Perkembangan Penduduk dan Tenaga Kerja di Provinsi Banten Perkembangan Perekonomian di Provinsi Banten

Infrastruktur yang tersedia di Provinsi Banten sangat memadai, baik itu dari segi transportasi darat, udara dan laut. Prasarana transportasi darat yang tersedia di Provinsi Banten antara lain, adanya terminal antar kota dan antar Provinsi yang menghubungkan dengan kota-kota lain di pulau Jawa. Dari segi transportasi laut, adanya pelabuhan Merak yang menghubungkan pulau Jawa dengan pulau Sumatera terutama Lampung sehingga mempermudah akses perdagangan. Selain pelabuhan Merak, masih ada pelabuhan lain yang memberikan kontribusi yang cukup besar bagi Provinsi Banten yakni pelabuhan Cigading, kedua pelabuhan ini merupakan pelabuhan nasional dan internasional yang mempermudah akses perdagangan. Transportasi udara juga tersedia, yakni dengan adanya pelabuhan udara Soekarno-Hatta yang merupakan pelabuhan nasional dan internasional. Selain itu, Provinsi Banten memiliki fasilitas pembelanjaan yang cukup modern serta pusat bisnis dan kawasan industri yang menjadi salah satu sumber dari Pendapatan Asli Daerah PAD.

4.1.2 Perkembangan Penduduk dan Tenaga Kerja di Provinsi Banten

Jumlah penduduk Provinsi Banten sampai akhir 2004 mencapai 9.3 juta jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 1,018 jiwa per kilo meter, laju pertumbuhan penduduknya sebesar 3.48 persen per tahun dan jumlah angkatan kerja sebesar 41 persen. Dari jumlah angkatan kerja tersebut 92 persen berstatus pekerja dan sisanya 8 persen masuk dalam kategori sedang mencari pekerjaan. Menurut statistika penduduk Provinsi banten, tingkat pendidikan angkatan kerja yang tamat SD sebesar 36 persen, tamat SLTP sebesar 15 persen, tamat SLTA sebesar 23 persen, tamat Sarjana sebesar 2.1 persen, tamat Master sebesar 2.9 persen dan non formal sebesar 21 persen. Jumlah penduduk miskin pada tahun 2002 sejumlah 1.184.100 jiwa 13.88 persen menurun menjadi 855.800 jiwa 9.56 persen pada 2003, dan diperkirakan sejumlah 800.000 jiwa 7.18 persen pada tahun 2004. Angka pengangguran pada tahun 2003 sebesar 573,189 jiwa, diperkirakan menurun pada tahun 2004 menjadi 500.000 jiwa.

4.1.3 Perkembangan Perekonomian di Provinsi Banten

Salah satu indikator untuk melihat perkembangan suatu wilayah adalah pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten terus mengalami peningkatan, pada tahun 2002 sebesar 5.16 persen meningkat pada tahun 2003 sebesar 5.30 persen, pada tahun 2004 diperkirakan meningkat sebesar 5.70 persen dan diperkirakan pada tahun 2005 mencapai sebesar 6 persen. Struktur perekonomian daerah Provinsi Banten masih bertumpu pada sektor industri pengolahan, rata-rata kontribusinya mencapai 50 persen terhadap pembentukan PDRB dan mengalami pertumbuhan mencapai sekitar 4.42 persen per tahun. Pada akhir tahun 2004 kontribusi sektor-sektor perekonomian terhadap nilai PDRB, antara lain: sektor pertanian sebesar 9.14 persen, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0.12 persen, sektor industri pengolahan sebesar 49.82 persen, sektor listrik, gas dan air sebesar 4.41 persen, sektor bangunan sebesar 2.30 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 17.96 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 8.10 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 2.76 persen, dan sektor jasa- jasa sebesar 5.39 persen. Dilihat dari kontribusi sektor-sektor perekonomian Provinsi Banten, sektor industri, sektor perdagangan, sektor pengangkutan dan sektor pertanian menjadi sektor yang memberi kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB.

4.2 Gambaran Umum Wilayah Provinsi Jawa Barat