didapat suatu nilai rata-rata tertimbang yang berada pada skala 1-5. Dengan rumus sebagai berikut:
X
i
1 2 3 4 5 f
i
f
1
f
2
f
3
f
4
f
5
Σf
i
= X
∑ ∑
= =
n i
i n
i i
i
f f
X
1 1
...........................................................................4
Keterangan : X
i
= skor butir ke-i f
i
= frekuensi skor ke-i Dari hasil nilai rata-rata tertimbang kemudian ditentukan rentang skala tiap
komponen dengan menggunakan rumus rentang skala 1-5: RS =
m 1
m −
...........................................................................5 dimana : m = jumlah alternatif jawaban tiap item
Hasil perhitungan tersebut yang kemudian akan didapat kesimpulan nilai terhadap skala 1-5 sehingga nilai rata-rata tertimbang yang dihasilkan akan
menunjukan tingkat stres kerja dan kepuasan kerja karyawan.
3.4.4. Korelasi Rank Spearman
Menurut Hakim dan Barizi 1976 korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara peubah acak X dan Y. Menurut
Djarwanto 2003 korelasi Rank Spearman diperlukan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel dimana dua variabel itu tidak
mempunya joint normal disribution dan conditional variance tidak diketahui sama, korelasi Rank Spearman ini juga dipergunakan apabila
pengukuran kuantitatif secara eksak tidak mungkin atau sulit dilakukan. Menurut Pratisto 2004 korelasi Rank Spearman digunakan untuk
mengukur tingkat keeratan hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain berdasarkan rankingnya, termasuk dalam statistik non-parametik.
Pada penelitian ini dilakukan uji korelasi Rank Spearman antara stres kerja dengan kepuasan kerja karyawan dimana pilihan jawaban diberikan dalam
bentuk skala Likert.
2 2
2 2
2
. 2
∑ ∑
∑ ∑
∑
− +
= y
x d
y x
r
i s
Tahapan kerja pengolahan data kuesioner menggunakan korelasi Rank Spearman
adalah sebagai berikut Umar, 2001: 1.
Memberi skor pada masing-masing jawaban responden berdasarkan bobot tertentu pada setiap jawaban dengan skala Likert.
2. Memindahkan jawaban dari lembar kuesioner ke lembar tabulasi dan
menghitung nilai total dari masing-masing variabel dengan program komputer Microsoft Excel.
3. Memindahkan data ke lembar kerja untuk diolah dan dianalisis dengan
menggunakan program komputer SPSS 12 for windows, menggunakan model uji korelasi pada statistik non parametrik khusus data ordinal, yaitu
data yang mempunyai skala pengukuran berjenjang dan merupakan pengamatan dari variabel X dan variabel Y. Rumus koefisien korelasi
Rank Spearman yang digunakan adalah sebagai berikut:
1 6
1
2 1
2
− −
=
∑
=
n n
d r
n i
i s
........................................................................6 Keterangan :
s
r = Koefisien korelasi Rank Spearman
2 i
d = Selisih antara peringkat X dan Y n = Jumlah sampel
Besarnya nilai terletak antara -1 r
s
1, artinya:
s
r = +1, hubungan X dan Y sempurna positif.
s
r = -1, hubungan X dan Y sempurna negatif.
s
r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali dan tidak ada hubungan.
Bila banyak terdapat angka bernilai sama, maka rumus yang digunakan adalah:
……………...........................7 dimana :
∑ ∑
− −
=
x
T n
n x
12
3 2
∑ ∑
− −
=
y
T n
n y
12
3 2
12
3 x
x x
t t
T −
=
∑
12
3 y
y y
t t
T −
=
∑
Keterangan : T = Faktor koreksi.
x
t = Banyaknya observasi untuk X tertentu yang sama.
y
t = Banyaknya observasi untuk Y tertentu yang sama.
Besarnya nilai r terletak antara -1 r 1, artinya: r = +1 Hubungan X dan Y sempurna positif mendekati 1, hubungan
sangat kuat dan positif . r = -1 Hubungan X dan Y sempurna negatif mendekati -1, hubungan
sangat kuat dan negatif . r = 0 Hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan.
Untuk koefisien korelasi pada rentang tersebut, banyak ahli yang membuat ketentuan sebagai berikut:
Tabel 3. Rentang keeratan hubungan nilai r
Interval Koefisien Keeratan Hubungan
0,00 r 0,20 Sangat lemah
0,20 ≤ r 0,40
Lemah 0,40
≤ r 0,60 Sedang
0,60 ≤ r 0,80
Kuat 0,80
≤ r 1,00 Sangat kuat
Koefisien korelasi Rank Spearman r
s
menunjukkan kuat tidaknya hubungan antara variabel X dan variabel Y. Skala hubungan kedua peubah
berdasarkan batasan champion yang digunakan untuk mengkategorikan nilai r
s
yaitu sebagai berikut: 1.
0,00 sampai 0,25 atau 0,00 sampai -0,25 disebut no association, yaitu kondisi yang menunjukkan tidak adanya hubungan antara variabel X dan
variabel Y.
2. 0,26 sampai 0,50 atau -0,26 sampai -0,50 disebut moderately low
association , yaitu kondisi yang menunjukkan hubungan yang lemah
antara variabel X dan variabel Y. 3.
0,51 sampai 0,75 atau -0,51 sampai -0,75 disebut moderately high association
, yaitu kondisi yang menunjukkan adanya hubungan yang agak kuat antara variable X dan varibel Y.
4. 0,76 sampai 1,00 atau -0,76 sampai -1,00 disebut sebagai high
association yaitu kondisi yang menunjukkan hubungan yang kuat antara
variabel X dan variabel Y. Perumusan Hipotesis:
Ho : Tidak ada hubungan antara stres kerja dan kepuasan kerja karyawan. H
1
: Ada hubungan antara stres kerja dan kepuasan kerja karyawan. Untuk menguji hubungan hipotesis nol H
o
kriterianya adalah : Tolak H
o
: jika nilai peluang tingkat signifikansi Tolak H
1
: jika nilai peluang tingkat signifikansi Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0,05 5 karena angka ini
dinilai cukup ketat untuk mewakili hubungan antara dua variabel dan merupakan tingkat signifikansi yang sudah sering digunakan dalam
penelitian ilmu sosial.
3.4.5. Asosiasi Chi-Square