b. Uji Chi-square
Uji kebaikan ini pada dasarnya merupakan pengujian untuk melihat kedekatan hubungan antara matriks hasil dugaan dengan matriks data asal.
Uji ini sangat sensitif terhadap jumlah sampel yang digunakan. Oleh karena itu, uji ini harus disertai dengan uji kebaikan yang lain. Uji Chi-
suare dikatakan baik apabila nilai chi-square lebih kecil dari nilai derajat bebasnya.
c. Root Means Square Error of Approximation RMSEA.
Uji RMSEA merupakan uji untuk mengukur penyimpangan nilai parameter pada suatu model dengan matriks kovarian populasinya. Nilai
RMSEA = 0.08 adalah syarat agar model menunjukkan close fit dari model tersebut.
d. Goodness of fit GFI dan Adjusted Goodness of Fit AGFI.
GFI dan AGFI merupakan suatu ukuran mengenai ketepatan model dalam menghasilkan observed matrix covariance. Akan tetapi AGFI telah
memperhatikan pengaruh derajat bebas suatu model sedangkan GFI belum memperhatikan derajat bebas. Suatu model dikatakan sebagai closed fit
apabila nilai GFI dan AGFI 0.9 dan marginal fit apabila nilai GFI dan AGFI sebesar 0.8 – 0.9.
e. Comparative Fit Index CFI
CFI merupakan indeks yang besarannya tidak dipengaruhi oleh ukuran contoh sehingga sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan suatu
model. Nilai CFI yang diharapkan adalah = 0.95.
2. Dekomposisi Pengaruh Antar Variabel
Evaluasi terhadap hubungan antar variabel dalam model dilakukan setelah evaluasi terhadap kebaikan model dilakukan. Analisis hubungan antar variabel
dilakukan untuk setiap model pengukuran dan model struktural. Analisis terhadap model pengukuran dilakukan untuk melihat hubungan antar variabel indikator dan
variabel laten dan melihat besaran pengaruh variabel indikator terhadap variabel laten yang dilihat dari nilai loading
?
“lambda”. Analisis juga dilakukan untuk melihat variabel indikator yang memiliki pengaruh terbesar terhadap variabel
laten dilihat dari nilai loading yang terbesar. Analisis terhadap model struktural dilakukan untuk melihat hubungan
pengaruh antar variabel laten di dalam model. Analisis dapat digunakan untuk melihat pengaruh terbesar antara variabel laten eksogen terhadap variabel laten
endogen dari nilai loading ? “gamma”.
4.7. Defenisi Operasional
Shopping Environment : Keseluruhan elemen Shopping Environment di
Starbucks Coffee Shop yang menjadi stimulus seperti musik, aroma, suhu, citra, gaya layanan, orang.
Shopping Behaviour : Perilaku pembelian konsumen ketika berada di
Starbucks Coffee Shop yang diakibatkan Perceived Enjoyment kenyaman yang diperoleh yang diukur
dengan waktu yang dihabiskan, uang yang dikeluarkan dan interaksi sosial yang dilakukan.
Perceived Enjoyment : Kenyamanan yang diperoleh oleh konsumen yang
diakibatkan oleh stimulus elemen-elemen Shopping Behaviour merupakan respon internal dalam diri
konsumen. Impulsive Buying
: Pembelian yang dilakukan tanpa pertimbangan sebelumnya unplanned buying yang diakibatkan oleh
situasi seperti Perceived Enjoyment kenyaman yang diperoleh.
Resource Expenditure : Pengeluaran sumber daya konsumen consumer
resource selama berada di Starbucks Coffee Shop yang diakibatkan kenyaman yang diperoleh.
Musik : Musik yang dimainkan di Starbucks Coffee Shop
Aroma : Aroma yang ada di Starbucks Coffee Shop baik yang
berasal dari wewangianparfum yang sengaja ditambahkan dan juga aroma dari produk kopi.
Suhu : Suhu ruangan di Starbucks Coffee Shop yang
diperoleh dari pendingin ruangan AC. Citra
: Citra toko yang menjadi persepsi konsumen. FurnitureAksesoris
: Aksesoris dan furnitur yang ada di Starbucks Coffee shop yang berfungsi sebagai hiasan maupun sebagai
komponen utama pelayanan toko. Orang
: Pelayanan yang dilakukan oleh pelayan orang kepada konsumen selama berada di Starbucks Coffee Shop.