Pengangkutan dan Komunikasi sebesar Rp -143.087 -12 , dan sektor jasa-jasa sebesar Rp -15.210 -2 .
Dari ketujuh sektor tersebut, sektor industri pengolahan yang kurang memiliki daya saing yang baik. Dua sektor lainnya yang memiliki daya saing yang
baik atau mampu bersaing dengan wilayah lainnya, yaitu sektor pertanian dengan nilai PPW sebesar Rp 178.781 13 dan sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan sebesar Rp 26.024 6 . Hal ini dikarenakan persentase nilai PPW dari masing-masing sektor bernilai positif atau lebih dari nol PPW 0.
Berdasarkan penjelasan diatas, suatu sektor bisa saja memiliki laju pertumbuhan yang cepat tetapi tidak memiliki daya saing yang baik.
5.1.4 Profil Pertumbuhan PDRB Provinsi Banten dan Pergeseran Bersih Tahun 1994-1996
Berdasarkan persentase nilai komponen pertumbuhan proporsional PP dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah PPW, dapat diperoleh profil
pertumbuhan PDRB dengan cara mengekspresikan persentase nilai PP dan PPW ke dalam sumbu vertikal dan horizontal. PP diletakkan pada sumbu horizontal
sebagai absis, sedangkan PPW pada sumbu vertikal sebagai ordinat. Berdasarkan Gambar 4, pada kuadran I tidak terdapat nilai PP dan PPW,
artinya tidak ditemukan sektor yang memiliki laju pertumbuhan yang cepat dan memiliki daya saing yang baik atau mampu bersaing dengan kabupaten lain.
Pada kuadran II ditempati oleh sektor industri pengolahan, sektor listrik,gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor pengangkutan dan komunikasi, ini ditandai
dengan PP dan PPW yang bernilai positif dan negatif. Artinya, bahwa sektor- sektor tersebut memiliki laju pertumbuhan yang cepat, tetapi tidak mampu
bersaing dengan sektor yang berada di kabupaten lainnya. Persentase PP dan PPW dari masing-masing sektor tersebut yaitu 21 persen dan -24 persen untuk sektor
industri pengolahan, 6 persen dan -9 persen untuk sektor listrik, gas dan air bersih, 2 persen dan -6 persen untuk sektor bangunan, 5 persen dan -12 persen untuk
sektor pengangkutan dan komunikasi. Kuadran selanjutnya, yaitu kuadran III diduduki oleh sektor
pertambangan, sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor jasa-jasa. Ini ditandai dengan PP dan PPW yang bernilai negatif, yaitu -15 persen dan -1 persen
untuk sektor pertambangan, -1 persen dan -7 persen untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran, -16 persen dan -2 persen untuk sektor jasa-jasa. Artinya,
sektor-sektor tersebut memiliki laju pertumbuhan yang lambat dan tidak dapat bersaing dengan baik bila dibandingkan dengan kabupaten lain.
-30 -25
-20 -15
-10 -5
5 10
15
-20 -10
10 20
30
PPW PP
Sektor Pertanian Sektor Keuangan.
Persewaan dan Jasa Perusahaan
Sektor Pertambangan Sektor Perdagangan.
Hotel dan Restoran Sektor Jasa-Jasa
Sektor Industri Pengolahan
Sektor Listrik. Gas dan Air Bersih
Sektor Bangunan Sektor Pengangkutan
dan Komunikasi
Gambar 4. Profil Pertumbuhan PDRB Provinsi Banten 1994-1996 Terakhir, yaitu kuadran IV ditempati oleh sektor pertanian dan sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahan. Hal ini menginterprestasikan bahwa sektor-sektor tersebut memiliki laju pertumbuhan yang lambat, tetapi mampu
bersaing dengan sektor-sektor yang berada di kabupaten lainnya. Persentase PP dan PPW dari masing-masing sektor tersebut yaitu -18 persen dan 13 persen untuk
sektor pertanian, -2 persen dan 6 persen untuk sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.
Nilai pergeseran bersih PB diperoleh dari penjumlahan nilai PP dan PPW. Berdasarkan tabel 9, pada Provinsi Banten hanya terdapat satu sektor yang
memiliki nilai PB yang positif PB 0, yaitu sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 4 . Artinya, bahwa sektor tersebut termasuk dalam kelompok
pertumbuhan yang progresif maju. Ketujuh sektor lainnya memiliki nilai pergeseran bersih yang negatif PB 0. Hal ini berarti pertumbuhan sektor-sektor
tersebut termasuk dalam kelompok pertumbuhan lambat.
Tabel 9. Pergeseran Bersih Sektor-sektor Perekonomian Provinsi Banten Sebelum Otonomi Daerah Tahun 1994-1996
Pergeseran Bersih No Sektor
Rp
1 Pertanian -68.761
-5 2 Pertambangan
-5.360 -16
3 Industri Pengolahan
-204.495 -3
4 Listrik, Gas dan Air Bersih
-13.671 -3
5 Bangunan -25.047
-4 6
Perdagangan, Hotel dan Restoran -193.131
-8 7
Pengangkutan dan Komunikasi -83.467
-7 8
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 17.349
4 9 Jasa-jasa
-136.893 -18
Total -713.476
-60
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, 1994-1996. Apabila nilai PB dari setiap sektor PBij dijumlahkan, maka akan
diperoleh total nilai PB Provinsi Banten PB.j, yaitu sebesar -60 persen. Ini mengindikasikan bahwa perekonomian Provinsi Banten termasuk dalam
kelompok yang lambat.
5.2 Pertumbuhan Sektor-sektor Perekonomian Provinsi Banten Pada