II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemasaran
Menurut Kotler 1997, konsep pemasaran adalah kunci untuk meraih tujuan organisasi untuk menjadi lebih efektif daripada para pesaing dalam
memadukan kegiatan pemasaran, dalam rangka menetapkan dan memuaskan kebutuhan, serta keinginan pasar sasaran. Pemasaran merupakan suatu proses
sosial dan manajerial, dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan cara menciptakan, menawarkan dan
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Konsep inti pemasaran dinyatakan dalam beragam cara, yaitu :
a. Memenuhi kebutuhan secara menguntungkan. b. Mencari keinginan dan mengisinya.
c. Cintailah pelanggan, bukan produk. d. Dapatkan seusai keinginan anda.
e. Andalah bos kami. f. Mendahulukan masyarakat.
g. Rekan untuk meraih laba. Menurut Levitt dalam Kotler 1997, konsep pemasaran selalu mencari
gagasan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan melalui produk dan segala sesuatu yang berkaitan dengan penciptaan, pengiriman dan akhirnya
pengkonsumsian produk tersebut. Selain itu, konsep pemasaran bersandar pada empat pilar, yaitu pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran
terpadu dan profitabilitas. Konsep inti pemasaran dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Konsep inti pemasaran Kotler, 1997
2.2. Bauran Pemasaran
Kotler 1997 mendefinisikan bauran pemasaran sebagai perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan dalam pasar
sasaran. Menurut Swastha dalam Pribadi 2005, bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat peubah atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem
pemasaran perusahaan, yakni produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi.
Produk Barang, Jasa, dan Gagasan
Nilai, Biaya dan Kepuasan
Pertukaran dan Transaksi
Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan
Hubungan dan Jaringan
Pasar
Pemasar dan Calon Pembeli
2.2.1. Produk
Produk adalah alat bauran pemasaran yang paling mendasar. Produk diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar
untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan Kotler, 1997. Produk-
produk yang ditawarkan meliputi barang-barang fisik, jasa, tempat, organisasi dan gagasan.
Menurut Tjiptono dalam Aryanto 2004, pengertian produk secara konseptual adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang
dapat ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan
kompetensi dan kapasitas organisasi, serta daya beli pasar. Selain itu, produk dapat didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan
oleh produsen melalui hasil produksinya. Konsep produk total meliputi barang, kemasan, merek, label, pelayanan dan jaminan. Gambaran
selengkapanya mengenai pengertian produk dapat dilihat pada Gambar 2.
Proses Pertukaran
Gambar 2. Pengertian produk Tjiptono dalam Aryanto, 2004 Permintaan
Pemenuhan Kebutuhan dan
Keinginan
Produk Pencapaian
Tujuan
Kompetensi dan Kapasitas
Organisasi Kapasitas
daya beli Produsen
Pasar
Penawaran Pemenuhan Kepuasan
2.2.2. Harga
Bauran harga merupakan hal yang penting bagi perusahaan. Menurut Kotler 1997, harga adalah jumlah uang yang pelanggan bayar untuk
produk tertentu. Harga yang dikenakan kepada produk harus sebanding dengan penawaran nilai kepada pelanggan. Jika tidak, maka pembeli
akan berpaling kepada produk pesaing. Secara lebih luas, harga adalah nilai yang ditukarkan dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan
produk atau jasa. Sementara elemen yang lain membutuhkan biaya, harga merupakan satu-satunya elemen yang menghasilkan pendapatan.
Ada beberapa metode dalam menetapkan harga suatu produk, misalnya markup pricing, target-return pricing, going rate pricing,
penetapan harga penawaran tertutup, value pricing, dan perceived value pricing.
Selain itu, terdapat beberapa strategi adaptasi harga, yaitu 1 Penetapan harga geografis; 2 diskon dan potongan harga; 3 penetapan harga
promosi; 4 penetapan harga diskriminasi; dan 5 penetapan harga produk yang mencakup penetapan harga untuk lini produk. Swastha
dalam Pribadi 2005 mengemukakan bahwa harga adalah sejumlah
uang ditambah beberapa barang kalau mungkin yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.
Menurut Kotler dan Amstrong dalam Putra 2003. Pendekatan umum dalam penetapan harga ada tiga macam, yaitu :
1. Pendekatan berdasarkan pada biaya a. Penetapan harga cost-plus, yaitu menambah angka standar pada
biaya produk. b. Penetapan harga titik impas, yaitu penetapan harga yang impas
dengan biaya membuat dan memasarkan produk. 2. Pendekatan berdasarkan pada pembeli, yaitu penetapan harga
berdasarkan nilai dengan cara menetapkan harga berdasarkan pada persepsi pembeli tentang nilai dan bukannya pada biaya penjual.
