Kelompok Vedangga Sumber-sumber Hukum Hindu

Kelas XI SMASMK 96 Wyakarana, bersumber pada Kitab Pratisakhya. Di antara pemuka agama yang mengkodiikasi tata bahasa itu antara lain Sakatayana, Panini, Patanjali, dan Yaska. Dari nama-nama itu yang terkenal adalah Bhagawan Panini yang menulis Astangyayi dan Patanjali Bhasa. Dari Bhagawan Patanjali kita mengenal kata bahasa untuk menyebutkan bahasa Sansekerta populer dan Daiwiwak Bahasa para Dewa-Dewa untuk bahasa Sansekerta yang terdapat di dalam kitab Veda, mula-mula disebut oleh Panini. 3 Chanda lagu Chanda adalah cabang Veda yang khusus membahas aspek ikatan bahasa yang disebut lagu. Peranan Chanda di dalam sejarah penulisan Veda sangat penting karena semua ayat-ayat dapat dipelihara turun-temurun seperti nyanyian yang mudah diingat. Di antara berbagai jenis Kitab Chanda, yang masih terdapat dewasa ini adalah dua buku antara lain Nidansutra dan Chandasutra. Kitab terakhir itu dihimpun oleh Bhagawan Pinggala. 4 Nirukta sinonim dan antonim. Kelompok jenis kitab Nirukta isinya terutama memuat berbagai penafsiran otentik mengenai kata-kata yang terdapat di dalam Veda. Kitab tertua dari jenis ini dihimpun oleh Bhagawan Yaska bernama Nirukta, ditulis pada kurang lebih tahun 800 S.M. Kitab ini membahas tiga masalah yaitu; a Naighantukakanda, memuat kata-kata yang sama artinya, b Naighamakanda Aikapadika, memuat kata-kata yang berarti ganda, dan c Daiwataanda menghimpun nama Dewa- Dewa yang ada di angkasa, bumi dan surga. 5 Jyotisa astronomi Kelompok Jyotisa merupakan pelengkap Veda yang isinya memuat pokok-pokok ajaran astronomi yang diperlukan untuk pedoman dalam melakukan yajna. Isinya yang penting membahas peredaran tata surya, bulan dan badan angkasa lainnya yang dianggap mempunyai pengaruh di dalam pelaksanaan yajna. Satu-satunya buku Jyotisa yang masih kita jumpai ialah Jyotisavedangga yang penulisnya sendiri tidak dikenal. Kitab ini dihubungkan dengan Yajur Veda dan Rg. Veda. 6 Kalpa ritual. Kelompok Kalpa ini merupakan kelompok Vedangga yang terbesar dan yang penting. Isinya banyak bersumber pada kitab Brahmana dan sedikit pada kitab- kitab Mantra; a Bidang Srauta, b Bidang Grhya, c Bidang Dharma, dan d Bidang Sulwa. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 97 Srauta atau Srautrasutra memuat berbagai ajaran mengenai tata cara melakukan yajna, penebusan dosa dan lain-lain, yang berhubungan dengan upacara keagamaan, baik upacara besar, upacara kecil dan upacara harian. Demikian pula kitab Grhya atau Grhyasutra memuat berbagai ajaran mengenai peraturan pelaksanaan yajna yang harus dilakukan oleh orang-orang yang telah berumah tangga. Di samping itu terdapat pula jenis kitab-kitab Kalpa yang tergolong dalam bidang Srauta dan Grhya yaitu kitab Sraddhakalpad Pitrimedhasutra. Kitab ini memuat pokok-pokok ajaran mengenai tata cara upacara yang berhubungan dengan arwah orang-orang yang telah meninggal. Ada pula kitab Prayascitta Sutra yang merupakan suplemen dari kitab Waitanasutra dari Atharwaveda. Dari semua jenis Kalpa yang terpenting adalah bagian “Dharmasutra”, yang membahas berbagai aspek mengenai peraturan hidup bermasyarakat dan bernegara. Demikian pentingnya kitab ini sehingga menimbulkan kesan bahwa yang dimaksud Veda Smrti adalah Dharmasastra. Penulis-penulis Dharmasastra antara lain sebagaimana disebutkan di bawah ini. a Bhagawan Manu. b Bhagawan Apastamba. c Bhagawan Bhaudhayana. d Bhagawan Harita. e Bhagawan Wisnu. f Bhagawan Wasistha. g Bhagawan Waikanasa. h Bhagawan Sankha Likhita. i Bhagawan Yajnawalkya,dan j Bhagawan Parasara. Di antara nama-nama penulis Kitab Dharmasastra yang terkenal adalah Bhagawan Manu. Maha Rsi Manu menulis Manawa Dharmasastra yang karyanya ditulis oleh Bhagawan Bhrgu. Menurut tradisi, tiap yuga mempunyai ciri khas dan Dharmasastra tersendiri. a Manu menulis Manawa Dharmasastra untuk Satyayuga. b Yajnawalkya menulis Dharmasastra untuk Tritayuga. c Sankha Likhita menulis Dharmasastra untuk Dwaparayuga, dan d Parasara menulis Dharmasastra untuk Kaliyuga. Kelas XI SMASMK 98 Walaupun pembagian itu telah ada namun secara material isinya saling tindih antara yang satu dengan yang lain karena itu sifatnya saling mengisi. Bagian terakhir dari jenis Kalpa adalah kelompok kitab Sulwa-sutra. Kitab ini memuat peraturan-peraturan mengenai tata cara membuat tempat peribadatan pura, candi, bangunan-bangunan lain, dan lain-lain yang berhubungan dengan ilmu arsitektur. Kelompok ini memiliki beberapa buku, antara lain; 1 Silpasastra, 2 Kautuma, 3 Mayamata, 4 Wastuwidya, 5 Manasara, 6 Wisnudharmo-tarapurana dan lain sebagainya.

