Penggunaan LISREL untuk Analisis SEM Penelitian Terdahulu

Approximation RMSEA, 3 Goodness of fit GFI, 4 Adjusted Goodness of Fit AGFI, dan 5 Comparative Fit Index CFI. 7. Interpretasi dan Modifikasi model Intepretasi terhadap hasil estimasi dilakukan setelah model diterima dan dilakukan mengikuti teori yang mendasarinya. Modifikasi dilakukan untuk memperoleh model ya ng lebih baik dengan berdasarkan teori yang berlaku. Analisis model persamaan struktural SEM merupakan teknik analisis yang sangat dipengaruhi oleh besaran sampel yang digunakan terkait dengan metode estimasi yang akan digunakan. Oleh karena itu penentua n jumlah sampel 2yang akan digunakan dalam penelitian merupakan hal penting dalam analisis SEM. Beberapa pedoman penentuan besarnya ukuran sampel dalam analisis SEM Silomun dalam Ramadhani, 2005, yaitu : • Bila pendugaan parameter menggunakan metode kemungkinan maksimum, besar sampel yang disarankan adalah 100-200 orang responden dan minimum absolutnya adalah 50 orang responden. • Sebanyak 5 - 10 kali jumlah parameter yang ada di dalam model yang akan diduga. • Sama dengan 5 - 10 kali jumlah variabel manifest indikator dari keseluruhan variabel laten.

2.5. Penggunaan LISREL untuk Analisis SEM

Pengolahan data dalam SEM dilakukan menggunakan prosedur iteratif yang memerlukan waktu besar dan ketelitian tinggi jika dilakukan secara manual. Oleh karena itu pengola han SEM dilakukan mengunakan beberapa perangkat lunak software komputer seperti LISREL, EQS, AMOS, SASA PROC CALIS, STATISTICA-SEPATH. LISREL merupakan perangkat lunak yang sering digunakan dalam analisis SEM terutama dalam penelitian ilmu- ilmu sosial. Oleh karena itu analisis SEM sering juga disebut sebagai analisis LISREL. Metode LISREL secara khusus dirancang untuk mengakomodasi bentuk-bentuk recursive dan reciprocal causation, simultaneity, interdependence, latent variable, dan measurement errors serta mengestimasi koefisien-koefisien dari sejumlah persamaan struktural yang linier. Oleh sebab itu, metode ini dapat menganalisis model- model dari bentuk yang relatif paling sederhana, seperti multiple regresion sampai model yang rumit, seperti path analysis dan full structural equation model Joreskoq dan Sorbom, 2001. Analisis SEM dengan menggunakan LISREL dapat dilakukan dengan menu-menu yang telah disediakan ataupun dengan menuliskan perintah melalui bahasa PRELIS untuk tahapan penyiapan matrik koraga m dan dilanjutkan dengan bahasa LISREL ataupun SIMPLIS untuk tahapan penyiapan analisisnya. Penulisan perintah melalui bahasa LISREL lebih rumit dibandingkan dengan SIMPLIS namun kerumitan ini sesuai dengan fasilitas yang disediakan dalam bahasa LISREL yang tidak ada di SIMPLIS. Analis Model Hubungan Antara Shopping Environment dengan Shopping Behaviour dan Impulsive Buying dilakukan dengan menggunakan software LISREL 8.72 for Windows untuk SEM dengan menggunakan bahasa SIMPLIS.

