5 Mengevaluasi.
6 Memberikan pengakuan atau peghargaan.
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1 Menyampaikan tujuan pembelajaran, mempersiapkan peserta didik, dan
memberikan motivasi. 2
Melalui serangkaian pertanyaan yang disampaikan guru, peserta didik melakukan kegiatan apersepsi.
3 Guru menyampaikan materi melalui serangkaian pertanyaan yang dijawab
peserta didik. 4
Guru mengelompokkan peserta didik menjadi 8 kelompok. 5
Peserta didik bekerja dalam kelompok menyelesaikan soal latihan dari guru. 6
Evaluasi.
2.5 Motivasi Belajar
Mc Donald sebagaimana dikutip Hamalik 2005: 158 menyatakan “motivation is an energy change within the person characterized by affective
arousal and anticipatory goal reaction ”.
Sardiman 2001: 73 mengungkapkan pengertian motivasi belajar sebagai “keseluruhan daya penggerak dalam diri peserta didik untuk menimbulkan
kegiatan belajar dan memberikan arahan pada kegiatan belajar itu, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar akan tercapai”. Sedangkan Uno 2011: 31
menya takan bahwa “motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada
peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya dengan beberapa indikator”.
Berdasarkan ketiga pengertian motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan yang berasal dari dalam diri maupun
lingkungan peserta didik sehingga terjadi kegiatan belajar untuk mencapai tujuan. Tujuan yang hendak dicapai bergantung pada masing-masing peserta didik. Oleh
karena itu, sebelum pembelajaran guru perlu menginformasikan manfaat dari materi yang diajarkan agar peserta didik memiliki tujuan mempelajari materi
tesebut sehingga timbul motivasi pada diri peserta didik. Motivasi merupakan prasyarat yang penting dalam belajar karena motivasi
menjadi faktor penyebab belajar dan hasil belajar. Berdasarkan penelitian Uguroglu dan Walberg yang menganalisis 232 korelasi tentang motivasi dan hasil
belajar yang dilaporkan di dalam 40 penelitian dengan ukuran sampel terkombinasi sebanyak 637.000 peserta didik kelas 1 sampai kelas 12. Keduanya
menemukan 98 persen korelasi positif antara motivasi dan prestasi akademik Rifa’i dan Anni, 2009: 160.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Uguroglu dan Walberg, membangun motivasi pada diri peserta didik merupakan hal yang penting karena
seberapa besar motivasi belajar peserta didik berkaitan dengan prestasi yang dihasilkan. Oleh karena itu, dalam melaksanakan pembelajaran perlu dipikirkan
strategi yang dapat digunakan untuk membangun motivasi belajar peserta didik. Menurut Winataputra dan Rosita 1997: 104-106, pada dasarnya motivasi
dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
1 Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup di dalam situasi belajar dan memenuhi kebutuhan dan tujuan peserta didik. Motivasi intrinsik
datang dari diri anak sendiri, motivasi ini sering disebut motivasi murni. Motivasi ini lebih efektif dibandingkan dengan motivasi yang dipaksakan dari
luar, karena kepuasan yang diperoleh oleh individu sesuai dengan porsi atau ukuran yang terdapat dalam diri peserta didik itu sendiri.
Winataputra dan Rosita 1997: 105 mengemukakan beberapa strategi yang dapat digunakan untuk membangun motivasi intrinsik peserta didik.
Strategi tersebut antara lain sebagai berikut. a
Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan peserta didik. b
Memberikan kebebasan kepada peserta didik memperluas materi pembelajaran sebatas yang pokok.
c Memberikan banyak waktu ekstra bagi peserta didik untuk mengerjakan
tugas dan memanfaatkan sumber belajar di sekolah. d
Sesekali memberikan penghargaan pada peserta didik atas pekerjaan. e
Meminta peserta didik untuk menjelaskan hasil pekerjaannya. 2
Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-
faktor dari luar situasi belajar, seperti dalam bentuk pujian, hadiah, persaingan, medali, dan hukuman. Motivasi intrinsik suatu hal yang
diperlukan di sekolah, sebab tidak semua pelajaran yang ada di sekolah
menarik bagi peserta didik. Kadang kala belum memahami sebenarnya belajar itu untuk apa, oleh sebab itu motivasi dari luar sangat diperlukan.
Winataputra dan Rosita 1997: 106 mengemukakan beberapa strategi yang dapat digunakan untuk membangun motivasi ekstrinsik peserta didik.
Strategi tersebut antara lain sebagai berikut. a
Memperkenalkan tujuan pengajaran sehingga peserta didik mengetahui dengan jelas apa yang harus ia capai dalam proses belajar itu.
b Memonitor kemajuan dan memberikan penguatan pada peserta didik
lebih dari pada peserta didik yang memiliki motivasi intrinsik. c
Menilai setiap tugas peserta didik dan memberikan komentar secara tertulis.
Menurut Uno 2011: 23, indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1 Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
2 Adanya dorongan dan kebutuhan belajar.
3 Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
4 Adanya penghargaan dalam belajar.
5 Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
6 Adanya lingkungan belajar yang kondusif.
Uno 2011: 34-37 menyampaikan beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran sebagai berikut.
1 Memperjelas tujuan yang hendak dicapai. Peserta didik akan berbuat lebih
baik dan berhasil apabila mereka memahami yang harus dikerjakannya dan
dicapai dengan perbuatannya itu. Ini dapat dilakukan melalui penyampaian tujuan pembelajaran dan menginformasikan manfaat dari materi yang akan
dipelajari agar peserta didik lebih tertarik untuk belajar. 2
Menuntut pesera didik untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya. Ini dilakukan melalui kegiatan apersepsi dalam pembelajaran.
Dengan kegiatan tersebut peserta didik belajar menggunakan hal-hal yang dikenalnya dan menguatkan pemahaman mereka.
3 Menggunakan materi yang dikenal peserta didik sebagai contoh dalam
belajar. Sesuatu yang telah dikenal peserta didik dapat ditrima dan diingat lebih mudah. Menampilkan gambar dan contoh masalah kontekstual
merupakan hal yang dapat dilakukan. 4
Menimbulkan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu dapat ditimbulkan melalui pertanyaan-pertanyaan, menemukan hal yang baru, atau menghadapi masalah
yang sulit. Hal tersebut menimbulkan rasa penasaran yang menyebabkan peserta didik berupaya memecahkannya.
5 Memberi kesempatan peserta didik untuk memperlihatkan kemahirannya di
depan umum. Melalui kegiatan presentasi hasil pekerjaan peserta didik di dipan kelas. Hal ini akan menimbulkan rasa bangga dan dihargai oleh umum
yang selanjutnya akan meningkatkan motivasi belajar mereka. 6
Pernyataan penghargaan secara verbal. Pernyataan seperti “Bagus sekali”, “Hebat”, “Menakjubkan”, disamping menyenangkan peserta didik,
pernyataan tersebut menjadi pengakuan sosial bagi mereka. Cara ini paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik .
7 Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan. Pengetahuan atas
hasil pekerjaan merupakan cara untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
Pada penelitian ini motivasi diukur dengan menggunakan angket motivasi yang disusun sesuai indikator motivasi belajar. Selanjutnya akan dibandingkan
mana yang lebih baik antara motivasi belajar peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan model CORE dan motivasi belajar peserta didik yang
memperoleh pembelajaran dengan model kooperatif.
2.6 Teori-teori Motivasi