3. Pendekatan berdasarkan pada persaingan
a. Penetapan harga menurut keadaan, yaitu penetapan harga terutama dengan mengikuti harga persaingan bukan pada biaya perusahaan
atau permintaan. b. Penetapan harga penawaran tertutup, yaitu perusahaan memasarkan
harganya dengan pendapat tentang bagaimana pesaing menetapkan harga, ketimbang pada biaya atau permintaan sendiri.
2.2.3. Promosi
Promosi meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada
pasar sasaran. Kotler, 1997. Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Tujuan utama promosi
adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran
pemasarannya Tjiptono dalam Aryanto, 2004. Definisi promosi menurut Swastha dalam Pribadi 2005 adalah
arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan
pertukaran dalam pemasaran. Evans dan Berman dalam Pribadi 2005, menyatakan bahwa promosi adalah segala bentuk komunikasi yang
digunakan untuk menginformasikan to inform, membujuk to persuade
atau mengingatkan to remind. Bauran promosi terdiri dari lima cara utama Kotler, 1997, yaitu :
1 Periklanan, yaitu semua bentuk presentasi non personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk untuk
mendapatkan pembayaran. 2 Promosi penjualan, yaitu insentif jangka panjang untuk mendorong
keinginan mencoba atau membeli produk atau jasa. Promosi penjualan terdiri dari cara promosi pelanggan contoh, kupon,
penawaran pengembalian uang, potongan harga premi, hadiah, hadiah langganan, percobaan gratis, garansi, promosi gabungan,
promosi silang, tampilan ditempat pembelian dan demonstrasi; promosi perdagangan potongan harga, tunjangan iklan dan
pajangan barang gratis; dan promosi bisnis dan wiraniaga pameran perdagangan dan konvensi, kontes bagi wiraniaga dan
iklan khusus. 3 Pemasaran langsung melalui penggunaan surat, telepon, dan alat
penghubung non personal lainnya untuk berkomunikasi dengan atau mendapatkan respon dari pelanggan dan calon pelanggan
tertentu. 4 Penjualan personal, yaitu interaksi langsung antar satu atau lebih
calon pembeli dengan tujuan melakukan pembelian. 5 Hubungan masyarakat dan publisitas melalui berbagai program
yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.
2.2.4. Distribusi
Swastha dalam Pribadi 2005 mendefinisikan saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan
barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri.
Menurut Kotler 1997, saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk
menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Bauran tempat meliputi berbagai kegiatan yang dilakukan
perusahaan untuk membuat produk dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran. Suatu perusahaan harus mengidentifikasi, merekrut
dan menghubungkan berbagai penyedia fasilitas pemasaran untuk menyediakan produk, serta pelayanan secara efisien kepada pasar
sasaran. Dalam hal ini, perusahaan harus mengerti berbagai jenis pengecer, pedagang grosir, serta perusahaan distribusi fisik dan
bagaimana membuat keputusan. Kotler 1997, menyatakan bahwa anggota-anggota dalam saluran
pemasaran melakukan beberapa fungsi utama dan berpartisipasi dalam arus pemasaran berikut :
1 Informasi : pengumpulan dan penyebaran informasi riset pemasaran mengenai pelanggan potensial dan pelanggan saat ini,
pesaing dan pelaku dan kekuatan lain dalam lingkungan pemasaran.
2 Promosi : pengembangan dan penyebaran komunikasi persuasif mengenai penawaran yang dirancang untuk menarik pelanggan.
3 Negosiasi : usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan syarat-syarat lain, sehingga pengalihan kepemilikan
dapat dipengaruhi. 4 Pesanan : komunikasi ke belakang yang bermaksud mengadakan
pembelian oleh anggota saluran pemasaran kepada produsen. 5 Pendanaan : penerimaan dan pengalokasian dana yang dibutuhkan
untuk penyediaan persediaan pada tingkat saluran pemasaran yang berbeda.
6 Pengambilan Resiko : asumsi resiko yang terkait dengan pelaksanaan kerja saluran pemasaran.
7 Kepemilikan Fisik : gerakan penyimpanan dan pemindahan produk fisik mulai dari bahan mentah hingga produk jadi ke pelanggan.
