diperoleh . Karena
maka diterima, artinya
proporsi peserta didik kelas eksperimen yang mencapai KKM mencapai kriteria minimal yaitu
. Dari pengujian rata-rata dan proporsi di atas dapat di simpulkan bahwa peserta didik kelas eksperimen mencapai tuntas belajar.
4.1.2.4 Uji Perbedaan Rata-rata Tes Hasil Belajar Uji Hipotesis 2
Pengujian hipotesis 2 dilakukan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Pengujian ini menggunakan
uji perbedaan rata-rata pihak kanan dengan uji . Hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut. :
hasil belajar kelas eksperimen tidak lebih baik dari kelas kontrol :
hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
̅̅̅ ̅̅̅
√ dengan
keterangan: ̅̅̅ : rata – rata nilai kelompok eksperimen,
̅̅̅ : rata – rata nilai kelompok kontrol, S : simpangan baku sampel,
: banyaknya peserta didik pada kelas eksperimen, : banyaknya peserta didik pada kelas kontrol.
Kriteria yang digunakan adalah diterima jika
. Dalam hal ini
dengan dk = Sudjana, 2005: 243. Berdasarkan
perhitungan uji perbedaan rata-rata pada lampiran 47, diperoleh .
Dengan , , dan peluang , diperoleh
. Karena maka
ditolak, artinya rata-rata tes hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari pada rata-rata tes hasil belajar kelas
kontrol. Dengan kata lain, rata-rata tes hasil belajar peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran CORE berbantuan Cabri 3D
lebih baik dari pada rata-rata tes hasil belajar peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif.
4.1.2.5 Uji Perbedaan Rata-rata Skor Angket Motivasi Uji Hipotesis 3
Pengujian hipotesis 3 dilakukan untuk mengetahui motivasi peserta didik kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Pengujian ini menggunakan
uji perbedaan rata-rata pihak kanan dengan uji . Hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut. :
motivasi kelas eksperimen tidak lebih baik dari kelas kontrol :
motivasi kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
̅̅̅ ̅̅̅
√ dengan
keterangan: ̅̅̅ : rata – rata skor kelompok eksperimen,
̅̅̅ : rata – rata skor kelompok kontrol, S : simpangan baku sampel,
: banyaknya peserta didik pada kelas eksperimen, : banyaknya peserta didik pada kelas kontrol.
Kriteria yang digunakan adalah diterima jika
. Dalam hal ini
dengan dk = Sudjana, 2005: 243. Berdasarkan
perhitungan uji perbedaan rata-rata pada lampiran 48, diperoleh .
Dengan , , dan peluang , diperoleh
. Karena maka
ditolak, artinya rata-rata skor angket motivasi kelas eksperimen lebih baik dari pada rata-rata skor angket
motivasi kelas kontrol. Dengan kata lain, motivasi belajar peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran CORE berbantuan Cabri 3D
lebih baik dari pada motivasi belajar peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif.
4.2 Pembahasan
4.2.1. Proses Pembelajaran
Penggunaan model pembelajaran CORE dan media Cabri 3D pada pembelajaran matematika merupakan hal baru bagi peserta didik kelas X di SMA
Negeri 1 Sukorejo. Selama proses pembelajaran guru dan peserta didik melaksanakan tiap fase secara urut sesuai langkah model pembelajaran CORE
yang tertuang pada RPP. Kesulitan yang dialami peserta didik adalah menggambar dan memahami gambar bangun ruang yang disajikan. Pada kegiatan