Rata-Rata Responden Berdasarkan bobot kriteria yang dimiliki setiap responden, maka

menarik nasabah tersebut atau calon nasabah lainnya agar selalu menyimpan dananya di bank. Besarnya biaya bagi hasil ini penting untuk dipertimbangkan oleh pihak bank guna memperhitungkan besarnya laba yang akan diperoleh bank. Semakin besar biaya bagi hasil, maka semakin kecil laba yang akan diperoleh bank. Oleh karena itu, atribut BLD menjadi perhatian bank dalam mempertimbangkan kriteria BHI. Adapun biaya tidak langsung Overhead Cost bank dalam hal ini adalah biaya promosi atau periklanan yang dikeluarkan bank untuk menarik minat masyarakat terhadap produk-produk bank. Biaya ini tidak secara langsung berkaitan dengan upaya untuk memperoleh dana pihak ketiga dan juga memiliki porsi yang lebih kecil dari biaya bagi hasil. Oleh karena itu, bank memiliki pertimbangan yang lemah terhadap atribut BTLD dalam mempertimbangkan kriteria BHI.

5.5.3. Rata-Rata Responden Berdasarkan bobot kriteria yang dimiliki setiap responden, maka

akan dilakukan gabungan pendapat responden pada masing-masing kelompok mudharib dan kru BMI dengan menggunakan metode Pairwise Comparison . Penggabungan tersebut bertujuan untuk menentukan bobot rata-rata dari kriteria yang dimiliki rata-rata responden mudharib dan kru BMI dalam menetapkan besarnya nisbah bagi hasil. Berdasarkan bobot rata-rata yang dihasilkan dari perhitungan gabungan pendapat mudharib dan kru BMI tersebut, diketahui bahwa terdapat perbedaan urutan prioritas yang dimiliki kedua pihak dalam menetapkan besarnya nisbah bagi hasil pada pembiayaan mudharabah . Tabel 26. Tabel 26. Bobot Kriteria Gabungan Pendapat Responden Kriteria Mudharib Kru BMI Tingkat Marjin Bagi Hasil Perbankan Syariah TBBS I 0,29 IV 0,09 Tingkat Suku Bunga Perbankan Konvensional TBBK III 0,18 V 0,06 Bagi Hasil untuk InvestorDeposanPenabung BHI V 0,10 II 0,20 Perkiraan Marjin Keuntungan Usaha Mudharib PMKU II 0,28 I 0,47 Jangka Waktu Pembiayaan JWP IV 0,16 III 0,17 Perbedaan paling jelas terlihat pada penetapan prioritas kriteria Bagi Hasil untuk Investor BHI, Tingkat Marjin Bagi Hasil Perbankan Syariah TBBS, dan Tingkat Suku Bunga Perbankan Konvensional TBBK. Kriteria BHI yang menjadi prioritas terakhir pada sebagian besar mudharib merupakan salah satu kriteria yang paling diperhatikan sebagian besar kru BMI dalam menetapkan nisbah bagi hasil. Sedangkan kriteria TBBS yang sebagian besar mudharib menetapkannya pada prioritas utama ditetapkan oleh sebagian besar kru BMI pada prioritas keempat. Begitu pula dengan kriteria TBBK yang menempati prioritas terakhir bagi seluruh kru BMI menjadi kriteria yang berada pada prioritas ketiga bagi mudharib . Sebagian besar mudharib menetapkan kriteria PMKU pada prioritas kedua dengan bobot yang mendekati bobot kriteria pertamanya. Seluruh Kru BMI pun menetapkan kriteria PMKU pada prioritas pertama dalam menetapkan besarnya nisbah bagi hasil. Dengan kata lain, kriteria ini ditetapkan sebagai prioritas utama oleh kedua pihak dalam menentukan besarnya nisbah bagi hasil. Artinya, diperkirakan terjadi saling kesesuaian pertimbangan dan kesepakatan antara mudharib dengan bank dalam dalam hal mempertimbangkan marjin keuntungan usaha mudharib sebagai pertimbangan utama dalam menentukan besarnya nisbah bagi hasil. Sebagian besar mudharib dan kru BMI diduga memiliki preferensi yang sama dalam mempertimbangkan kriteria JWP. Kesamaan pertimbangan ini dibuktikan dengan besarnya bobot kriteria JWP antara kedua pihak yang sangat dekat. Sebagian besar mudharib menetapkan kriteria ini sebagai prioritas keempat dengan bobot sebesar 0,16. Tidak berbeda jauh dengan mudharib, sebagian besar kru BMI menetapkan kriteria ini pada prioritas ketiga dengan bobot sebesar 0,17. Artinya, terjadi kesesuaian preferensi antara pihak mudharib dengan pihak kru BMI dalam mempertimbangkan jangka waktu pembiayaan ketika menentukan besarnya nisbah bagi hasil.

5.6. Nilai Keputusan

Responden Menurut Mangkusubroto dan Trisnadi 1987, analisa keputusan terdiri dari empat aspek, yaitu pemilihan alternatif, kodifikasi informasi, penetapan preferensi, dan penetapan keputusan yang logis. Penentuan nilai keputusan responden terhadap kriteria penetapan nisbah bagi hasil termasuk ke dalam aspek keempat dalam analisa keputusan, yaitu penetapan keputusan yang logis. Nilai keputusan untuk masing-masing responden dihasilkan dari model perhitungan berdasarkan konsep Multi Criteria Decision Making MCDM dengan Metode Bayes sebagai alat hitungnya. Nilai keputusan inilah yang merepresentasikan pertimbangan mudharib dan kru BMI dalam menetapkan besarnya nisbah bagi hasil Lampiran 6 dan 7. Nilai keputusan masing-masing responden berkorelasi positif dengan kuat-lemahnya pertimbangan responden terhadap kriteria penetapan nisbah bagi hasil yang ditetapkan oleh ALCO. Jika nilai keputusan yang dimiliki responden semakin besar, maka semakin kuat pula pertimbangan responden terhadap kriteria penetapan nisbah bagi hasil tersebut. Artinya, pertimbangan kru BMI akan semakin sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan ALCO dan pertimbangan mudharib akan semakin mengakomodasi pertimbangan bank dalam menetapkan besarnya nisbah bagi hasil.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Terhadap Jumlah Nasabah Deposito PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Medan

0 52 90

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL ATAS PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA BANK SYARIAH“ (Studi Kasus Pada PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank Muamalat cabang Jember)

1 27 20

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL ATAS PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA BANK SYARIAH“ (Studi Kasus Pada PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank Muamalat cabang Jember)

0 9 20

Prinsip keadilan dalam penetapan nisbah bagi hasil mudharabah pada bank syariah (studi kasus Bank Muamalat Indonesia Tbk)

1 3 93

Analisis swot terhadap deposito mudharabah : studi kasus pt.bank muamalat indonesia tbk.cabang pemabantu kalimantan

0 31 0

Analisis Strategi Pemasaran Produk Tabungan Muamalat PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Bogor

9 47 121

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Musyarakah Dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.).

0 3 15

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Musyarakah Dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.).

0 2 15

PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP BAGI HASIL (MUDHARABAH) PADA BANK MUAMALAT CABANG PADANG.

0 0 6

ANALISIS PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN PERLAKUAN AKUNTANSINYA PADA BANK SYARIAH (STUDI KASUS PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA TBK. CABANG SURABAYA) - Perbanas Institutional Repository

0 0 22