Bank Syariah TINJAUAN PUSTAKA

1. Bank Devisa Bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. 2. Bank Non Devisa Bank yang tidak dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing. 4. Segi Menentukan Harga Berdasarkan segi menentukan harga, bank terbagi menjadi: 1. Bank Konvensional Bank yang dalam menetapkan harga jual kepada nasabahnya dan harga beli kepada debiturnya berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. 2. Bank Syariah Bank yang menetapkan harga dengan cara menerapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak penyimpan maupun pengguna dana.

2.2. Bank Syariah

2.2.1. Definisi dan Fungsi Bank Syariah

Menurut Perwataatmadja dan Antonio dalam Muhammad 1997, bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam atau bank yang tata cara beropersinya mengacu pada ketentuan Al-Quran dan Hadits. Bank syariah merupakan suatu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan, memberikan pinjaman dan memberikan pelayanan jasa yang berlandaskan pada prinsip syariah Islam Karim, 2004. Baraba 1999 menambahkan satu fungsi bank syariah, yaitu sebagai pengelola fungsi sosial seperti pengelolaan dana zakat dan penerimaan serta penyaluran dana kebajikan fungsi optional.

2.2.2. Falasafah Operasional Bank Syariah

Menurut Muhammad 2003, hal-hal yang harus dilakukan bank syariah dalam menjalankan operasionalnya adalah dengan cara menjauhkan diri dari praktik-praktik yang memiliki unsur riba serta menerapkan sistem bagi hasil dan perdagangan. Unsur riba tersebut dihindari dengan cara: 1. Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan keberhasilan suatu usaha di muka secara pasti. 2. Menghindari penggunaan sistem persentasi untuk pembebanan biaya terhadap utang atau pemberian imbalan terhadap simpanan yang mengandung unsur melipatgandakan secara otomatis utang atau simpanan tersebut hanya karena berjalannya waktu. 3. Menghindari penggunaan sistem perdagangan atau penyewaan barang ribawi dengan imbalan barang ribawi lainnya dengan memperoleh kelebihan baik kuantitas maupun kualitas. 4. Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan di muka tambahan atas utang yang bukan atas prakarsa yang mempunyai utang secara sukarela. Perbedaan antara bank syariah dengan bank konvensional dapat dilihat dalam Tabel 3.

