Tingkat Marjin Bagi Hasil Perbankan Syariah TBBS

Sistem bunga pada kenyataannya masih menjadi acuan sebagian besar masyarakat dalam melakukan transaksi pembiayaan kredit. Oleh karena itu, bank syariah pada umumnya berusaha menetapkan marjin bagi hasil yang lebih kompetitif dibandingkan dengan suku bunga kredit. Sehingga, suku bunga seharusnya lebih dipertimbangkan oleh kru BMI dalam menetapkan nisbah bagi hasil untuk berkompetisi dengan bank konvensional dalam memenangkan pangsa pasar perbankan nasional.

5.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Kriteria dan Atribut

Berdasarkan bobot kriteria yang dimiliki responden diketahui bahwa terdapat perbedaan penetapan urutan prioritas kriteria dalam menentukan besarnya nisbah bagi hasil baik pada responden mudharib maupun responden kru BMI. Pada mudharib, terdapat perbedaan urutan prioritas yang cukup signifikan antara mudharib dalam organisasi pemerintah dengan mudharib dalam organisasi swasta. Sedangkan pada responden kru BMI, tidak terdapat perbedaan urutan prioritas yang signifikan antara kru BMI di kantor Cabang Bogor dengan kru BMI di kantor pusat.

5.5.1. Mudharib BMI Cabang Bogor

1. Tingkat Marjin Bagi Hasil Perbankan Syariah TBBS

Baik mudharib pada organisasi pemerintah maupun mudharib pada organisasi swasta memiliki preferensi yang kuat terhadap kriteria TBBS. Mudharib pada organisasi pemerintah menetapkan kriteria ini sebagai prioritas pertama dengan bobot sebesar 0,397 dan mudharib pada organisasi swasta menetapkannya pada prioritas kedua dengan bobot sebesar 0,22. Faktor yang membedakan kedua preferensi tersebut diduga terletak pada cara pandang kedua mudharib terhadap sistem bagi hasil. Mudharib yang menetapkan kriteria TBBS sebagai prioritas pertama memandangnya dari sudut pandang agama. Sehingga menurutnya, sistem bagi hasil yang diperintahkan oleh agamanya dapat mendatangkan keuntungan baginya. Sedangkan mudharib yang menetapkan kriteria TBBS sebagai prioritas kedua melihat dari sudut pandang rasio logika. Menurutnya, selama sistem bagi hasil menguntungkan, maka mudharib akan terus menggunakan sistem tersebut dalam usahanya. Terdapat tiga variabel yang menjadi atribut dari kriteria TBBS. Atribut itu terdiri dari Marjin Bagi Hasil Bank Syariah Tertentu BBST, Marjin Bagi Hasil Rata-Rata Beberapa Bank Syariah BRBS, dan Marjin Bagi Hasil Rata-Rata Perbankan Syariah BRPS Tabel 16. Tabel 16. Bobot Atribut TBBS Berdasarkan Gabungan Pendapat Seluruh Mudharib Kriteria Atribut Bobot Marjin Bagi Hasil Rata-Rata Perbankan Syariah BRPS 0,10 Marjin Bagi Hasil Rata-Rata Beberapa Bank Syariah BRBS 0,35 Tingkat Marjin Bagi Hasil Perbankan Syariah TBBS Marjin Bagi Hasil Bank Syariah Tertentu BBST 0,55 Sebagian besar mudharib memiliki pertimbangan yang kuat terhadap atribut BBST dan BRBS. Alasannya, sebagian besar responden mudharib cukup familiar dengan salah satu ataupun beberapa bank syariah ternama yang menjadi pesaing BMI secara langsung, sehingga mereka dapat dengan mudah mendapatkan informasi mengenai besarnya marjin bagi hasil pembiayaan mudharabah . Konsekuensinya, mudharib selalu membandingkan besarnya marjin bagi hasil BMI dengan besarnya marjin bagi hasil bank-bank tersebut ketika akan melakukan transaksi pembiayaan. Atribut BRPS menempati prioritas terakhir karena atribut tersebut mencerminkan kondisi sebagian responden mudharib yang kurang terbiasa dalam menganalisis atau mengikuti perkembangan tingkat marjin keuntungan perbankan syariah nasional.

2. Tingkat Suku Bunga Perbankan Konvensional TBBK

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Terhadap Jumlah Nasabah Deposito PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Medan

0 52 90

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL ATAS PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA BANK SYARIAH“ (Studi Kasus Pada PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank Muamalat cabang Jember)

1 27 20

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL ATAS PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA BANK SYARIAH“ (Studi Kasus Pada PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank Muamalat cabang Jember)

0 9 20

Prinsip keadilan dalam penetapan nisbah bagi hasil mudharabah pada bank syariah (studi kasus Bank Muamalat Indonesia Tbk)

1 3 93

Analisis swot terhadap deposito mudharabah : studi kasus pt.bank muamalat indonesia tbk.cabang pemabantu kalimantan

0 31 0

Analisis Strategi Pemasaran Produk Tabungan Muamalat PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Bogor

9 47 121

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Musyarakah Dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.).

0 3 15

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Musyarakah Dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.).

0 2 15

PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP BAGI HASIL (MUDHARABAH) PADA BANK MUAMALAT CABANG PADANG.

0 0 6

ANALISIS PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN PERLAKUAN AKUNTANSINYA PADA BANK SYARIAH (STUDI KASUS PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA TBK. CABANG SURABAYA) - Perbanas Institutional Repository

0 0 22