8 Pembayaran : pembeli yang membayar melalui bank dan lembaga keuangan lainnya kepada penjual.
9 Kepemilikan : pengalihan kepemilikan dari satu organisasi atau individu kepada organisasi atau individu lainnya.
Saluran pemasaran dapat dikelompokkan dengan jumlah tingkat saluran. Setiap perantara yang menjalankan pekerjaan tertentu dapat
mengalihkan produk dan kepemilikannya, agar lebih mendekati pembeli akhir, sehingga disebut sebagai tingkat saluran. Berdasarkan
jumlah tingkat saluran, saluran pemasaran dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu :
1. Saluran tingkat nol, terdiri dari produsen yang menjual secara langsung ke pelanggan akhir. Empat metode utama saluran saluran
tingkat nol adalah dari pintu ke pintu, partai rumah, pos langsung dan toko yang dimiliki produsen.
2. Saluran tingkat satu, terdiri dari satu perantara penjual seperti pengecer retailer.
3. Saluran tingkat dua, terdiri dari dua perantara. Dalam pasar konsumen, perantara ini umumnya adalah pedagang besar
wholesaler dan pengecer retailer.
4. Saluran tingkat tiga, terdiri dari tiga perantara seperti pedagang besar wholesaler, grosir dan pengecer kecil retailer.
Gambaran mengenai saluran distribusi dapat dilihat pada Gambar 3.
a b
c
d
Keterangan :
a : Saluran tingkat nol c : Saluran tingkat dua
b : Saluran tingkat satu d : Saluran tingkat tiga
Gambar 3. Tingkat saluran pemasaran Kotler, 1997
2.3. Merek
Pengertian merek menurut UU no.15 tahun 2001 pasal 1 ayat 1 yaitu tanda yang berupa gambar, nama, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna,
atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa .
www.dgip.go.id.2005. Produsen
Konsumen
Pengecer
Pedagang besar
Pengecer
Pedagang besar
Penyalur
Pengec
er
Menurut American Marketing Association
dalam Kotler 2002, merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari hal-
hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk
pesaing. Aaker dalam Rangkuti 2004, menambahkan sebuah merek sebagai logo, cap atau kemasan yang diberikan untuk memberi nama atau
simbol, dengan tujuan menunjukkan adanya suatu perbedaan. Jadi suatu merek yang melekat pada suatu produk adalah suatu upaya untuk membuat
produk tersebut berbeda dan lebih mudah dikenali oleh konsumen. Durianto, dkk 2004, menyatakan bahwa merek merupakan nama,
istilah, tanda, simbol disain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produkjasa yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan. Identifikasi tersebut berfungsi untuk membedakannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Lebih jauh, sebenarnya
merek merupakan nilai tangible dan intangible yang terwakili oleh sebuah trademark
merek dagang yang mampu menciptakan nilai dan pengaruh tersendiri di pasar bila diatur dengan tepat. Saat ini, merek sudah menjadi
konsep kompleks dengan sejumlah ratifikasi teknis dan psikologis. Selain itu, Durianto,dkk 2004 juga menambahkan bahwa merek
memegang peranan sangat penting, salah satunya adalah menjembatani harapan konsumen pada saat perusahaan menjanjikan sesuatu kepada
konsumen. Dengan demikian, dapat diketahui adanya ikatan emosional yang tercipta antara konsumen dengan perusahaan penghasil produk melalui
merek. Dalam hal ini pesaing dapat menawarkan produk yang mirip, tetapi tidak mungkin menawarkan janji emosional yang sama. Merek menjadi
sangat penting saat ini, karena beberapa faktor berikut : 1. Emosi konsumen terkadang turun naik. Merek mampu membuat janji
emosi menjadi konsisten dan stabil. 2. Merek mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar,misal suatu
merek yang kuat mampu diterima seluruh dunia dan budayanya.
3. Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen, yang ditunjukkan semakin kuat suatu merek, maka makin kuat pula
interaksinya dengan konsumen. 4. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen. Merek
yang kuat akan sanggup merubah perilaku konsumen. 5. Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian oleh
konsumen. Dengan adanya merek, konsumen dengan mudah membedakan produk yang akan dibelinya dengan produk lain
sehubungan dengan mutu, kepuasan, kebanggaan, ataupun atribut lain yang melekat pada merek tersebut.
6. Merek berkembang menjadi sumber aset terbesar bagi perusahaan. Menurut Kotler 1997, merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk
secara konsisten memberikan feature, manfaat dan jasa tertentu pada pembeli. Merek-merek terbaik memberikan jaminan mutu dan merek lebih
dari sekedar simbol. Merek dapat memiliki enam tingkatan pengertian, yaitu : 1. Atribut : Merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu.
