Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah Tahun 2000-2002

sektor kuangan, persewaan dan jasa perusahaan memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Provinsi Jawa Barat. Nilai ri diperoleh dari selisih antara PDRB sektor i Provinsi Banten pada tahun 2002 dengan PDRB sektor i Provinsi Banten pada tahun 2000 dibagi PDRB sektor i Provinsi Banten pada tahun 2000. Semua sektor-sektor perekonomian yang ada di Provinsi Banten memiliki nilai ri lebih dari nol ri0. Hal ini berarti bahwa semua sektor tersebut memberikan kontribusi yang positif terhadap PDRB Provinsi Banten. Sektor pengangkutan dan komunikasi yang memiliki nilai ri terbesar, yaitu sebesar 0,29, sedangkan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan memiliki nilai ri terkecil, yaitu sebesar 0,07.

5.3.3 Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah Tahun 2000-2002

Berdasarkan Tabel 20, semua sektor-sektor perekonomian di Provinsi Banten memberikan kontribusi yang positif. Ini ditandai dengan persentase nilai PR yang lebih dari nol PR0, yaitu sebesar 9,04 persen. Sektor industri pengolahan merupakan sektor yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap komponen pertumbuhan regional, yaitu sebesar Rp 750.342,75, yang berarti bahwa sektor tersebut sangat dipengaruhi oleh perubahan kebijakan ekonomi regional, sehingga apabila terjadi perubahan pada kebijakan ekonomi, maka kontribusi sektor industri industri pengolahan juga mengalami perubahan. Sektor yang memberikan sumbangan terkecil terhadap komponen pertumbuhan regional, yaitu sektor pertambangan sebesar Rp 1.664,70. Hal tersebut berarti bahwa sektor pertambangan tidak terlalu dipengaruhi oleh perubahan kebijakan ekonomi regional, maupun hal-hal yang mempengaruhi perekonomian regional. Tabel 20. Komponen Pertumbuhan Regional Provinsi Banten Pada Masa Otonomi Daerah Tahun 2000-2002 Pertumbuhan Regional No Sektor Rp 1 Pertanian 141.304,42 9,04 2 Pertambangan 1.664,70 9,04 3 Industri Pengolahan 750.342,75 9,04 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 62.879,75 9,04 5 Bangunan 35.802,22 9,04 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 258.449,02 9,04 7 Pengangkutan dan Komunikasi 118.227,09 9,04 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 39.369,63 9,04 9 Jasa-jasa 80.573,62 9,04 Sumber: BPS Provinsi Banten, 2000-2002. Persentase total perubahan PDRB sektor-sektor perekonomian Provinsi Banten pada tahun 2000-2002 sebesar 14,64 persen, sedangkan persentase komponen pertumbuhan regional sebesar 9,04 persen. Nilai persentase total perubahan PDRB sektor-sektor ekonomi di Provinsi Banten lebih besar dari pada persentase komponen pertumbuhan regional, maka tingkat pertumbuhan sektor- sektor ekonomi di Provinsi Banten lebih besar dari pada tingkat pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Provinsi Jawa Barat. Pada komponen pertumbuhan proporsional Tabel 21, sebagian sektor- sektor perekonomian Provinsi Banten memberikan kontribusi yang negatif atau persentase nilai PP kurang dari nol PP0, ini berarti bahwa sektor-sektor tersebut memiliki laju pertumbuhan yang lambat. Adapun sektor-sektor tersebut adalah sektor pertanian dengan nilai PP sebesar Rp -94.202,94 -6 , sektor pertambangan dengan nilai PP sebesar Rp -3.514,37 -19 , sektor industri pengolahan dengan nilai PP sebesar Rp -83.371,42 -1 , dan sektor bangunan dengan nilai PP sebesar Rp -7.956,05 -2 . Tabel 21. Komponen Pertumbuhan Proporsional Provinsi Banten Pada Masa Otonomi Daerah Tahun 2000-2002 Pertumbuhan Proporsional No Sektor Rp 1 Pertanian -94.202,94 -6 2 Pertambangan -3.514,37 -19 3 Industri Pengolahan -83.371,42 -1 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 43.317,16 6,2 5 Bangunan -7.956,05 -2 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 143.582,79 5 7 Pengangkutan dan Komunikasi 131.363,44 10 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 78.739,27 18 9 Jasa-jasa 35.810,50 4 Sumber: BPS Provinsi Banten, 2000-2002. Sektor-sektor yang memberikan kontribusi yang positif adalah sektor listrik, gas dan air bersih sebesar Rp 43.317,16 6,2 , sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp 143.582,79 5 , sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp 131.363,44 10 , sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar Rp 78.739,27 18 dan sektor jasa-jasa sebesar Rp 35.810,50 4 . Karena nilai PP lebih dari nol PP0, maka kelima sektor tersebut memiliki laju pertumbuhan yang cepat. Berdasarkan komponen pertumbuhan pangsa wilayah Tabel 22, terdapat dua sektor yang tidak mampu bersaing dengan kabupaten lain, karena persentase nilai PPW yang negatif atau kurang dari nol PPW0. Kedua sektor tersebut antara lain, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar Rp -87.488,07 -20 dan sektor jasa-jasa sebesar Rp -17.905,25 -2 . Tabel 22. Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah Provinsi Banten Pada Masa Otonomi Daerah Tahun 2000-2002 Pertumbuhan Pangsa Wilayah No Sektor Rp 1 Pertanian 157.004,91 10 2 Pertambangan 4.439,21 24 3 Industri Pengolahan 416.857,08 5 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 2.095,99 0,3 5 Bangunan 59.670,37 15 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 28.716,56 1 7 Pengangkutan dan Komunikasi 131.363,44 10 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan -87.488,07 -20 9 Jasa-jasa -17.905,25 -2 Sumber: BPS Provinsi Banten, 2000-2002. Tujuh sektor lainnya merupakan sektor yang mampu bersaing dengan kabupaten lain. Hal ini ditandai dengan kontribusi sektor-sektor tersebut yang bernilai positif, yaitu sektor pertanian sebesar Rp 157.004,91 10 , sektor pertambangan sebesar Rp 4.439,21 24 , sektor industri pengolahan sebesar Rp 416.857,08 5 , sektor listrik, gas dan air bersih sebesar Rp 2.095,99 0,3 , sektor bangunan sebesar Rp 59.670,37 15 , sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp 28.716,56 1 , dan sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp 131.363,44 10 .

5.3.4 Profil Pertumbuhan PDRB Provinsi Banten dan Pergeseran Bersih Tahun 2000-2002