b. Kelompok Upaveda

Upaveda adalah kelompok kedua yang sama pentingnya dengan Vedangga. Kelompok ini kodiikasinya terdiri atas beberapa cabang ilmu, yaitu 1 jenis Itihasa, 2 jenis Purana, 3 jenis Arthasastra, 4 jenis Ayur Veda, 5 jenis Gandharwa, dan 6 jenis Kamasastra. 1 Jenis Itihasa Itihasa merupakan jenis epos yang terdiri atas dua macam, yaitu, a Ramayana yang terdiri atas tujuh kanda, dan b Mahabharata, terdiri atas 18 buah buku Parwa. Kitab Mahabharata terdiri atas dua buku suplemen yaitu kitab Hariwamsa dan Bhagavad Gita. Mahabharata, lebih muda umurnya dari Ramayana dan menurut Prof. Pargiter kejadian Bharata Yudha diperkirakan pada ± 950 S.M. Tetapi tradisi meletakkan kejadian itu pada permulaan zaman Kaliyuga 3101 S.M. Kitab Mahabharata menceritakan kehidupan keluarga Bharata dan isinya menggambarkan pecahnya perang saudara antara bangsa Arya sendiri. Kitab ini meliputi 18 buah buku Parwa yaitu: Adi Parwa, Sabha Parwa, Wana Parwa, Wirata Parwa, Udyoga Parwa, Bhisma Parwa, Drona Parwa, Karna Parwa, Salya Parwa, Sauptika Parwa, Santi Parwa, Anusasana Parwa Aswame-dihika Parwa, Asramawasika Parwa, Mausala Parwa, Mahaprasthanika Parwa dan Swargarohana Parwa. Parwa yang ke-12 merupakan parwa yang terpanjang yaitu meliputi 14000 stanza. Menurut tradisi Mahabharata ditulis oleh Bhagawan Wyasa Abyasa. Selain kedelapan belas parwa itu terdapat pula dua buku suplemen yaitu Hariwamsa dan Bhagavad Gita. Bhagawan Wyasa dikenal pula dengan nama Krsnadwipayana, putra Maha Rsi Parasara. Maha Rsi Abyasa Wyasa terkenal bukan saja karena karya Mahabharatanya tetapi juga karena usahanya disumbangkan dalam menyusun kodiikasi Catur Veda itu. Mahabharata banyak menggambarkan kehidupan Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 99 keagamaan, sosial, politik menurut agama Hindu, yang mirip dengan Dharmasastra dan Wisnusmrti. Hariwamsa membahas mengenai asal mula keluarga Bhatara Krisna seperti pula yang dapat kita jumpai di dalam Wisnupurana dan Bhawisyaparwa. 2 Jenis Purana Purana merupakan kumpulan cerita kuno yang isinya memuat “Case Law” dan tradisi tempat setempat. Adapun jenis kitab Purana itu adalah Brahmanda, Brahmawaiwarta, Markandhya, Bhawisya, Wamana, Brahma, Wisnu, Narada, Bhagawata, Garuda, Padma, Waraha, Matsya, Kurma, Lingga, Siwa, Skanda, dan Agni. Ada pula yang menambahkan dengan nama Wayupurana, tetapi nyatanya kitab ini dikelompokkan ke dalam kitab Bhagawata Purana. Berdasarkan sifatnya kedelapan belas purana itu dibagi atas tiga kelompok, yaitu: a Satwikapurana terdiri dari Wisnu, Narada, Bhagawata, Garuda, Padma dan Waraha. b Rajasikapurana terdiri dari Brahmanda, Brahmawaiwarta, Markan-dya, Bhawisya, Wamana dan Brahma. c Tamasikapurana terdiri atas Matsyapurana, Kurmapurana, Lingga-purana, Siwapurana, Skandapurana dan Agnipurana. Kitab Purana sangat penting karena memuat cerita yang menggambarkan pembuktian-pembuktian hukum yang pernah dijalankan. Kitab ini merupakan kumpulan jurisprudensi. Pada umumnya, suatu Purana lengkap dan baik memuat lima macam isi pokok. Menurut Wisnupurana III. 6. 24 menjelaskan bahwa isi kitab Purana meliputi hal-hal : 1 Cerita tentang penciptaan dunia Cosmogony. 2 Cerita tentang bagaimana tanda dan terjadinya pralaya Kiamat. 3 Cerita yang menjelaskan silsilah dewa-dewa dan bhatara. 4 Cerita mengenai zaman Manu dan Manwantara. dan 5 Cerita mengenai silsilah keturunan dan perkembangan dinasti Suryawangsa dan Candrawangsa. Adapun yang tergolong Upa Purana sebanyak 18 juga, yaitu Sanatkumara, Narasimaka, Brihannaradiya, Siwarahasya, Durwasa, Kapila, Wamana, Bhargawa, Waruna, Kalika, Samba, Nandi, Surya, Parasara, Wasistha, Dewi-Bhagawata, Ganesa dan Hamsa. 3 Arthasastra Arthasastra adalah jenis ilmu pemerintahan negara. Isinya merupakan pokok-pokok pemikiran ilmu politik. Ada beberapa buku yang dikodiikasikan menurut bidang ini, antara lain Kitab Usana, Nitisara, Sakraniti dan Arthasastra. Jenis Arthasastra lah yang paling lengkap isinya menguraikan tentang tata pemerintahan negara. Pokok-pokok ajaran Arthasastra terdapat pula di dalam Ramayana dan Mahabharata. Sebagai cabang ilmu, jenis ilmu ini disebut Niti Sastra atau Rajadharma atau