3 Pinjaman daerah,
4 Lain-lain pendapatan daerah yang sah.
2.1.2 Konsep Wilayah
Menurut logika Aristoteles, segala sesuatu dapat diberi definisi atau batasan pengertian dari tiga sudut pandangan, yaitu dari uraian materiil material
description , menurut hubungan formal formal relation, dan kaitan dengan
sasaran atau tujuan akhir final objective. Sesuai dengan dengan logika tersebut, maka konsep wilayah atau region mempunyai tiga macam pengertian Adisasmita,
2005, yaitu 1 wilayah homogen homogeneous regian, 2 wilayah polarisasi polarization region atau wilayah nodal nodal region, dan 3 wilayah program
programming region. 1
Wilayah homogen. Diartikan sebagai suatu konsep yang menganggap bahwa wilayah-wilayah geografis dapat dikaitkan bersama-sama menjadi sebuah
wilayah tunggal apabila wilayah-wilayah tersebut mempunyai karakteristik yang serupa. Ciri-ciri atau karakteristik tersebut dapat bersifat ekonomi,
misalnya struktur produksinya hampir sama, atau pola konsumsinya homogen, dapat pula bersifat geografis, misalnya keadaan topografi atau iklimnya
serupa, dan bahkan dapat pula bersifat sosial atau politis, misalnya suatu kepribadian masyarakat yang khas, sehingga mudah dibedakan dengan
karakteristik wilayah-wilayah lainnya. 2
Wilayah nodal atau wilayah polarisasi. Terdiri dari satuan-satuan wilayah yang heterogen. Misalnya distribusi penduduk yang terkonsentrasi pada
tempat-tempat tertentu akan mengakibatkan lahirnya kota-kota besar, kota-
kota dan kota-kota kecil lainnya, sedangkan penduduk di daerah-daerah pedesaan relatif jarang, atau dengan perkataan lain lalu lintas jalan raya
nasional memperlihatkan tingkat polarisasi yang lebih rapi dibandingkan dengan kota-kota lain yang tidak terletak pada jaringan lalu lintas jalan raya.
3 Wilayah program. Merupakan suatu wilayah pengembangan, dimana program-
program pembangunan dilaksanakan. Dalam hal ini yang penting diperhatikan adalah persoalan koordinasi dan desentralisasi pembangunan wilayah dapat
ditingkatkan dan dikembangkan. Misalnya dalam pembangunan wilayah di Perancis, pengambilan keputusan dilakukan di Paris, akan tetapi dapat saja
dilaksanakan di Lyon atau di pusat-pusat pembangunan wilayah lainnya. Tarigan 2005, suatu wilayah dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan
pembentukan wilayah itu sendiri. Dasar dari perwilayahan dapat dibedakan sebagi berikut:
1 Berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan, di Indonesia dikenal wilayah
kekuasaan pemerintahan, seperti provinsi, kabupatenkota, kecamatan, desakelurahan dan dusunlingkungan.
2 Berdasarkan kesamaan kondisi homogeneity, yang paling umum adalah
kesamaan kondisi fisik. Misalnya, adanya klasifikasi desa berupa desa pantai, desa pedalaman, dan desa pegunungan. Bisa juga pembagian berupa wilayah
pertanian dengan wilayah industri, wilayah perkotaan dengan daerah pedalaman. Cara pembagian lainnya juga berdasarkan kesamaan sosial
budaya. Misalnya, daerah-daerah dibagi menurut suku mayoritas, agama, adat
istiadat, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, mayoritas masyarakat yang mendiami wilayah tersebut.
3 Berdasarkan ruang lingkup pengaruh ekonomi. Perlu ditetapkan terlebih
dahulu beberapa pusat pertumbuhan yang kira-kira sama besarnyarankingnya, kemudian ditetapkan batas-batas pengaruh dari setiap pusat pertumbuhan.
Batas pengaruh antar satu kota dengan kota lainnya hanya dapat dilakukan untuk kota-kota yang sama rankingnya. Karena untuk kota-kota yang
berlainan rankingnya, kota yang lebih kecil itu sendiri berada dibawah pengaruh kota yang lebih besar.
4 Berdasarkan wilayah perencanaanprogram. Dalam hal ini ditetapkan batas-
batas wilayah ataupun daerah-daerah yang terkena suatu program atau proyek dimana wilayah tersebut termasuk ke dalam suatu perencanaan untuk tujuan
khusus. Suatu wilayah perencanaan dapat menembus beberapa wilayah administrasi berdasarkan kebutuhan dari perencanaan tersebut.
2.1.3 Perencanaan dan Pengembangan Wilayah