2.2.3. Produk-Produk Bank Syariah

Menurut Antonio 2001, produk-produk bank syariah terdiri dari lima prinsip: 1 Prinsip Simpanan atau Titipan, 2 Prinsip Bagi Hasil, 3 Prinsip Jual Beli, 4 Prinsip Sewa, 5 Prinsip Pengambilan Fee. Muhammad 2003 menambahkan prinsip-prinsip tersebut dengan Prinsip Biaya Administrasi. 1 Prinsip Simpanan atau Titipan Prinsip simpanan dalam fikih Islam dikenal dengan nama Al-Wadi’ah yang dapat didefinisikan sebagai titipan murni dari satu pihak muwaddi’ ke pihak lain mustawda’, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki Antonio, 2001. Produk berdasarkan prinsip ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu: Wadi’ah Yad Al-Amanah , yaitu titipan murni dari pihak penitip, dan Wadi’ah Yad Al-Dhomanah yaitu titipan yang dapat dimanfaatkan oleh penerima titipan dengan syarat memeperoleh kembali asetnya kapan pun dibutuhkan. Tabel 3. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional Perihal Bank Syariah Bank Konvensional Landasan Operasional • Uang sebagai alat ukur bukan komoditi. • Bunga dalam berbagai bentuknya dilarang. • Menggunakan prinsip bagi hasil dan keuntungan atas transaksi riil. • Tidak bebas nilai, melainkan berdasarkan Al-Quran dan Hadits. • Uang sebagai komoditi yang dipertahankan. • Bunga sebagai instrumen imbalan terhadap pemilik uang yang ditetapkan di muka. • Bebas nilai berdasarkan prinsip materialistis Fungsi dan Peran • Lembaga intermediari • Agenmanajer investasi • Investor • Penyedia jasa lalu lintas pembayaran • Pengelola dana kebajikan Zakat Infak Shadaqah ZIS • Hubungan dengan nasabah sebagai mitra • Lembaga intermediari • Penghimpun dana dan meminjamkannya kembali kepada masyarakat dengan imbalan berupa bunga. • Penyedia jasa lalu lintas pembayaran. • Hubungan dengan nasabah adalah hubungan debitur- kreditur. Risiko Usaha • Dihadapi bersama dengan prinsip keadilan dan kejujuran. • Tidak mengenal kemungkinan adanya selisih negatif negative spread • Risiko bank tidak terkait langsung dengan debitur, begitu pula sebaliknya. • Kemungkinan terdapat selisih negatif antara pendapatan bunga dengan beban bunga. Sistem Pengawasan • Adanya Dewan Pengawas Syariah DPS yang bertugas untuk memastikan operasional bank tidak menyimpang dari syariah • Aspek moralitas seringkali terlanggar karena tidak adanya nilai religius yang mendasari operasional bank. Sumber : Supraptiwiningsih, 2004 2 Prinsip Bagi Hasil Antonio 2001 menyatakan bahawa prinsip Bagi Hasil dalam perbankan syariah dapat dilakukan dalam empat akad utama, yaitu: 1. Al-Mudharabah Trust FinancingTrust Investment Akad kerja sama usaha antara dua pihak, dimana pihak pertama shahibul mal menyediakan seluruh modal usaha, sedangkan pihak lainnya sebagai pengelola mudharib. 2. Al-Musyarakah PartnershipProject Financing Participation Akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana atau keahlian. 3. Al-Muzara’ah Harvest-Yield Profit Sharing Akad kerja sama pengolahan pertanian antara pemilik lahan dan penggarap di mana pemilik lahan memberikan lahan pertanian kepada si penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu dari hasil panen. 4. Al-Musaqah Plantation Management Fee Based on Certain Portion of Yield Bentuk kerja sama pengolahan pertanian di mana si penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan. 3 Prinsip Jual BeliPengembalian Keuntungan Menurut Antonio 2001, prinsip jual beli terdiri dari Bai’ Al-Murabahah, Bai’ As-Salam, dan Bai’ Al-Istishna . Muhammad 2003 menambahkan Bai’ Bithaman Ajil, Bai’ Al- Musawamah, Bai’ At-Tauliah, Bai’ Al-Muwadhaah, Bai’ Al- Muqayadhah, Bai’ Al-Mutlaq, dan Bai’ Ash-Sharf. 1. Bai’ Al-Murabahah Deferred Payment Sale Jual beli barang pada harga asal ditambah dengan keuntungan yang disepakati. 2. Bai’ As-Salam In-Front Payment Sale Pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka. 3. Bai’ Al-Istishna Purchase by Order or Manufacture Kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang di mana pembuat barang menerima pesanan dari pembeli kemudian pembuat barang berusaha malalui orang lain untuk membuat atau membeli barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya pada pembeli akhir. 4. Bai’ Bithaman Ajil Letter of Credit Konsep jual beli dimana penjual menjual dengan harga asal ditambah dengan margin keuntungan yang telah disepakati dan dibayar secara berangsur. 5. Bai’ Al-Musawamah Jual beli biasa di mana penjual memasang harga tanpa memberitahu si pembeli tentang margin keuntungan yang diambilnya. 6. Bai’ At-Tauliah Menjual dengan harga beli tanpa mengambil keuntungan sedikit pun. 7. Bai’ Al-Muwadhaah Menjual dengan harga yang lebih rendah dari harga beli. 8. Bai’ Al-Muqayadhah Bentuk awal dari transaksi di mana barang ditukar dengan barang barter. 9. Bai’ Al-Mutlaq Bentuk jual-beli biasa di mana barang ditukar dengan uang. 10. Bai’ Ash-Sharf Jual beli valuta asing di mana uang ditukar dengan barang Money Exchange. Menurut penpadat sebagian ahli, produk ini tidak termasuk ke dalam akad jual-beli melainkan akad tukar menukar. 4 Prinsip Sewa Menurut Antonio 2001, prinsip sewa yang dalam istilah perbankan syariah dikenal sebagai Al-Ijarah Operational Lease terdiri dari Al-Ijarah Al-Mutlaqah dan Al-Ijarah Al-Muntahia Bit-Tamlik . Muhammad 2003 menambahkannya dengan Bai’ At-Ta’jiri dan Musyarakah Mutanaqisah. Karim 2004 menambahkannya dengan Al-Ju’alah, sedangkan Muhammad 2003 meletakkan Al-Ju’alah pada prinsip Pengambilan Fee. 1. Al-Ijarah Al-Mutlaqah Operational Lease Akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. 2. Al-Ijarah Al-Muntahia Bit-Tamlik Financial Lease With Purchase Option Perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan si penyewa. 3. Bai’ At-Ta’jiri Hire Purchase Kontrak sewa yang diakhiri dengan penjualan. 4. Musyarakah Mutanaqisah Decreasing Participation Kombinasi antara musyarakah dengan ijarah. 5. Al-Ju’alah Special Service Akad Al-Ijarah yang pembayarannya didasarkan atas kinerja objek yang disewadiupah. 5 Prinsip Pengmbilan Fee Menurut Antonio 2001, produk-produk perbankan syariah dengan menggunakan prinsip pengambilan fee Fee- Based Service terdiri dari Al-Wakalah, Al-Kafalah, Al- Hawalah , Ar-Rahn, dan Al-Qardh. Sedangkan Muhammad 2003 memasukkan Al-Qardh pada prinsip Biaya Administrasi. 1. Al-Wakalah Deputyship Penyerahan, pendelegasian, atau pemberian mandat. 2. Al-Kafalah Guaranty Jaminan yang diberikan oleh penanggung kafil kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. 3. Al-Hawalah Transfer Service Pengalihan beban utang dari orang yang berutang muhil kepada orang lain yang wajib menanggungnya muhal ‘alaih. 4. Ar-Rahn Mortgage Menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. 6 Prinsip Biaya Administrasi Muhammad 2003 menempatkan produk Al-Qardh dalam prinsip Biaya Administrasi, sedangkan Antonio 2001 menempatkannya pada prinsip Pengambilan Fee. Al-Qardh Soft and Benevolent Loan adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Akad ini merupakan akad saling bantu membantu ‘Aqd-Tathowwui’i bukan akad komersial.

2.3. Sistem Bagi Hasil Profit and Loss Sharing

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Terhadap Jumlah Nasabah Deposito PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Medan

0 52 90

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL ATAS PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA BANK SYARIAH“ (Studi Kasus Pada PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank Muamalat cabang Jember)

1 27 20

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL ATAS PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA BANK SYARIAH“ (Studi Kasus Pada PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank Muamalat cabang Jember)

0 9 20

Prinsip keadilan dalam penetapan nisbah bagi hasil mudharabah pada bank syariah (studi kasus Bank Muamalat Indonesia Tbk)

1 3 93

Analisis swot terhadap deposito mudharabah : studi kasus pt.bank muamalat indonesia tbk.cabang pemabantu kalimantan

0 31 0

Analisis Strategi Pemasaran Produk Tabungan Muamalat PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Bogor

9 47 121

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Musyarakah Dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.).

0 3 15

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Musyarakah Dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.).

0 2 15

PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP BAGI HASIL (MUDHARABAH) PADA BANK MUAMALAT CABANG PADANG.

0 0 6

ANALISIS PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN PERLAKUAN AKUNTANSINYA PADA BANK SYARIAH (STUDI KASUS PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA TBK. CABANG SURABAYA) - Perbanas Institutional Repository

0 0 22