Perusahaan harus tetap mempertahankan persepsi atribut yang termasuk dalam kuadran ini, karena perusahaan memiliki keunggulan
untuk bersaing dengan perusahaan lainnya.
4.6. Analisis Loyalitas Merek
Loyalitas merek merupakan inti dari ekuitas merek yang menjadi gagasan sentral dalam pemasaran, karena merupakan suatu ukuran keterkaitan
seorang pelanggan kepada sebuah merek. Analisis loyalitas merek dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan tingkatan loyalitas merek, yaitu pembeli
yang berpindah-pindah berpindah-pindah, pembeli yang bersifat kebiasaan Pembeli yang bersifat kebiasaan, pembeli yang puas pembeli yang puas
dengan biaya peralihan, pembeli yang menyukai merek menyukai merek dan pembeli yang setia pembeli yang setia. Analisis ini bertujuan untuk
mengetahui loyalitas merek Coca-Cola pada konsumen minuman ringan.
4.6.1. Analisis Pembeli yang berpindah-pindah
Analisis Pembeli yang berpindah-pindah dilakukan untuk mengetahui berapa banyak konsumen Coca-Cola pada UNPAD
Bandung yang termasuk ke dalam pembeli yang berpindah-pindah. Dalam hal ini, konsumen berpindah-pindah dikarenakan faktor harga.
Dalam penelitian ini, pembeli yang berpindah-pindah, yaitu konsumen yang menjawab “sering” dan “selalu” apabila ada pernyataan “Seberapa
sering Sdri beralih ke merek lain karena faktor harga ?” Penghitungan pembeli yang berpindah-pindah terdapat pada Lampiran 5a. Hasil
penghitungan pembeli yang berpindah-pindah dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Hasil penghitungan pembeli yang berpindah-pindah merek Coca-Cola.
Jawaban f x
fx
2
x
f
2
x
Tidak Pernah 18
1 18
1 18
18,37 Jarang 14
2 28
4 56
14,29 Kadang-kadang 50
3 150
9 450
51,02 Sering 16
4 64
16 256
16,33 Selalu 0
5 25
0,00 Total 98
260 55
780 100
Rataan 2,65 Simpangan baku
0,96
Pembeli yang berpindah-pindah
16,33
Berdasarkan rentang skala Likert, nilai rataan 2,65 termasuk pada skala 3 cukup. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen Coca-Cola
pada UNPAD Bandung kadang-kadang berpindah merek karena faktor harga. Dengan simpangan baku sebesar 0,96, toleransi satu kali
simpangan baku memetakan responden yang berpindah-pindah dari posisi sangat buruk hingga posisi baik. Apabila nilai pembeli yang
berpindah-pindah semakin kecil, maka nilainya semakin baik. Dari 98 orang responden, terdapat 16,33 responden yang termasuk ke dalam
pembeli yang berpindah-pindah merek minuman ringan. Hal ini menunjukkan bahwa responden tidak berencana berpindah
ke merek lain, alasan responden berpindah merek antara lain karena coba-coba, tergantung suasana hati, menyesuaikan dengan situasi dan
kondisi tertentu, isi merek lain lebih banyak, kenaikan harga dan ketersediaan yang kurang dari merek Coca-Cola.
Pada Tabel 13 terdapat 81,64 responden yang berpindah merek minuman ringan karena faktor harga. Adapun komposisi responden
yang menjawab, yaitu jarang 14,29, kadang-kadang 51,02, sering 16,33 dan selalu 0. Pembeli yang berpindah-pindah hanya
16,33, dikarenakan penghitungan pembeli yang berpindah-pindah hanya terhadap responden yang menjawab sering dan selalu.
4.6.2. Analisis Pembeli yang bersifat Kebiasaan