Persepsi Mutu Merek Ekuitas Merek

Asosiasi-asosiasi yang terkait dengan suatu merek umumnya dihubungkan dengan berbagai hal berikut : a. Product attributes Atribut produk b. Intangibel atributes Atribut tak berwujud c. Consumers benefit Manfaat bagi pelanggan d. Relative price harga relatif e. Application Penggunaan f. UserCustomer Penggunapelanggan g. Celebrityperson Orang terkenalkhalayak h. Life stylepersonality Gaya hidupkepribadian i. Product class Kelas produk j. Competitors Para pesaing k. Countrygeographic area Negarawilayah geografis

2.4.3. Persepsi Mutu Merek

Menurut Aaker dalam Rangkuti 2004, Persepsi mutu merek adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan mutu atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Kesan mutu memberikan nilai dalam beberapa bentuk Gambar 7. Gambar 7. Nilai dari persepsi mutu merek Aaker dalam Rangkuti, 2004 Alasan untuk membeli Diferensiasiposisi Harga optimum Minat saluran distribusi Perluasan merek Persepsi Mutu Merek Aaker dalam Durianto, dkk 2004 menambahkan bahwa dimensi dari persepsi mutu dibagi menjadi tujuh, yaitu : a. Kinerja : Melibatkan berbagai karakteristik operasional utama. b. Pelayanan : Mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan pada produk tersebut. c. Ketahanan : Mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut. d. Keandalan : Konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari suatu pembelian ke pembelian berikutnya. e. Karakteristik produk : Bagian-bagian tambahan dari produk. f. Kesesuaian dengan spesifikasi : Merupakan pandangan mengenai mutu proses manufaktur tidak ada cacat produk sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan teruji. g. Hasil : Mengarah kepada mutu yang dirasakan yang melibatkan enam dimensi sebelumnya. Berikut ini disajikan berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam membangun kesan mutu Aaker dalam Rangkuti, 2004, yaitu : a. Komitmen terhadap mutu Perusahaan harus mempunyai komitmen terhadap mutu dan memelihara mutu secara terus menerus. b. Budaya Mutu Komitmen mutu harus terefleksi dalam budaya perusahaan, norma perilaku, dan nilai-nilainya. Jika perusahaan dihadapkan kepada pilihan mutu dan biaya, maka mutu yang harus dimenangkan. c. Informasi masukan dari pelanggan Pada akhirnya dalam membangun kesan mutu, pelangganlah yang mendefinisikan mutu. Seringkali para pimpinan keliru dalam memperkirakan apa yang dianggap penting oleh pelanggannya. d. Sasaran Standar yang jelas Sasaran mutu harus jelas dan tidak terlalu umum, karena sasaran mutu yang terlalu umum cenderung menjadi tidak bermanfaat, maka harus dimiliki standar yang jelas, dapat dipahami dan diprioritaskan. e. Kembangkan karyawan berinisiatif Karyawan harus dimotivasi dan diizinkan untuk berinisiatif, serta dilibatkan mencari solusi masalah yang dihadapi dengan pemikiran kreatif dan inovatif. Dalam hal ini karyawan secara aktif dilibatkan dalam pengendalian mutu pelayanan.

2.4.4. Loyalitas Merek