2.6. Penelitian Terdahulu

Donovan dan Rossiter 1982 melakukan penelitian terhadap konsumen yang sedang melakukan pembelian di beberapa retail dengan tipe yang berbeda. Penelitian ini menggunakan pendekatan model yang dikembangkan oleh Mehrabian dan Russel M-R model. Setiap responden diminta mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dibuat untuk mengukur perasaan konsumen ketika berada di dalam ritel pleasure-arousal-dominance. Analisis dilakukan menggunakan faktor analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Mehrabian-Russel merupakan model yang baik dalam melakukan penelitian perilaku pembelian konsumen approach-avoidance. Faktor kepuasan pleasure merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Penelitian yang dilakukan oleh Miliman 1982 bertujuan untuk melihat pengaruh mu2sik yang dimainkan di dalam supermarket terhadap perilaku pembelian konsumen. Penelitian menggunakan experimental terhadap konsumen di 200 supermarket. Analisis dilakukan dengan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan musik berpengaruh terhadap tingkat kepadatan di dalam toko dan tingkat penjualan supermarket. Areni dan Kim 1993 melakukan penelitian untuk melihat perilaku pembelian konsumen di wine store akibat penggunaan mus ik klasik dan musik yang sedang terkenal top 40 music. Penelitian menunjukkan bahwa jumlah uang yang dihabiskan oleh konsumen akan menjadi lebih besar ketika musik klasik dimainkan dibandingkan dengan top 40. Hasil penelitian diperoleh dari analisis ANOVA. Penelitian yang dilakukan oleh Michon dan Chebat 2004 bertujuan untuk menghubungkan interaksi antara musik dan aroma di dalam toko terhadap persepsi konsumen terhadap kualitas toko. Penelitian dilakukan dalam bentuk experimen terhadap konsumen di pusat perbelanjaanmal menggunakan kombinasi musik lembutkeras dengan wewangian. Analisis dilakukan dengan model persamaan struktural dengan software EQS for Windows 6.1. Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi musik lembut dan aroma citrus berpengaruh terhadap efek positif mal, kombinasi musik keras dan aroma citrus berpengaruh positif terhadap persepsi mal, persepsi mal berpengaruh positif terhadap kualitas pelayanan. Sweeney dan Wyber 2001 melakukan penelitian untuk mengukur peranan aspek kognitif dan afektif konsumen terhadap musik yang dimainkan dalam toko terhadap perilaku konsumen menggunakan pendekatan approach- avoidance. Penelitian dilakukan dalam bentuk experimen menggunakan beberapa musik dengan variasi tempo dan jenis yang berbeda. Analisis dilakukan dengan faktor analisis. Penelitian menunjukkan bahwa musik dan karakternya berpengaruh signifikan terhadap emosi dan evaluasi pembelian konsumen di dalam toko. Penelitian tentang pengaruh aromawewangian terhadap perilaku konsumen dilakukan oleh Fitzgerald dan Ellen 1999. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh musik terhadap perilaku konsumen dilihat dari keberadaannya, kesesuaiannya dan kenyamanannya. Analisis dilakukan dengan analisis ANOVA. Penelitian menunjukkan bahwa keberadaan aromawewangian yang sesuai dan memberikan kenyamanan akan memberikan efek postif terhadap konsumen. Penelitian yang dilakukan oleh Spangenberg, Crowley dan Handerson 1996 bertujuan untuk melihat pengaruh aroma wewangian terhadap proses evaluasi dan perilaku kons umen. Penelitian dilakukan dalam bentuk experimen terhadap 308 responden dalam sebuah laboratorium yang telah didesain dengan berbagai jenis aromaparfum. Analisis MANOVA dilakukan untuk memperoleh hasil penelitian. Penelitian menunjukkan adanya perbedaan pada proses evaluasi dan perilaku konsumen di ruangan dengan aroma dan yang tanpa aroma. Penelitian tentang pengaruh aroma scent terhadap perilaku pembelian telah banyak dilakukan. Kebanyakan penelitian yang dilakukan di lingkungan toko yang disimulasikan. