4.4.2. Uji Asosiasi
Dalam penelitian ini uji asosiasi yang digunakan yaitu metode uji Cochran. Uji Cochran dilakukan terhadap asosiasi-asosiasi merek
minuman ringan Coca-Cola yang bertujuan untuk menguji nyatanya hubungan setiap asosiasi yang ada pada merek Coca-Cola. Uji ini
dilakukan untuk menganalisis hubungan asosiasi dalam elemen asosiasi merek. Asosiasi yang saling berhubungan tersebut akan membentuk
brand image Coca-Cola.
Berdasarkan penghitungan uji asosiasi Coca-Cola yang terdapat pada Lampiran 4a, 4b, 4c, 4d dan 4e untuk mencapai hasil Q
2
χ
tabel dilakukan penghilangan 4 asosiasi, yaitu yang membuat tubuh jadi
segar, tanpa pengawet, harga sesuai mutu dan warna minuman yang menarik. Dengan hasil Q
2
χ
, maka Ho diterima yang berarti bahwa jawaban “ya” sama untuk semua asosiasi yang tersisa pada pengujian
terakhir. Adapun hasil pengujian asosiasi-asosiasi Coca-Cola terdapat pada Tabel 11.
Tabel 11. Hasil penghitungan uji asosiasi merek Coca-Cola
Uji Asosiasi db
2
χ tabel Q Hasil
1 Semua asosiasi
7 14,067 59,580 Q
2
χ tabel 2 Semua
asosiasi kecuali
tanpa pengawet 6 12,592 33,228 Q
2
χ tabel 3 Semua
asosiasi kecuali
tanpa pengawet dan harga sesuai mutu
5 11,070 22,654 Q
2
χ tabel 4 Semua
asosiasi kecuali
tanpa pengawet harga sesuai mutu, dan warna
minuman yang menarik. 4 9,488 12,722
Q
2
χ tabel
5 Semua asosiasi
kecuali tanpa pengawet harga
sesuai mutu, warna minuman yang menarik,
dan membuat tubuh jadi segar.
3 7,815 3,451 Q
2
χ tabel
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan uji Cochran, terdapat asosiasi-asosiasi yang tersisa. Asosiasi-asosiasi yang tersisa
tersebut akan menjadi brand image dari Coca-Cola. Maka dapat disimpulkan bahwa brand image Coca-Cola adalah :
a. Nama perusahaan pembuatnya b. Rasa yang enak
c. Pelepas dahaga seketika d. Kemasan botol, kaleng, ukuran dan simbol merek yang unik
Berdasarkan hasil
analisis kesadaran merek, diperoleh hasil
bahwa Coca-Cola ternyata tidak membuat tubuh jadi segar, sehingga asosiasi membuat tubuh jadi segar bukan merupakan brand image dari
Coca-Cola. Selain itu juga asosiasi tanpa pengawet bukan merupakan brand image dari
Coca-Cola, karena pada kenyataannya walaupun dalam bahan-bahan dan kandungan nutrisi Coca-Cola tidak tercantum
bahan pengawet, namun konsumen tetap mempunyai anggapan bahwa Coca-Cola menggunakan bahan pengawet walaupun hanya sedikit.
Dimana konsumen tahu bahwa bahan pengawet dapat merugikan bagi kesehatan, tetapi tidak mau mengambil resiko.
Untuk asosiasi harga sesuai mutu, konsumen mempunyai anggapan bahwa untuk saat ini harga yang diberikan Coca-Cola belum
sesuai dengan mutunya. Harga yang sesuai mutu bukan merupakan brand image
dari Coca-Cola. Untuk asosiasi warna minuman yang menarik konsumen menilai bahwa warna Coca-Cola kurang menarik
karena warnanya yang gelap lainnya halnya dengan Fanta dan Sprite yang warnanya lebih terang, sehingga lebih menarik konsumen. Maka
dari itu, asosiasi warna yang menarik bukan merupakan brand image dari Coca-Cola.
4.5. Analisis Persepsi Mutu Merek