1 Penekanan pada tindakan positif, dengan menggunakan kelebihan peserta
didik untuk menciptakan prestasi. Melalui pemberian penguatan, umpan balik, dan penghargaan pada saat peserta didik berhasil menyelesaikan
permasalahan, serta dengan memberi dorongan agar mereka dapat melakukan hal yang lebih.
2 Pengurangan tindakan negatif, dengan tidak mempermainkan kekurangan
peserta didik. Ini dilakukan dengan tidak mengucapkan kata-kata yang menjatuhkan mental atau menurunkan semangat peserta didik untuk belajar
dan mengurangi pemberian hukuman. 3
Berangkat dari pengenalan sesuatu yang baru, menggunakan kerangka cantolan advance orgaineizer atau diskoveri terbimbing guided discovery.
Dalam penelitian ini dilakukan dengan menginformasikan penggunaan materi yang akan dipelajari bagi kehidupan sehari-hari. Selain itu juga dilakukan
dengan tanya jawab menggunakan good question yang telah dirancang untuk menemukan konsep menentukan sudut pada bangun ruang.
4 Ciptakan tantangan dalam belajar, agar peserta didik aktif merumuskan
masalah dan memecahkannya dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilannya sendiri. Dalam pembelajaran dapat dilakukan melalui
kegiatan diskusi untuk menyelesaikan masalah.
2.7 Hasil Belajar
Keberhasilan suatu pembelajaran dilihat dari hasil belajar peserta didik. Rifa’i dan Anni
2009: 85 menyatakan bahwa
“hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas
belajar”. Menurut Hamalik 2005: 30, hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek dari tingkah laku manusia. Apek-aspek tersebut
yaitu, pengetahuan, pengertian, kebiasaan, ketrampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis dan budi pekerti, dan sikap. Hasil belajar yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan pemahaman peserta didik pada aspek pemahaman konsep, penalaran dan komunikasi, serta pemecahan masalah
pada materi pokok dimensi tiga yang dilihat berdasarkan penilaian tes. Gagne sebagaimana dikutip Suprijono 2012: 5-6 mengungkapkan
bentuk-bentuk hasil belajar antara lain sebagai berikut. 1
Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
2 Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan menginterogasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-
prinsip keilmuan. 3
Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah
dalam memecahkan masalah. 4
Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak
jasmani. 5
Sikap, merupakan kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian
terhadap objek
tersebut. Sikap
berupa kemampuan
menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.
2.8 Materi Pokok Dimensi Tiga
Peneliti memilih materi pokok dimensi tiga dengan kompetensi dasar menentukan besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang dalam
ruang dimensi tiga. Indikator yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1 Menentukan sudut antara dua garis berpotongan dalam ruang dimensi tiga.
2 Menghitung besar sudut antara dua garis berpotongan dalam ruang dimensi
tiga. 3
Menentukan sudut antara dua garis bersilangan dalam ruang dimensi tiga. 4
Menghitung besar sudut antara dua garis bersilangan dalam ruang dimensi tiga.
5 Menentukan sudut antara garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga.
6 Menghitung besar sudut antara garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga.
7 Menentukan sudut antara dua bidang dalam ruang dimensi tiga.
8 Menghitung besar sudut antara dua bidang dalam ruang dimensi tiga.
Uraian materi sudut pada bangun ruang adalah sebagai berikut. 1
Pengertian Sudut Sudut adalah suatu bangun atau ruang yang terbentuk dari pertemuan dua
garis pada satu titik Sukino, 2004: 278. Sedangkan menurut James dan Beckenbach 1976: 12 “Angle is a set of points consisting of a point P and
two rays extending from P sometimes it is required that the rays do not lie
along the same straight line. The point P is the vertex and the rays are the side rays of the angle”.
Berdasarkan dua definisi di atas, sudut merupakan bangun datar yang dibatasi oleh dua buah sinar yang memiliki titik pangkal yang sama atau dua buah
garis atau ruas garis yang saling berpotongan. Sinar tersebut merupakan sisi sudut dan titik potongnya merupakan titik sudut. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa sudut merupakan bangun datar bersisi dua. 2
Sudut antara dua garis dalam ruang a
Sudut antara dua garis berpotongan Sudut antara dua buah garis dalam ruang jika kedua garis itu saling
berpotongan maka yang dimaksud dengan sudut antara kedua garis itu adalah sudut lancip yang terjadi pada perpotongan dua garis itu Iswadji,
1993: 20.
Pada gambar menunjukkan bahwa sudut antara garis dan garis yang
saling berpotongan adalah �.
b Sudut antara dua garis bersilangan
Teorema: sudut antara garis-garis a dan b yang bersilangan adalah sudut yang dibentuk oleh garis-garis
a’ dan b’ yang ditarik melalui sebuah titik T di dalam ruang dan sejajar serta searah dengan a
dan b Kusni, 2006: 16. Gambar 2.1 Sudut antara dua garis berpotongan
3 Sudut antara garis dan bidang dalam ruang
Definisi: jika garis tidak tegak lurus pada bidang , maka sudut antara
dan adalah sudut lancip yang dibentuk oleh dan sebagai
proyeksi pada Ilman, 1972: 63.
a Jika garis tegak lurus pada bidang , maka sudut antara garis dan
bidang adalah 90
o
. b
Jika garis terletak pada bidang atau sejajar dengan bidang , maka sudut antara garis
dan bidang adalah 0
o
. Tampomas, 2004: 300
4 Sudut antara dua bidang dalam ruang
Sebagian dari ruang yang dibatasi oleh dua buah bidang dan yang
berpotongan dinamakan sudut bidang dua atau sudut ruang. Bidang-bidang batas
dan disebut sisi-sisi sudut bidang dua, sedangkan adalah
a a
b b
T
Gambar 2.2 Sudut antara dua garis bersilangan
a
a’ A
A ’
B V
Gambar 2.3 Sudut antara garis dan bidang
rusuknya. Besar sudut sebuah sudut bidang dua ditentukan oleh sudut tumpuannya. Sudut tumpuan itu ada pada bidang tumpuan yang letaknya
tegak lurus pada rusuk Ilman, 1972: 53.
Rusuk = perpotongan bidang dan .
Garis pada dan . Garis pada dan .
= sudut tumpuan Bidang
= bidang tumpuan bidang yang memuat sudut tumpuan. Langkah-langkah untuk menentukan sudut antara dua bidang menurut Ilman
1972: 53 adalah sebagai berikut. a
Ambil sebuah titik pada . b
Pada : . Pada
:
c Bidang bidang tumpuan yang .
d Sudut tumpuan terbentuk oleh dan
U, V
m
n C
B
T A
V
U Gambar 2.4 Sudut antara dua bidang
5 Peta konsep sudut pada bangun ruang
2.9 Cabri 3D