4.2.3. Motivasi Belajar Peserta Didik
Pengujian hipotesis ketiga mengenai perbedaan motivasi belajar antara dua kelas sampel. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan diperoleh fakta
bahwa rata-rata skor angket motivasi belajar peserta didik kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran CORE berbantuan Cabri 3D
lebih baik daripada rata-rata skor angket motivasi belajar peserta didik kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran CORE dapat membangun motivasi belajar peserta didik. Teknik motivasi menurut Uno 2011: 34-37 yang
dilakukan peneliti melalui model pembelajaran CORE yaitu 1 memperjelas tujuan yang hendak dicapai, hal ini dilakukan dengan menyampaikan manfaat
mempelajari materi untuk kehidupan sehari-hari, 2 menggunakan materi yang dikenal peserta didik sebagai contoh, ini dilakukan dengan menampilkan gambar
kontekstual dan video 3 menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya, ini dilakukan dalam kegiatan apersepsi melalui serangkaian pertanyaan, 4
menimbulkan rasa ingin tahu, ini dilakukan melalui kegiatan diskusi yang dilakukan peserta didik untuk menemukan konsep sudut pada ruang dimensi tiga
dengan menggunakan LKPD, 5 memberi kesempatan peserta didik untuk memperlihatkan kemahirannya di depan umum, ini dilakukan melalui kegiatan
presentasi dimana peserta didik menyampaikan hasil diskusi kelompok yang selanjutnya diberikan penghargaan secara verbal. Selain itu, penggunaan media
Cabri 3D dan LKPD juga berperan dalam membangun motivasi belajar peserta
didik. Ini sesuai dengan indikator motivasi yang diungkapkan oleh Uno 2011: 23 bahwa dalam belajar perlu adanya kegiatan yang menarik.
4.2.4. Kinerja Guru dan aktivitas Peserta Didik
Pada penelitian ini, aktivitas guru dan peserta didik juga diamati. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru SMA Negeri 1 Sukorejo
kabupaten Kendal diketahui bahwa aktivitas guru pada bertemuan pertama berkategori baik, dan pada pertemuan kedua dan ketiga berkategori sangat baik
untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Hal ini berarti bahwa peneliti telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran dan perencanaan
yang telah disusun. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas peserta didik diketahui bahwa
pada pertemuan pertama peserta didik masuk dalam kategori aktif, pada pertemuan kedua dan ketiga masuk dalam kategori sangat aktif baik untuk kelas
eksperimen dan kontrol. Selanjutnya, berdasarkan hasil uji perbedaan rata-rata pada lampiran 49 diketahui bahwa aktivitas peserta didik kelas eksperimen lebih
tinggi daripada kelas kontrol dengan rata-rata skor kelas eksperimen sebesar 86,458 dan kelas kontrol sebesar 79,444. Hasil uji perbedaan aktivitas peserta
didik sesuai dengan hasil uji perbedaan rata-rata hasil belajar dan rata-rata skor angket motivasi belajar peserta didik. Dapat dilihat bahwa dengan lebih tingginya
aktivitas peserta didik kelas eksperimen daripada kelas kontrol, maka hasil belajar dan motivasi belajar kelas eksperimen juga lebih tinggi dibandingkan dengan
kelas kontrol. Hal ini sejalan dengan pendapat Sinambela 2008: 78 bahwa aktivitas peserta didik menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dan keefektifan pembelajaran. Sedangkan menurut teori Bruner dalam Slameto 2010: 12 bahwa keaktifan yang dalam hal ini aktivitas peserta didik dalam
pembelajaran perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis I, II, dan III serta memperhatikan
aktivitas peserta didik, disimpulkan bahwa model pembelajaran CORE berbantuan Cabri 3D efektif terhadap motivasi dan hasil belajar peserta didik pada materi
dimensi tiga. Ini sesuai dengan kriteria keefektifan pembelajaran, yaitu 1 tercapainya ketuntasan belajar yaitu 81,25 dari banyaknya peserta didik
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM sebesar 70, 2 hasil belajar peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model CORE berbantuan
Cabri 3D lebih baik daripada hasil belajar peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif, 3 motivasi belajar peserta didik
yang pembelajarannya menggunakan model CORE berbantuan Cabri 3D lebih tinggi daripada motivasi belajar peserta didik yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran kooperatif.
4.2.5. Kendala dalam Penelitian