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh aroma scent terhadap perilaku pembelian merupakan hasil gabungan dengan elemen lingkungan toko yang lain dan sifat pengaruhnya yang tidak konsisten. Penelitian mengenai pengaruh lingkungan toko Shopping Environment terhadap perilaku pembelian spontan dilakukan oleh Mattila dan Wirtz 2001. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan apakah lingkungan toko yang menarik dapat meningkatkan pembelian spontan. Penelitian dilakukan dalam bentuk wawancara dan pembagian kuisioner terhadap konsumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan toko yang memberikan situasi toko yang menarik mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian spontan lebih tinggi. Perilaku pembelian spontan akan semakin tinggi ketika toko memberikan stimulus melalui elemen-elemen lingkungan toko melebihi dari harapan konsumen higher than desired in terms of exicetement and stimulation. Penelitian tentang pengaruh shopping environment terhadap Shopping Behaviour telah dilakukan di Indonesia oleh Jayanegara 2003. Penelitian dilakukan dalam bentuk survey terhadap 263 konsumen di 7 toko yang berbeda. Analisis dilakukan dengan pendekatan pleasure-arousal-dominance. Penelitian dilakukan dengan analisis persamaan struktural SEM. Penelitian menunjukkan hubungan positif antara pleasure-arousal-dominance yang diperoleh konsumen dengan perilaku pembelian konsumen dan proses evaluasi pembelian. Secara keseluruhan penelitian yang dilakukan untuk mengukur pengaruh antara Shopping Environment dan Shopping Behaviour melalui elemen- elemennya menunjukkan hubungan yang positif. Elemen Shopping Environment yang memberikan kenyamanan dan kepuasan akan berdampak positif terhadap sikap dan perilaku pembelian konsumen. Penelitian ini memiliki beberapa kesamaan dengan penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu menjadi dasar penelitian ini terutama dalam penyusunan faktor- faktor pembentuk kenyamanan Perceived Enjoyment melalui eleme n-elemen Shopping Environment khususnya dalam penyusunan pernyataan kuesioner. Faktor- faktor yang dijadikan dasar pengembangan pernyataan dalam kuesioner merupakan hasil dari penelitian terdahulu seperti faktor keberadaan dan kesesuaian elemen Shopping Environment terhadap Shopping Behaviour. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada elemen orang dan gaya layanan yang dimasukkan sebagai salah satu faktor pembentuk kenyaman di dalam toko. Ke dua faktor ini dimasukkan sebagai pembentuk kenyaman di dalam toko karena sesuai dengan karakter konsumen Indonesia yang pada umumnya suka dilayani oleh orang personal dan dengan gaya pelayanan yang memuaskan. Faktor ini tidak dimasukkan dalam penelitian terdahulu sebagai faktor pembentuk kenyamanan di dalam toko. Penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan dengan topik penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. No Tahun Judul Penelitian Tipe Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian 1. 1982 Store Atmosphere: An Environmental Psychology Approach Donovan and Rossiter • Survei menggunakan kuesioner di 66 buah ritel. • Analisis faktor dan regresi. • Lingkungan toko dapat memberikan kepuasan pleasure, keterpengaruhan aroused dan control control dalam berbelanja yang berpengaruh positif terhadap perilaku pengeluaran pembelian. 2. 1982 Using Background Music to Affect the Behaviour of Supermarket Shoppers Milliman • Experimental di toko yang telah didesain dengan berbagai jenis tempo musik. • ANOVA • Penggunaan musik dapat mempengaruhi kepadatan di dalam toko dan tingkat penjualan. 3. 1992 Service Environments: The Impact of Physical Surroundings On Costumer and Employees Mary Jo Bitner • Survei Konsumen dan Karyawan. • Lingkungan toko memberikan pengaruh yang berbeda kepada individu tergantung kepada kesukaan mereka. • Mary Jo Bitner Servicescape Model 4. 