2.2.2. Gejala-gejala Stres Kerja
Menurut Siagian 2004 gejala-gejala stres kerja dapat timbul dalam berbagai bentuk yang tampak pada diri seseorang. Bentuk-bentuk tersebut
dapat digolongkan pada tiga kategori antara lain: 1. Kategori fisiologis antara lain adalah perubahan yang terjadi pada
metabolisme seseorang, gangguan pada cara bekerja jantung, gangguan pada pernafasan, tekanan darah tinggi, pusing dan serangan jantung.
2. Kategori psikologis antara lain adalah ketegangan, resah, mudah tersinggung, kebosanan dan bersikap suka menunda sesuatu tugas atau
pekerjaan. 3. Kategori perilaku antara lain adalah menurunnya produktivitas kerja,
tingkat kemangkiran tinggi, keinginan pindah organisasi, cara bicara yang berubah, gelisah, sukar tidur, merokok dan minum-minum.
Menurut Siagian 2005 gejala-gejala stres dapat dilihat pada perilaku yang tidak normal seperti gugup, tegang, selalu cemas, adanya gangguan
pencernaan, tekanan darah tinggi dan lain-lain. Hal ini berpengaruh pada kondisi mental tertentu seperti minum-minuman keras, merokok secara
berlebihan, sukar tidur, tidak bersahabat, putus asa, mudah marah, sukar mengendalikan diri dan bersifat agresif. Stres yang dapat timbul karena
adanya tekanan atau ketegangan yang bersumber pada ketidakselarasannya seseorang dengan lingkungan dan apabila saran dan tuntutan tugas tidak
selaras dengan kebutuhan dan kemampuan seseorang maka ia akan mengalami stres, stres juga dapat melahirkan suatu tantangan bagi yang
bersangkutan.
2.2.3. Sumber Penyebab Stres Kerja
Menurut Davis dan Newstrom 1985 penyebab stres adalah perbedaan antara nilai perusahaan dan nilai karyawan. Artinya, perbedaan
ini menuntut karyawan dengan tekanan mental pada waktu yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nilai perusahaan dan karyawan. Penyebab stres
yang umum dan secara luas dikenal adalah perubahan suatu pekerjaan, dimana sumber stres berbeda menurut tingkat organisasinya karena
memerlukan penyesuaian dari karyawan. Perubahan cenderung
menyebabkan stres yang lebih berat apabila perubahan tersebut penting dan tidak lazim, misalnya pemberhentian sementara atau pemindahan tugas.
Kondisi kerja yang menyebabkan stres antara lain : 1 Beban kerja yang berlebihan
2 Tekanan atau desakan waktu 3 Kualitas penyelia yang jelek
4 Iklim politik yang tidak nyaman 5 Wewenang yang tidak memadai untuk melaksanakan tanggung jawab
6 Konflik dan keambiguan peran 7 Perbedaan antara nilai perusahaan dan karyawan
8 Perubahan tipe, khususnya jika penting dan tidak lazim, misalnya pemberhentian sementara
9 Frustasi
Gambar 3. Penyebab, Tipe dan Akibat dari Stres menurut Randall S. Schuler diacu Davis dan Newstrom 1985
Menurut Dessler 1997 ada dua sumber utama dari stres pekerjaan yaitu lingkungan dan personal. Faktor-faktor lingkungan yang dapat
menyebabkan stres pekerjaan mencakup jadwal kerja, irama kerja, jaminan pekerjaan, rute perjalanan kerja, jumlah dan sifat pelanggan atau klien,
kebisingan tempat kerja. Faktor-faktor personal yang dapat mempengaruhi
Karyawan
Penyebab Akibat
Stresor organisasional
Stresor nonpekerjaan
Stres Positif Akibat dari organisasional
dan personal yang kontruktif - Jangka pendek
- Jangka panjang
Stres Negatif Akibat dari organisasional
dan personal yang destruktif - Jangka pendek
Jangka panjang
Tipe
stres kerja yaitu tipe dari kepribadian seseorang. Selain stres yang berasal dari pekerjaan stres juga dapat disebabkan oleh masalah non-pekerjaan
seperti perceraian. Menurut Mangkunegara 2001 penyebab stres kerja, antara lain
beban kerja yang dirasakan terlalu berat, waktu kerja yang mendesak, kualitas pengawasan kerja yang rendah, iklim kerja yang tidak sehat,
otoritas kerja yang tidak memadai yang berhubungan dengan tanggung jawab, konflik kerja, perbedaan nilai antara karyawan dengan pemimpin
yang frustasi dalam kerja. Menurut Handoko 2001 kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stres disebut stressors. Meskipun stres dapat