2. Manfaat : Suatu merek lebih dari serangkaian atribut. Pelanggan tidak membeli atribut, tetapi membeli manfaat. Atribut diperlukan untuk
diterjemahkan menjadi manfaat fungsional atau emosional. 3. Nilai : Merek menyatakan sesuatu nilai tentang produsen.
4. Budaya : Merek mewakili budaya tertentu. 5. Kepribadian : Merek mencerminkan kepribadian tertentu. Kadang-
kadang merek mengambil kepribadian seorang terkenal sesungguhnya. 6. Pemakai : Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau
menggunakan produk tersebut. Merek dapat juga dibagi dalam pengertian lainnya, yaitu :
1. Brand name nama merek yang merupakan bagian dari yang dapat diucapkan.
2. Brandmark tanda merek yang merupakan sebagian dari merek yang dapat dikenali, namun tidak dapat diucapkan,seperti lambang, desain
hurufatau warna khusus.
3. Trade mark tanda merek dagang yang merupakan merek atau sebagian dari merek yang dilindungi hukum karena kemampuannya menghasilkan
sesuatu yang istimewa. Tanda dagang ini melindungi penjual dengan hak istimewanya untuk menggunakan nama merek tanda merek.
4. Copyright hak cipta yang merupakan hak istimewa yang dilindungi oleh undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan,dan menjual
karya tulis, karya musik atau karya seni. Menurut Rangkuti 2004, ada lima pilihan dalam penentuan strategi
merek, yaitu : 1. Perluasan lini line extention
Perluasan lini ini terjadi apabila perusahaan memperkenalkan unit produk tambahan dalam kategori produk yang sama dengan merek sama, biasanya
dengan tampilan baru, seperti bentuk, rasa, warna, kandungan, ukuran kemasan, dan sebagainya. Pada umumnya perkenalan produk baru
merupakan lini. Strategi ini dapat dilakukan, apabila perusahaan mengalami kelebihan kapasitas produksi atau perusahaan ingin memenuhi
meningkatnya selera konsumen terhadap tampilan baru. Selain itu perluasan lini dapat dilakukan bila perusahaan ingin mengalahkan pesaing
atau mengisi lebih banyak ruang rak eceran. 2. Perluasan merek brand extention
Perluasan merek dapat terjadi, apabila perusahaan memutuskan untuk menggunakan merek yang sudah ada pada produknya dalam satu kategori
baru. Strategi perluasan merek memberikan sejumlah keuntungan, karena merek tersebut pada umumnya lebih cepat dihargai sudah dikenal
sebelumnya, sehingga kehadirannya dapat cepat diterima oleh konsumen. Hal ini memudahkan perusahaan untuk memasuki pasar dengan kategori
produk baru. Perluasan merek dapat menghemat banyak biaya iklan yang biasanya diperlukan untuk membiasakan konsumen dengan suatu merek
barunya. 3. Multi Brand
Multi brand dapat terjadi apabila perusahaan memperkenalkan berbagai
merek tambahan dalam kategori produk yang sama. Tujuannya adalah
untuk mencoba membentuk kesan, kenampakan feature dan daya tarik kepada konsumen, sehingga lebih banyak pilihan. Strategi multi brand
memungkinkan perusahaan merebut lebih banyak ruang rak distributor dan melindungi merek utamanya, dengan cara menciptakan merek sampingan
flanker brand. Multi brand dapat juga terjadi akibat warisan beberapa
merek dari perusahaan lain yang telah di akusisi oleh perusahaan tersebut. 4. Merek baru
Merek baru dapat dilakukan apabila perusahaan tidak memiliki satupun merek yang sesuai dengan produk yang akan dihasilkan, atau apabila citra
merek tersebut tidak membantu untuk produk baru tersebut. Kondisi ini menyebabkan perusahaan lebih baik menciptakan merek yang sama sekali
baru, daripada menggunakan merek lama. Namun demikian perusahaan harus hati-hati, karena peluncuran merek baru biasanya memerlukan biaya
cukup besar, terlebih-lebih untuk sampai ke tahap brand loyalty yang tinggi.
5. Merek bersama Co-brand Co-branding
terjadi apabila dua merek terkenal atau lebih digabung dalam satu penawaran. Tujuan co-branding adalah agar merek yang satu dapat
memperkuat merek yang lainnya, sehingga dapat menarik minat para konsumen. Apabila co-branding dilakukan dalam bentuk kemasan
bersama, maka setiap merek tersebut memilki harapan dapat menjangkau konsumen baru dengan dengan mengaitkannya dengan merek lain.
2.4. Ekuitas Merek