istiadat, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, mayoritas masyarakat yang mendiami wilayah tersebut.
3 Berdasarkan ruang lingkup pengaruh ekonomi. Perlu ditetapkan terlebih
dahulu beberapa pusat pertumbuhan yang kira-kira sama besarnyarankingnya, kemudian ditetapkan batas-batas pengaruh dari setiap pusat pertumbuhan.
Batas pengaruh antar satu kota dengan kota lainnya hanya dapat dilakukan untuk kota-kota yang sama rankingnya. Karena untuk kota-kota yang
berlainan rankingnya, kota yang lebih kecil itu sendiri berada dibawah pengaruh kota yang lebih besar.
4 Berdasarkan wilayah perencanaanprogram. Dalam hal ini ditetapkan batas-
batas wilayah ataupun daerah-daerah yang terkena suatu program atau proyek dimana wilayah tersebut termasuk ke dalam suatu perencanaan untuk tujuan
khusus. Suatu wilayah perencanaan dapat menembus beberapa wilayah administrasi berdasarkan kebutuhan dari perencanaan tersebut.
2.1.3 Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Tarigan 2005, perencanaan wilayah adalah perencanaan penggunaan ruang wilayah dan perencanaan aktivitas pada ruang wilayah tersebut.
Perencanaan ruang wilayah tercakup dalam kegiatan perencanaan tata ruang, sedangkan perencanaan aktivitas pada ruang wilayah terutama aktivitas ekonomi
tercakup dalam kegiatan perencanaan pembangunan wilayah, baik jangka panjang, jangka menengah, maupun jangka pendek.
Secara lengkapnya, Tarigan mendefinisikan perencanaan wilayah adalah mengetahui dan menganalisis kondisi saat ini, meramalkan perkembangan
berbagai faktor non-controllable yang relevan, memperkirakan faktor-faktor pembatas, menetapkan tujuan dan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai,
menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut, serta menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan.
Perencanaan wilayah di Indonesia setidaknya memerlukan unsur-unsur yang urutan atau langkah-langkahnya sebagai berikut:
1 Gambaran kondisi saat ini dan identifikasi persoalan, baik jangka pendek,
jangka menengah maupun jangka panjang, 2
Tetapkan visi, misi, dan tujuan umum, 3
Identifikasi pembatas dan kendala yang sudah ada saat ini maupun yang diperkirakan akan muncul pada saat yang akan datang,
4 Proyeksikan berbagai variabel yang terkait, baik yang bersifat controllable
dapat dikendalikan maupun non-controllable di luar jangkauan pengendalian pihak perencanaan,
5 Tetapkan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu,
yaitu berupa tujuan yang dapat diukur, 6
Mencari dan mengevaluasi berbagai alternatif untuk mencapai sasaran tersebut,
7 Memilih alternatif yang terbaik, termasuk menentukan berbagai kegiatan
pendukung yang akan dilaksanakan, 8
Menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan, 9
Menyusun kebijakan dan strategi agar kegiatan pada tiap lokasi berjalan sesuai dengan yang di harapkan.
Tujuan perencanaan wilayah adalah menciptakan kehidupan yang efisien, nyaman, serta lestari dan pada tahap akhirnya menghasilkan rencana yang
menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang direncanakan, baik oleh pihak pemerintah ataupun oleh pihak swasta. Sifat perencanaan wilayah yang sekaligus
menunjukkan manfaatnya, antara lain: 1
Perencanaan wilayah haruslah mampu menggambarkan proyeksi dari berbagai kegiatan ekonomi dan penggunaan lahan di wilayah tersebut di masa yang
akan datang, 2
Dapat membantu atau memandu para pelaku ekonomi untuk memilih kegiatan apa yang perlu dikembangkan di masa yang akan datang dan di mana lokasi
kegiatan seperti itu masih diizinkan, 3
Sebagai bahan acuan bagi pemerintah unutk mengendalikan atau mengawasi arah pertumbuhan kegiatan ekonomi dan arah penggunaan lahan,
4 Sebagai landasan bagi rencana-rencana lainnya yang lebih sempit tetapi lebih
detail, misalnya perencanaan sektoral dan perencanan prasarana, 5
Lokasi itu sendiri dapat dipergunakan untuk berbagai kegiatan, penetapan kegiatan tertentu pada lokasi tertentu haruslah memberi nilai tambah maksimal
bagi seluruh masyarakat, artinya dicapai suatu manfaat optimal dari lokasi tersebut.
Perencanaan pembangunan wilayah menggunakan dua pendekatan, yaitu 1 Pendekatan Sektoral
Pendekatan ini biasanya less-spatial kurang memperhatikan aspek ruang secara keseluruhan. Dalam pendekatan ini, seluruh kegiatan ekonomi di
dalam wilayah perencanaan dikelompokkan atas sektor-sektor. Selanjutnya setiap sektor dianalisis satu persatu. Setiap sektor dilihat potensi dan
peluangnya, menetapkan apa yang dapat ditingkatkan dan di mana lokasi dari kegiatan peningkatan tersebut. Salah satu pendekatan sektoral yang sekaligus
melihat kaitan pertumbuhan antara satu sektor dengan sektor lainnya dan sebaliknya, dikenal dengan nama analisis masukan-keluaran input-output
analysis .
2 Pendekatan Regional. Lebih bersifat spatial dan merupakan jembatan untuk mengaitkan perencanaan pembangunan dengan rencana tata ruang.
Pendekatan regional dalam pengertian sempit adalah memperhatikan ruang dengan segala kondisinya. Sedangkan pengertiannya secara luas selain
memperhatikan penggunaan ruang untuk kegiatan produksijasa juga memprediksi arah konsentrasi kegiatan dan memperkirakan kebutuhan
fasilitas untuk masing-masing konsentrasi serta merencanakan jaringan- jaringan penghubung sehingga berbagai konsentrasi kegiatan dapat
dihubungkan secara efisien.
2.1.4 Teori Kebijaksanaan Pembangunan Wilayah