diakibatkan oleh hanya satu stressors, biasanya karyawan mengalami stres karena kombinasi stressors. Ada dua kategori penyebab stres, yaitu on-the-
job dan off-the-job. Ada sejumlah kondisi kerja di dalam perusahaan yang sering
menyebabkan stres bagi para karyawan. Di antara kondisi-kondisi kerja yang menyebabkan stres “on-the-job” tersebut adalah sebagai berikut:
1 Beban kerja yang berlebihan 2 Tekanan atau desakan waktu
3 Kualitas supervisi yang jelek 4 Iklim politik yang tidak aman
5 Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai 6 Wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung jawab
7 Memenduaan peranan role ambiguity 8 Frustasi
9 Konflik antar pribadi dan antar kelompok 10 Perbedaan antar nilai-nilai perusahaan dan karyawan
11 Berbagai bentuk perubahan Di lain pihak, stres kerja juga dapat disebabkan masalah-masalah yang
terjadi di luar perusahaan yang dapat menyebabkan stres bagi para karyawan. Adapun penyebab-penyebab stres ”off-the-job” antara lain:
1 Kekhawatiran finansial 2 Masalah-masalah yang bersangkutan dengan anak
3 Masalah-masalah fisik 4 Masalah-masalah perkawinan misal; perceraian
5 Perubahan-perubahan yang terjadi di tempat tinggal 6 Masalah-masalah pribadi lainnya, seperti kematian sanak saudara.
Menurut Siagian 2004 stres merupakan interaksi antara seseorang dengan lingkungannya dengan ciri ketegangan emosional yang
mempengaruhi kondisi fisik dan mental seseorang. Terdapat tiga kelompok ”stressor” dalam kehidupan seseorang, yaitu faktor-faktor lingkungan,
faktor-faktor organisasional, dan faktor-faktor individual. Faktor-faktor lingkungan merupakan salah satu faktor penyebab seseorang menghadapi
stres yang menyangkut masalah-masalah ketidakpastian dalam bidang ekonomi, politik dan dampak dari perkembangan teknologi.
Faktor-faktor organisasional yang dapat menjadi stressor bagi karyawan berasal dari lingkungan pekerjaannya seperti tekanan untuk
menghindar dari berbuat kesalahan, menyelesaikan tugas pada satu jangka waktu tertentu, beban tugas yang terlalu berat, atasan yang kaku, tidak peka
dan terlalu banyak menuntut, rekan sekerja yang tidak mendukung. Dengan perkataan lain, faktor-faktor organisasional yang dapat menjadi ”stressor”
ialah: 1 Tuntutan tugas
2 Tuntutan peran 3 Tuntutan hubungan interpersonal,
4 Struktur organisasi 5 Kepemimpinan dan siklus hidup organisasi.
Faktor-faktor individual merupakan faktor yang berasal dari apa yang terjadi atau tidak terjadi pada jam-jam di luar jam kerja seorang karyawan
yang berpengaruh pada timbul tidaknya stres dalam kehidupan kekaryaaan seseorang. Terdapat faktor-faktor yang bersifat individual yang menjadi
stressor dalam kehidupan seseorang seperti masalah-masalah keluarga, masalah-masalah ekonomi dan kepribadian seseorang.
Menurut Siagian 2005 stres bersumber dari pekerjaan dan luar pekerjaan seseorang. Berbagai hal yang dapat menjadi sumber stres yang
berasal dari pekerjaan dapat beraneka ragam seperti beban tugas yang terlalu berat, desakan waktu, penyeliaan yang kurang baik, iklim kerja yang
menimbulkan rasa tidak aman, kurangnya informasi dari umpan balik tentang prestasi kerja seseorang, ketidakseimbangan antara wewenang dan
tanggung jawab, ketidakjelasan peranan karyawan dalam keseluruhan kegiatan organisasi, frustasi yang ditimbulkan oleh intervensi pihak lain
yang terlalu sering sehingga seseorang merasa terganggu konsentrasinya, konflik antara karyawan dengan pihak lain di dalam dan di luar kelompok
kerjanya, perbedaan sistem nilai yang dianut oleh karyawan dan yang dianut oleh organisasi dan perubahan yang terjadi, sehingga pada umumnya dapat
menimbulkan rasa ketidakpastian. Stres yang berasal dari lingkungan luar yang dihadapi oleh seseorang, seperti masalah keuangan, perilaku negatif
anak-anak, kehidupan keluarga yang tidak atau kurang harmonis, pindah tempat tinggal, ada anggota keluarga yang meninggal, kecelakaan, penyakit
gawat dan perkembangan teknologi adalah beberapa contoh penyebab stres.
2.2.4. Dampak Stres Kerja