Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA

Namun ada juga daerah yang sudah memperhatikan hal ini, yakni meringankan para investor dengan mengenakan Tax Holiday bagi perusahaan yang baru berdiri. Keempat, dalam otonomi daerah persaingan justru menjadi tidak objektif dan malah makin memperbesar jurang sosial antara kelompok elite dan rakyat jelata Subagyo, 2003. Hal ini terlihat dimana lembaga perbankan dan otoritas keuangan lainnya, lebih berpihak kepada elite-elite tertentu, sehingga menyulitkan masyarakat biasa untuk mengembangkan usahanya. Kelima, menimbulkan eksploitasi sumber daya mineral dan hutan serta tambang di Indonesia oleh pemodal asing sehingga merugikan rakyat Mallarangeng, 2000. Beberapa Bupati menetapkan peningkatan ekstraksi besar-besaran sumber daya alam di daerah mereka suatu proses yang semakin mempercepat perusakan dan punahnya hutan serta sengketa terhadap tanah. Pemerintahan kabupaten juga tergoda untuk menjadikan sumbangan yang diperoleh dari hutan milik negara dan perusahaan perkebunaan bagi budget mereka.

2.3 Kerangka Pemikiran

Konseptual Salah satu indikasi dari kemajuan perekonomian suatu daerah adalah melalui pencapaian tingkat pertumbuhan produk domestik regional bruto PDRB setiap tahun. Dengan menggunakan tingkat PDRB, laju pertumbuhan sektor- sektor perekonomian dapat dianalisis dengan menggunakan analisis shift share. Pada penelitian ini analisis shift share digunakan untuk menganalisis pertumbuhan sektor-sektor perekonomian Provinsi Banten dan Provinsi Jawa Barat sebelum dan pada masa otonomi daerah, sehingga dapat diketahui sektor-sektor yang memiliki pertumbuhan yang cepat dan sektor-sektor yang memiliki pertumbuhan yang lambat. Selain itu, dapat juga dianalisis daya saing sektor, yaitu sektor mana yang mampu bersaing dan sektor mana yang tidak mampu bersaing. Informasi mengenai pertumbuhan sektor-sektor perekonomian dapat menjadi rekomendasi bagi pemerintah daerah untuk menentukan kebijakan pembangunan dan perencanaannya, dan bagi para investor untuk menanamkan modalnya pada sektor-sektor yang menguntungkan. Secara sistematis, kerangka pemikiran dapat dijelaskan pada Gambar 2. Keterangan : : Hal-hal yang dianalisis : Analisis yang digunakan Gambar 2. Kerangka Pemikiran Konseptual Kondisi perekonomian Propinsi Banten Jika di Bandingkan dengan Propinsi Jawa Barat Sebelum Otonomi Pada masa Otonomi Tingkat pertumbuhan PDRB dan kontribusi masing-masing sektor S e k t o r S e k t o r P e k o n o m i a n Laju pertumbuhan, daya saing, dan profil pertumbuhan dari masing- masing sektor ekonomi. I M P L I K A S I K E B I J A K A N Analisis PDRB Shift Share

III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data Produk Domestik Regional Bruto PDRB Provinsi Banten dan Provinsi Jawa Barat atas dasar harga konstan 1993, yang dibagi dalam tiga periode yaitu periode 1994 sampai 1996 perekonomian Indonesia stabil, periode 1997 sampai 1999 perekonomian Indonesia tidak stabil dan periode 2000 sampai 2002pada masa otonomi daerah. Data ini dibagi dalam tiga periode karena kondisi perekonomian di tiga periode ini berbeda sehingga dapat mempermudah dalam menganalisa pertumbuhan sektor-sektor perekonomian di Provinsi Banten. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistika BPS, Bapeda Tk. Provinsi Banten dan Provinsi Jawa Barat dan Internet.

3.2 Metode Analisis Data

3.2.1 Analisis Shift-Share S-S

Penelitian ini menggunakan analisis S-S karena dalam analisis ini memperinci penyebab perubahan atas beberapa variabel. Analisis ini menggunakan metode pengisolasian berbagai faktor yang menyebabkan perubahan struktur ekonomi suatu daerah dalam pertumbuhannya dari satu kurun waktu ke kurun waktu berikutnya. Hal ini meliputi penguraian faktor penyebab pertumbuhan berbagai sektor dari suatu daerah tetapi dalam kaitannya dengan ekonomi nasional provinsi.