. Again, it is an efficient way to learn. It enables students take ownership
in thework and achievement. Students are held accountable among their peers, also learning revolves round interaction with
peers and therefore students are active participants in the learning process and this helps build interpersonal and
interactive skills.
35 Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa dibandingkan dengan metode
pengajaran tradisional, jigsaw memiliki beberapa manfaat atau keuntungan. Pertama dan terpenting, kebanyakan guru menemukan jigsaw mudah untuk
dipelajari karena guru bukan satu-satunya penyedia pengetahuan yang membuat kebanyakan guru menikmati bekerja dengannya karena dapat digunakan dengan
strategi pengajaran lainnya. Guru bekerja bahkan jika hanya digunakan untuk satu jam per hari. Sekali lagi, itu adalah cara yang efisien untuk belajar. Hal ini
memungkinkan siswa mengambil kepemilikan dalam pekerjaan dan prestasi. Siswa bertanggungjawab di antara teman-teman mereka, juga belajar berputar
interaksi dengan teman sebaya dan oleh karena itu siswa aktif dalam proses pembelajaran dan ini membantu membangun keterampilan interpersonal dan
interaktif. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada dasarnya merupakan suatu model dimana guru di sini berperan sebagai fasilitator dan memotivasi siswa. Dalam
model ini siswa yang menjadi pusat kegiatan kelas. Selain itu, model ini dapat melatih siswa untuk memiliki sikap bertanggungjawab dan melatih siswa untuk
berinteraksi dengan teman satu dengan teman lainnya.
2.1.10.2 Langkah-langkah pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw