2. Jumlah Dana yang Tersedia
Jumlah dana yang berasal dari berbagai sumber dan tersedia untuk diinvestasikan. Dana tersebut dapat dihitung
dengan menggunakan metode rata-rata saldo minimum bulanan atau rata-rata total saldo harian.
3. Nisbah Bagi Hasil Profit Sharing Ratio
Salah satu ciri dari pembiayaan mudharabah adalah nisbah yang harus ditentukan dan disetujui pada awal perjanjian.
2. Faktor Tidak Langsung
1. Penentuan Butir-Butir Pendapatan dan Biaya
Bank dan nasabah melakukan share dalam pendapatan dan biaya. Bagi hasil yang berasal dari pendapatan setelah
dikurangi dengan biaya-biaya disebut dengan Profit Sharing
. Sedangkan jika bagi hasil hanya dari pendapatan dan semua biaya ditanggung oleh bank disebut dengan
Revenue Sharing .
2. Kebijakan Akunting
Bagi hasil tidak secara langsung dipengaruhi oleh prinsip dan metode akunting yang diterapkan oleh bank, terutama
yang berhubungan dengan pengakuan pendapatan dan biaya.
2.4. Konsep Mudharabah
2.4.1. Definisi Mudharabah
Kata mudharabah secara etimologi berasal dari kata dharb. Dalam bahasa Arab, kata ini termasuk ke dalam kata yang memiliki
banyak arti. Namun dibalik keluwesan kata ini, dapat ditarik benang merah yang dapat mencerminkan keragaman makna yang
ditimbulkannya, yaitu bergeraknya sesuatu kepada sesuatu yang lain Muhammad, 2003.
Akad mudharabah merupakan akad antara dua pihak di mana satu pihak berperan sebagai pemilik modal shahibul mal dan
mempercayakan sejumlah modalnya untuk dikelola oleh pihak kedua, yakni pengelola mudharib, dengan tujuan mendapatkan
keuntungan Karim, 2004. Keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan
dalam kontrak berupa besarnya nisbah bagi hasil. Kerugian ditanggung oleh shahibul mal selama kerugian itu bukan diakibatkan
kelalaian mudharib. Seandainya memang akibat kecurangan atau kelalaian mudharib, maka ia harus bertanggung jawab atas kerugian
tersebut.
Gambar 1. Skema Pembiayaan Mudharabah Antonio, 2001
2.4.2. Persyaratan Dalam Akad Mudharabah
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 746PBI2005 Bab II Pasal 6, persyaratan pembiayaan mudharabah sekurang-
kurangnya sebagai berikut: 1
Bank bertindak sebagai shahibul mal yang menyediakan dana secara penuh dan nasabah bertindak sebagai mudharib yang
mengelola dana dalam kegiatan usaha. 2
Jangka waktu pembiayaan, pengembalian dana, dan pembagian keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan
bank dan nasabah.
Nasabah Mudharib
Bank Shahibul Mal
Keahlian Keterampilan
Modal 100
PROYEK USAHA
PEMBAGIAN KEUNTUNGAN
MODAL
Nisbah X Nisbah Y
Pengembalian Modal Pokok
PERJANJIAN BAGI HASIL
3 Bank tidak ikut serta dalam pengelolaan usaha nasabah tetapi
memiliki hak dalam pengawasan dan pembinaan usaha nasabah.
4 Pembiayaan diberikan dalam bentuk tunai dan atau barang.
5 Dalam hal pembiayaan yang diberikan dalam bentuk tunai
harus dinyatakan jumlahnya. 6
Dalam hal pembiayaan yang diberikan dalam bentuk barang, maka barang yang diserahkan harus dinilai berdasarkan harga
perolehan atau harga pasar wajar. 7
Pembagian keuntungan dari pengelolaaan dana dinyatakan dalam bentuk nisbah yang disepakati.
8 Bank menanggung seluruh risiko kerugian usaha yang dibiayai
kecuali jika nasabah melakukan kecurangan, lalai, atau menyalahi perjanjian yang mengakibatkan kerugian usaha.
9 Nisbah bagi hasil yang disepakati tidak dapat diubah
sepanjang jangka waktu investasi, kecuali atas dasar kesepakatan para pihak dan tidak berlaku surut.
10 Nisbah bagi hasil dapat ditetapkan secara berjenjang tiering
yang besarnya berbeda-beda berdasarkan kesepakatan pada awal akad.
11 Pembagian keuntungan dilakukan dengan menggunakan
metode bagi untung dan rugi profit and loss sharing atau metode bagi pendapatan revenue sharing.
12 Pembagian keuntungan berdasarkan hasil usaha dari mudharib
sesuai dengan laporan hasil usaha mudharib. 13
Dalam hal nasabah ikut menyertakan modal dalam kegiatan usaha yang dibiayai bank, maka berlaku ketentuan berikut:
i Nasabah bertindak sebagai mitra usaha dan mudharib. ii Atas keuntungan yang dihasilkan dari kegiatan usaha yang
dibiayai tersebut, maka nasabah mengambil bagian keuntungan dari porsi modalnya. Sisa keuntungan dibagi
sesuai kesepakatan antara bank dan nasabah
14 Pengembalian pembiayaan dilakukan pada akhir periode akad
untuk pembiayaan dengan jangka waktu sampai dengan satu tahun atau dilakukan secara angsuran berdasarkan aliran kas
masuk cash in flow usaha nasabah. 15
Bank dapat meminta jaminan atau agunan untuk mengantisipasi risiko apabila nasabah tidak dapat memenuhi
kewajiban sebagaimana dimuat dalam akad karena kelalaian dan atau kecurangan.
2.4.3. Rasionalitas dalam Kontrak Mudharabah
Kontrak mudharabah
pada prinsipnya memberikan keleluasaan bagi mudharib untuk menentukan level optimal usaha yang akan
dilakukannya Muljawan, 2001. Berdasarkan prinsip di atas, maka sesungguhnya mudharib berhak mempertimbangkan keuntungan
yang diharapkannya ketika dia menentukan nisbah bagi hasil. Sehingga, menurut Muljawan 2001, rasionalitas kontrak
mudharabah terjadi jika bagian profit atau benefit untuk mudharib
memenuhi tingkat kepuasan minimum dari shahibul mal dan juga bagian profit atau benefit untuk shahibul mal memenuhi tingkat
kepuasan minimum dari mudharib. Keadaan ini mengimplikasikan bahwa kontrak mudharabah
akan menjadi rasional jika masing-masing pihak berada dalam suatu kondisi yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan akses
terhadap informasi secara lengkap Muljawan, 2001. Dengan kata lain, tingkat kepuasan minimum dalam menerima profit atau benefit
dari masing-masing pihak akan terpenuhi jika kedua pihak mendapatkan akses informasi yang dibutuhkannya secara lengkap.
2.5. Nisbah Bagi Hasil