Langkah-langkah pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Kelebihan dan kekurangan model

35 Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa dibandingkan dengan metode pengajaran tradisional, jigsaw memiliki beberapa manfaat atau keuntungan. Pertama dan terpenting, kebanyakan guru menemukan jigsaw mudah untuk dipelajari karena guru bukan satu-satunya penyedia pengetahuan yang membuat kebanyakan guru menikmati bekerja dengannya karena dapat digunakan dengan strategi pengajaran lainnya. Guru bekerja bahkan jika hanya digunakan untuk satu jam per hari. Sekali lagi, itu adalah cara yang efisien untuk belajar. Hal ini memungkinkan siswa mengambil kepemilikan dalam pekerjaan dan prestasi. Siswa bertanggungjawab di antara teman-teman mereka, juga belajar berputar interaksi dengan teman sebaya dan oleh karena itu siswa aktif dalam proses pembelajaran dan ini membantu membangun keterampilan interpersonal dan interaktif. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada dasarnya merupakan suatu model dimana guru di sini berperan sebagai fasilitator dan memotivasi siswa. Dalam model ini siswa yang menjadi pusat kegiatan kelas. Selain itu, model ini dapat melatih siswa untuk memiliki sikap bertanggungjawab dan melatih siswa untuk berinteraksi dengan teman satu dengan teman lainnya.

2.1.10.2 Langkah-langkah pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini berbeda dengan kelompok kooperatif lainnya, karena setiap siswa bekerja sama pada dua kelompok secara bergantian, dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut : 36 1 Siswa dibagi dalam kelompok kecil yang disebut kelompok inti, beranggotakan 4 orang. Setiap siswa diberi nomor kepala misalnya A, B, C, D. 2 Membagi wacanatugas sesuai dengan materi yang diajarkan. Masing- masing siswa dalam kelompok asal mendapat wacanatugas yang berbeda, nomor kepala yang sama mendapat tugas yang sama pada masing-masing kelompok. 3 Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki wacanatugas yang sama dalam satu kelompok sehingga jumlah kelompok ahli sama dengan jumlah wacana atau tugas yang telah dipersiapkan oleh guru. 4 Dalam kelompok ahli ini ditugaskan agar siswa belajar bersama untuk menjadi ahli sesuai dengan wacanatugas yang menjadi tanggung jawabnya. 5 Tugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan dapat menyampaikan informasi tentang hasil dari wacanatugas yang telah dipahami kepada kelompok kooperatif kelompok inti 6 Apabila tugas telah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masing- masing siswa kembali ke kelompok kooperatif asal. 7 Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk menyampaikan hasil dari tugas di kelompok asli. 8 Bila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya secara keseluruhan, masing-masing kelompok menyampaikan hasilnya dan guru memberikan klarifikasi 37

2.1.10.3 Kelebihan dan kekurangan model

Jigsaw Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan model pembelajaran jigsaw adalah sebagai berikut: 1 Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas menjalankan materi kepada rekan-rekannya. 2 Mengembangkan kemmapuan siswa mengungkapkan ide atau gagasan dalam memecahkan masalah tanpa takut membuat salah. 3 Dapat meningkatkan kemampuan sosial: mengembangkan rasa harga diri dan hubungan interpersonal yang positif. 4 Siswa lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat karena siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan menjelaskan masing-masing kelompok. 5 Siswa lebih memahami materi yang diberikan karena dipelajari lebih dalam dan sederhana dengan anggota kelompoknya. 6 Siswa lebih menguasai materi karena mampu mengajarkan materi tersebut kepada teman kelompok belajarnya. 7 Siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam kelompoknya. 8 Materi yang diberikan kepada siswa dapat merata. 9 Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif. Adapun kekurangan yang bisa ditemukan didalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah sebagai berikut: 1 Siswa yang tidak memiliki rasa percaya diri dalam berdiskusi maka akan sulit dalam menyampaikan materi pada teman. 38 2 Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya diskusi. 3 Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tenaga ahli. 4 Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan. 5 Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran. 6 Penugasan anggota kelompok untuk menjadi tim ahli sering tidak sesuai antara kemmapuan dengan kompetisi yang harus dipelajari. 7 Keadaan kondisi kelas yang ramai, sehingga siswa kurang bisa berkonsentrasi dalam menyampaikan pembelajaran yang dikuasainya. 8 Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah, misal jika ada anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugas- tugas dan pasif dalam diskusi. 9 Jika tidak didukung dengan kondisi kelas yang luas, metode sulit dijalankan mengingat siswa harus beberapa kali berpindah dan berganti kelompok. 10 Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila penataan ruang belum terkondisi dengan baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh serta butuh waktu dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik. 39

2.1.11 Materi Bangun Datar di SD Kelas V

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SIFAT SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SDN 1 PRIGI KABUPATEN BANJARNEGARA

2 19 225

KEEFEKTIFAN MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI TUNON 2 KOTA TEGAL

0 7 327

Keefektifan Model Pembelajaran Mind Mapping Materi MengapresiasiKarya Seni Rupa Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Ranjingan Banyumas

3 80 261

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI POKOK SIFAT SIFAT BANGUN DATAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KALIKAJAR KALIGONDANG

0 4 309

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SIFAT SIFAT BANGUN DATAR SISWA KELAS V SDN 2 KALIORI BANYUMAS MELALUI MODEL JIGSAW BERBANTUAN MEDIA PAPAN BERPAKU

1 20 296

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Tentang Sifat-Sifat Bangun Datar Dengan Menggunakan Metode Permainan Tebak Kata Pada Siswa Kelas V SDN 02 Dawung Ke

0 1 14

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Tentang Sifat-Sifat Bangun Datar Dengan Menggunakan Metode Permainan Tebak Kata Pada Siswa Kelas V SDN 02 Dawung Ke

0 1 12

PENINGKATAN PEMAHAMAN SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR MELALUI Peningkatan Pemahaman Sifat-Sifat Bangun Datar Melalui Strategi Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas V SDN Bakaran Kulon 01 Juwana Pati Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 15

PENERAPAN MODEL ENACTIVE, ICONIC, SYMBOLIC UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR SEDERHANA.

0 1 50

2015 IMPLEMENTASI MODEL COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SD 5 KARANGBENER

0 0 25