Mempraktikkan Sikap-sikap Yoga Kelas 11 SMK Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Siswa

Kelas XI SMASMK 26 Gambar di atas hanyalah sebagian kecil dari gerakan-gerakan yoga yang terdapat dalam ajaran agama Hindu. Gerakan yang lainnya diharapkan dapat dipraktikkan dengan baik dan sungguh-sungguh oleh peserta didik dalam proses pembelajaran di setiap sekolah SMASMK. Jika yoga rutin dilakukan dalam kehidupan ini, kesejahteraan dan kebahagiaan pendidik dan peserta didik pada khususnya serta umat sedharma pada umumnya dapat terwujud. Uji Kompetensi 1. Coba sebut dan jelaskan sikap- sikap yoga yang dapat menyembuhkan macam- macam penyakit 2. Setelah mengetahui sikap- sikap dalam yoga, coba praktikkan sikap- sikap yoga tersebut 3. Apa pengaruh praktik yoga dalam kehidupan sehari- hari? 4. Buatlah rangkuman untuk masing-masing pokok bahasan berdasarkan sumber teks yang terdapat pada Bab 1 Yoga Menurut Agama Hindu materi pembelajaran ini, sesuai petunjuk khusus dari BapakIbu guru yang mengajar 5. Amatilah gambar berikut ini, dan jelaskan Sebelumnya diskusikanlah dengan orangtuamu di rumah. Gambar 1.8 Raja Yoga 2 Sumber : Dok. https:www.facebook.com sumber. www.facebook.com Gambar 1.8 Raja Yoga 2 sumber. dok. Yoga asanas Gambar 1.9 Yoga Gabhsana Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 27 Yajña dalam Mahabharata “Sahayajñāh prajāh sṛṣtvā puro ‘vāsa prajāpatiá, anena prasavisyadhvam eṣa vo ‘iṣtakhamadhuk”. Terjemahannya: ”Pada zaman dahulu kala Prajapati Tuhan Yang Maha Esa menciptakan manusia dengan yajna dan bersabda; dengan ini engkau akan mengembang dan akan menjadi kamadhuk dari keinginanmu ”. Bhagavad Gita, III.10. Setiap tindakan tanpa dilandasi keyakinan yang mantap, akan sia-sia. Demikian pula keyakinan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sraddha apnoti brahma apnoti, mereka yang memiliki iman yang mantap dapat mencapai dan bersatu dengan Tuhan Yang Maha Esa, demikian pula dalam melaksanakan yajna, mutlak dilandasi Sraddha keimanan atau keyakinan yang mantap.

A. Pengertian dan Hakikat Yajña

Perenungan “Ojaṡce me, sahaṡca me, ātmā ca me, tanūṡca me, ṡarma ca me, varma came, yajñena kalpantām.” Terjemahannya adalah. “Dengan sarana persembahan yajña, semoga kami memperoleh sifat-sifat yang berikut ini: kemuliaan, kejayaan, kekuatan rohaniah, kekuatan jasmaniah, kesejahteraan dan perlindungan.” Yajur Veda XVIII.3 Memahami Teks Kata yajña berasal dari bahasa Sansekerta, dengan akar kata ”yaj” berarti memuja, mempersembahkan, korban. Dalam kamus bahasa Sansekerta, kata yajña diartikan; upacara korban, orang yang berkorban yang berhubungan dengan korban yajña. Dalam kitab Bhagavad Gita dijelaskan, yajña artinya suatu perbuatan yang dilakukan dengan penuh keikhlasan dan kesadaran untuk melaksanakan persembahan kepada Tuhan. Gambar 2.1 Memuja kebesaran Tuhan Sumber : Dok. Pribadi sumber. dok pribadi 2.1 Yoga purnadhanurasana Bab 2 Kelas XI SMASMK 28 Yajña berarti upacara persembahan kurban suci. Pemujaan yang dilakukan menggunakan kurban suci memerlukan dukungan sikap dan mental yang suci juga. Sarana yang diperlukan sebagai perlengkapan sebuah yajña disebut dengan istilah upakara. Upakara yang tertata dalam bentuk tertentu yang difungsikan sebagai sarana memuja keagungan Tuhan disebut sesajen. Upakara dapat diartikan memberikan pelayanan yang ramah tamah atau kebaikan hati. Dengan demikian sudah semestinya setiap upakara yang dipersembahkan hendaknya dilandasi dengan kemantapan, ketulusan dan kesucian hati, yang diwujudkan dengan sikap dan perilaku ramah tamah bersumber dari hati yang hening dan suci. Tata cara atau rangkaian pelaksanaan suatu yajña disebut upacara. Kata upacara dalam kamus Sansekerta diartikan mendekati, kelakuan, sikap, pelaksanaan, kecukupan, pelayanan sopan santun, perhatian, penghormatan, hiasan, upacara, pengobatan. Kegiatan upacara dapat memberikan ciri-ciri tersendiri bagi agama- agama tertentu, sekaligus membedakannya dengan agama-agama yang lainnya. Setiap agama memiliki tatanan tersendiri dalam melaksanakan upacaranya. Di dalam pelaksanaan upacara diharapkan terjadinya suatu upaya untuk mendekatkan diri ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta prabhawanya, kepada alam lingkungannya, para pitara, para rsi atau maha rsi dan manusia sebagai sesamanya. Wujud dari pendekatan itu dapat dilakukan dengan berbagai bentuk persembahan maupun tata pelaksanaan sebagaimana yang ditentukan dalam berbagai sastra yang memuat ajaran agama Hindu. Kesucian itu adalah sifat dari Tuhan Yang Maha Esa. Siapa pun orangnya bila berkeinginan mendekatkan diri dan berdoa ke hadapan Tuhan Yang Maha Suci, hendaknya menyucikan diri secara lahiriah dan bathiniah. Secara alamiah dunia beserta isinya harus bergerak harmonis, selaras, seimbang, dan saling mendukung. Agama Hindu mengajarkan umatnya selalu hidup harmonis, seimbang, selaras, dan saling mendukung. Gambar 2.2 Upacara Sembahyang Sumber : Dok. Pribadi sumber. dok pribadi Gambar 2.2 upacara Sembahyang