1993 The Influence of Background Music On Shopping Behaviour : Classical Versus Top-Fourty Music In A wine Store Areni and Kim • Survei Konsumen di Wine Store. • ANOVA • Jumlah Uang yang dibelanjakan di toko lebih banyak ketika musik klasik dimainkan dibandingkan dengan musik top-40. 5. 1996 Improving the Store Environment : Do Olfactory Cues Affect Evaluation anmd Behaviours Spangenberg, Crowley and Handerson • Experimental terhadap 308 responden di laboratorium yang telah didesian situasinya menggunakan kombinasi aromaparfum. • MANOVA • Adanya perbedaan pada proses evaluasi dan perilaku konsumen di ruangan dengan aroma dan yang tanpa aroma. • Keberadaan aroma dapat mempengaruhi mood konsumen. Tabel 1. Penelitian Terdahulu yang Berkaitan dengan Topik Penelitian 6. 1999 Scents in The Marketplace : Explaining a Fraction of Olfaction Fitzgerald and Ellen • Survey terhadap 206 responden. • ANOVA • Keberadaan aroma wewangian yang sesuai dan memberikan kenyamanan dan efek positif terhadap konsumen. 7. 2001 The Role of Cognitions and Emotions in the Music-Approach- Avoidance Behaviour Relationship Sweeney and Wyber • Experimental di toko yang telah didesain dengan beragam tempo musik yang dimainkan. • Analisis Faktor dan Lisrel. • Adanya hubungan signifikan antara musik dan karakter musik terhadap emosi konsumen dan proses evaluasi pembelian. 8. 2001 The Role of Store Environmental Stimulation and Social Factors on Impulse Purchasing Mattila and Wirtz • Beragam Retail Outlet di Singapura. • ANOVA • Stimulus yang tinggi dan lingkungan toko yang nyaman mendorong terbentuknya pembelian impulsif. • Kondisi sosial konsumen mempengaruhi perilaku pembelian impulsif. 9. 2003 The Relationship Between Shopping Environment and Shopping Behaviour : An Approach To Structural Equation Modeling Jayanegara. • Survey terhadap konsumen di 7 toko yang berbeda. • Analisis Structural Equation Modeling. • Hubungan positif antara pleasure - arousal dominance PAD yang diperoleh konsumen dengan perilaku pembelian konsumen dan proses evaluasi pembelian. 10 2004 The Interaction Effect of Background Music and Ambient Scent on the Perception of Service Quality Michon and Chebat • Experimen terhadap konsumen di pusat perbelanjaanmal menggunakan kombinasi musik lembut keras dengan wewangian. • Model Persamaan Struktural dengan software EQS for Windows 6.1 • Kombinasi musik lembut dan aroma citrus berpengaruh terhadap efek positif mal. • Kombinasi musik keras dan aroma citrus berpengaruh positif terhadap persepsi toko. • Persepsi toko berpengaruh positif terhadap kualitas pelayanan. Tabel 1. Penelitian Terdahulu yang Berkaitan dengan Topik Penelitian lanjutan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Penelitian ini menggunakan beberapa pendekatan teori dalam menjelaskan hubungan Shopping Environment dengan Shopping Behaviour dan Impulsive Buying. Model teoritis yang terkait dengan penelitian adalah Mehrabian-Russel Model, Mary Jo Bitner Servicescape Model, Shopping Value, Shopping Behaviour dan Impulsive Buying.

3.1.1. The Mehrebian and Russel Model

Penelitian mengenai hubungan antara persepsi konsumen terhadap stimulus lingkungan toko terhadap perilaku pembeliannya pertama kali dipelajari oleh disiplin ilmu psikolo gi. Pakar psikologi lingkungan Mehrebian dan Russel 1974 melakukan penelitian yang menjadi dasar teori dalam mempelajari pengaruh Shopping Environment terhadap Shopping Behaviour. Model yang dihasilkan oleh penelitian tersebut dikenal sebagai Model Mehrebian dan Russel The Mehrebian and Russel Model yang lebih dikenal dengan istilah stimulus- organism-response S-O-R paradigm. S-O-R paradigm merupakan konsep awal penelitian perilaku individu akibat stimulus Shopping Environment dalam penelitian perilaku konsumen dan pemasaran. Mehrebian dan Russel 1974 menggunakan Model Stimulus-Organism- Response S-O-R untuk mempostulasikan bahwa stimulus lingkungan S dapat digunakan sebagai respon pendekatan atau penolakan R kepada konsumen. Dimana stimulus tersebut akan dimediasikan melalui sikapnya terhadap situasi