Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
173
Orang yang berwenang mengawinkan adalah yang mempunyai status kependetaan atau dikenal dengan mempunyai status Loka Praya Sraya. Demikian juga yang dapat
mengajukan pembatalan perkawinan menurut pasal 23 bab IV Undang-Undang No. 1 tahun 1974 adalah sebagai berikut.
1. Para keluarga dalam garis keturunan lurus ke atas dari suami atau istri yang bersangkutan.
2. SuamiIstri. 3. Pejabat berwewenang hanya selama perkawinan belum diputuskan.
4. Pejabat yang ditunjuk dalam ayat 1 pasal 16 Undang-Undang No. 1 tahun 1974, dan setiap orang yang mempunyai kepentingan hukum secara langsung terhadap
perkawinan tersebut, tetapi hanya setelah perkawinan ini putus.
Uji Kompetensi
1. Syarat apa-sajakah yang diperlukan oleh seseorang untuk dapat melaksanakan perkawinan dengan baik dan benar? Jelaskanlah
2. Apabila persyaratan yang ditentukan untuk legalnya sebuah perkawinan tidak dapat diikuti oleh calon mempelai, apakah yang akan terjadi? Jelaskanlah
3. Bilamana sebuah perkawianan menurut Hindu dapat dipandang sah? Jelaskanlah 4. Buatlah rangkuman tentang perundang-undangan yang berlaku terkait dengan
legal dan tidaknya suatu perkawinan 5. Buatlah peta konsep yang menggambarkan tentang sahnya suatu perkawinan
yang dilaksanakan oleh calon mempelai Diskusikanlah dengan orangtuamu di rumah
Kelas XI SMASMK
174
E. Membina Keharmonisan dalam Keluarga
Perenungan:
“Saṁ vām manāmsi saṁ vratā sam u cittāni-ākaram”.
Terjemahannya:
“Aku harmoniskan pikiran, tindakan dan hati pasangan suami-istri ini”. Yajur Veda XII. 58.
Memahami Teks
Wiwaha adalah ikatan suci dan komitmen seumur hidup menjadi suami-istri dan merupakan ikatan sosial yang paling kuat antara laki laki dan wanita. Wiwaha juga
merupakan sebuah cara untuk meningkatkan perkembangan spiritual. Lelaki dan wanita adalah belahan jiwa, yang melalui ikatan pernikahan dipersatukan kembali
agar menjadi manusia yang seutuhnya karena di antara keduanya dapat saling mengisi dan melengkapi. Wiwaha harus berdasarkan pada rasa saling percaya, saling
mencintai, saling memberi dan menerima, dan saling berbagi tanggung jawab secara sama rata, saling bersumpah untuk selalu setia dan tidak akan berpisah.
“Iha-imāv-indra saṁ nuda cakravākeva daṁpatì”.
Terjemahannya:
“Sang Hyang Indra, doronglah pasangan ini untuk memiliki cinta yang mendalam, bagaikan cinta angsa yang berwajah sehat semarak di dalam keluarga”.
Atharva Veda XIV.2.64. Pasangan suami-istri mampu mewujudkan kemakmuran, kesejahteraan dan
kebahagiaan dengan mengembangkan cinta kasih yang mendalam, melakukan kerja keras untuk kemakmuran, menumbuhkan keserasian dalam keluarga, tidak
menurutkan dorongan nafsu seksualitas, tetap riang gembira, memperhatikan kesejahteraan orangtua termasuk mertua, memiliki keberanian, tidak takut, sabar
dan percaya diri, menjadikan rumah sebagai sorga di bumi, dengan menanami bunga- bunga yang indah, memelihara kebersihannya, mengembangkan pikiran mulia, dan
hidup nyaman.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
175
Pasangan suami-istri seharusnya memiliki keserasian pemikiran, melakukan kerja keras untuk mencapai kemakmuran dengan ketekunan. Hendaknyalah
mereka tetap riang gembira agar terwujud keserasian dalam keluarga. Suami-istri hendaknya mampu mengembangkan sifat-sifat mulia seorang anak seperti mendidik
kebijaksanaan, gagah-berani, suka bekerja, cerdas, tampan, patuh dan dapat mengangkat derajat orangtuanya.
“Anvārabhethām anusam-rabhethām, etaṁ lokaṁ ṡrad-dadhānāh sacante”.
Terjemahannya:
“Wahai pasangan suami-istri, tekunlah dan tetaplah berbuat. Hanya orang-orang yang bersungguh-sungguh berhasil di dunia ini”.
Atharva Veda VI. 122. 3 “Saṁjñapanaṁ vo manasaá, atho saṁjñapanaṁ hṛdah.
atho bhagasya yat ṡrāntaṁ, tena saṁjñapayāmi vaá”.
Terjemahannya:
“Hendaknyalah terdapat keserasian pikiranmu dan hatimu. Kami menyerasikan mengharmoniskan anda dengan kemasyhuran Kuvera dewanya kekayaan”
Atharva Veda VI. 74.2. Sebuah rumah adalah tempat tinggal beberapa orang, tetapi rumah tangga lebih
dari itu. Sebuah rumah tangga adalah tempat tinggal beberapa
orang yang saling berhubungan dalam lingkungan yang saling
menghargai, saling mengerti, dan saling mengasihi satu
dengan yang lain. Unit sosial ini membentuk keluarga, yang
idealnya terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Keluarga itu
mungkin diperbesar termasuk seorang atau lebih kakek-
nenek di dalamnya.
Gambar 3.4 Rumahtangga Harmonis Sumber : Dok. https:www.facebook.com
sumber. www.facebook.com
8.4 Rumahtangga Harmonis