III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk BMI adalah salah satu bank syariah terbesar di Indonesia yang memiliki concern yang cukup besar
dalam memajukan sektor riil. Salah satu produk BMI yang sesuai dengan tujuan tersebut adalah produk pembiayaan mudharabah. Melalui
pembiayaan mudharabah, mudharib diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraannya dari hasil keuntungan usaha yang diperolehnya. Besar atau
kecilnya keuntungan tersebut ditetapkan oleh bank dan mudharib berdasarkan nisbah bagi hasil.
Penetapan besarnya nisbah bagi hasil produk pembiayaan mudharabah di bank syariah dilandasi oleh kesepakatan antara pihak bank
sebagai pemilik dana dan mudharib sebagai pengelola dana. Pada dasarnya, baik bank maupun mudharib masing-masing memiliki pertimbangan atau
kriteria tertentu yang akan digunakannya dalam menyepakati besarnya nisbah bagi hasil.
Kriteria yang digunakan peneliti untuk menganalisis pertimbangan responden mudharib dan kru staf BMI merupakan kriteria yang ditetapkan
bank syariah secara umum dalam menetapkan besarnya nisbah bagi hasil pembiayaan mudharabah. Artinya bagi kru BMI, kriteria tersebut memang
merupakan kriteria yang dipertimbangkannya ketika menetapkan besarnya nisbah bagi hasil. Sedangkan bagi mudharib, kriteria tersebut bukanlah
mutlak merupakan kriteria yang dipertimbangkannya dalam menetapkan besarnya nisbah bagi hasil.
Tujuan menjadikan kriteria tersebut sebagai variabel keputusan mudharib dalam menentukan besarnya nisbah bagi hasil adalah untuk
mengetahui kesesuaian antara kriteria yang ditetapkan bank syariah dengan pertimbangan mudharib dalam menentukan besarnya nisbah bagi hasil yang
diharapkan. Dengan membandingkan pertimbangan mudharib dengan pertimbangan kru BMI sebagai tolak ukurnya, maka akan dapat diketahui
rasionalitas dari kriteria penetapan nisbah tersebut dan juga rasionalitas dari besarnya nisbah itu sendiri.
Besaran nisbah bagi hasil yang rasional akan berimplikasi pada kontrak pembiayaan mudharabah yang rasional. Kontrak mudharabah yang
rasional akan menyebabkan peningkatan pada kepercayaan dan kepuasan mudharib dalam menggunakan produk mudharabah. Sehingga, pembiayaan
mudharabah yang merupakan core product bank syariah diharapkan dapat menjadi daya ungkit yang besar untuk meningkatkan sektor riil di Indonesia
Gambar 6.
3.2. Lokasi dan Waktu