Kelas XI SMASMK
60
Vibhuti Mārga berasal dari bahasa Sansekerta. Kata Vibhu - ti Vibhu
...adjective: hadir di mana-mana; kekal; mengembang seluas-luasnya; kuat.
...masculine: yang kuasa; yang maha kuasa; Brahman. Mārga ...masculine : jalan;
saluran; cara; gaya. Vibhuti mārga : Jalan atau cara – Brahman Kamus Kecil Sansekerta –
Indonesia, hal. 174 - 224. Vibhuti Mārga berarti kebesaran dan
kemuliaan Tuhan yang dihayati oleh para Maha Rsi melalui spiritual. Vibhuti Marga
adalah penghayatan terhadap kebenaran dan kemuliaan Tuhan yang dihayati oleh para
maharesi melalui spiritual yang kemudian penghayatannya dilukiskan dalam bentuk puisi sebagai rasa kekagumannya. Hakikat utama ajaran Vibhuti Marga adalah
memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dan persoalan-persoalan yang muncul mengenai sifat-sifat Ida Sang Hyang Widhi WasaTuhan Yang Maha Esa yang
transendental atau di luar alam indra. Penggambaran sifat-sifat mulia dan agung dari Tuhan yang melebihi dari segala
yang ada merupakan ajaran Vibhuti Marga. Dalam ajaran ini dilukiskan sifat-sifat agung dari Tuhan seperti dewa dari semua dewa, maha bijaksana, maha mengetahui,
maha adil, maha tinggi dan sebagainya. Semuanya ini adalah bentuk dari ajaran Vibhuti Marga. Kesadaran spiritual dalam penghayatan terhadap keagungan Tuhan
yang dirasakan oleh seorang Maha Rsi di mana kekagumannya ini dilukiskan dengan suatu puisi yang bersifat abstrak yang mengandung makna moral yang digubah
dengan begitu indahnya sehingga puisi itu bernilai sangat tinggi. Sumber yang digunakan untuk melukiskan segala keindahan itu adalah sinar.
Oleh sebab itu sinar menjadi objek utama dan sangat dikagumi oleh para pujangga, sehingga akhirnya sinar menjadi simbul keindahan dan kemuliaan jiwa. Sinar
merupakan simbol kebenaran, gambaran hukum Rta, kebaikan, kemuliaan, keindahan akal budi dan sebagainya. Dewa Agni sebagai dewa keagungan, dan sumber sinar.
Maka ia dipuja sebagai yang berkilauan, memancarkan sinarnya ke bumi, ke langit, ke laut dan memberikan kehidupan pada semua makhluk.
Gambar 4.1 Para Maharsi pemuja Tuhan Sumber : Dok. https:www.facebook.com
sumber. www.facebook.com 4.1 Para Maharsi pemuja Tuhan
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
61
Dewa Surya dipandang sebagai dewa sumber yang memberikan kehidupan, sehingga dewa ini dipandang sebagai atman dari semua makhluk hidup baik yang
bergerak maupun yang tidak bergerak. Sinar dipandang sebagai sesuatu yang suci yang meliputi seluruh alam semesta seperti terlukis dalam mantra berikut ini.
”Šiṣarṇaá ṡiṣarṇo jagatas tasthusas patiṁ samayā viṡvam a rajaá
sapta ṡvasārah suvitāya sūrya vahanti harito rathe. taccakṣur devahitaṁ ṡukram uccarat,
paṡyema ṡaradaá ṡataṁ jivema ṡaradaá ṡatam”
Terjemahannya adalah.
”Ia yang bersinar menerangi seluruh alam, Sūya, Dewata yang bergerak dan yang tidak bergerak. Tujuh putri dalam satu kereta, demi kesejahteraan dunia mata
bersinar, dengan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, menyingsing, semoga kami dapat menyaksikannya selama seratus tahun, semoga kami hidup selama seratus tahun”
Åg Veda VII.66.15-16 Pada jalan kemegahan atau Vibhuti Marga ini, para maharsi menerima sabda
suci serta membayangkan-Nya sebagai sesuatu yang indah, meriah dan megah. Pemuja mengagungkan-Nya sebagai menggetarkan sikap spiritual puitis dari sabda
yang merupakan kenyataan yang sangat luhur. Kebesaran-Nya sesungguhnya di luar jangkauan akal pikir umat manusia. Devata sesuai akar katanya, berarti yang
bersinar, maka para maharsi menangkap sinar kesucian-Nya yang dilukiskan dalam mantra-mantra Veda yang indah, suci penuh pesona batin.
Uji Kompetensi
1. Apakah yang dimaksud dengan Vibhuti Marga? Jelaskanlah 2. Galilah konsep ajaran Vibhuti Marga yang ada pada berbagai jenis sumber buku
yang pernah dibaca. Tuliskanlah dan pahamilah konsep-konsep yang dimaksud, selanjutnya tuangkan karyamu masing-masing dalam portopolio.
Kelas XI SMASMK
62
B. Penerapan Vibhuti Marga dalam Kehidupan
Perenungan
“Tam insanām jagatattasdhusas pati ghiyam jinvār avase humahe vayam pusa no yatha vedasā masad vrghe raksita payuradacvah svataye”
Terjemahannya adalah.
“Ya, Yang Mahakuasa, dewa bagi yang bergerak dan yang tidak bergerak, yang mengilhami pikiran, kami mohon pertolongan. Semoga Tuhan, pelindung kami
dan yang menjaga kami, yang tak terkalahkan, lipat gandakanlah kekayaan kami untuk kesejahteraan kami”
Åg Veda I.89-5.
Memahami Teks
Sifat-sifat Tuhan dalam kitab suci agama Hindu dilukiskan sebagai Yang Mahamengetahui dan Mahakuasa. Dia merupakan perwujudan keadilan, kasih sayang
dan keindahan. Dalam kenyataannya, Dia merupakan perwujudan dari segala kualitas terberkati yang senantiasa dapat dipahami manusia. Dia senantiasa siap mencurahkan
anugerah, kasih dan berkah-Nya pada ciptaan-Nya. Dengan kata lain, tujuan utama penciptaan dunia semesta ini adalah untuk
mencurahkan berkah-Nya pada makhluk- makhluk, membimbingnya secara bertahap
dari keadaan yang kurang sempurna menuju keadaan yang lebih sempurna. Dengan
mudah Dia disenangkan dengan doa dan permohonan dari para pemuja-Nya. Namun,
tanggapan-Nya pada doa ini dituntun oleh prinsip yang hendaknya tidak bertentangan
dengan hukum kosmis yang berkenaan dengan kesejahteraan umum dunia dan
hukum karma yang berkaitan dengan kesejahteraan pribadi-pribadi khususnya.
Kitab suci Veda menyatakan sebagai berikut.
“Ko addhā veda ka iha pra vocad, devāṁ acchā pathyā kā sam eti, dadṛṡra eṣām avamā sadāṁsi, pareṣu yā guhyeṣu vrateṣu.”
Terjemahannya adalah.
“Kami mengetahui apa yang benar atau siapakah di sini yang dapat menyatakannya? jalan apakah yang pantas untuk menuntun pada kekuatan Tuhan ilahi? hanya
tempat kediaman yang lebih rendah yang dipahami, bukan yang terletak pada lokasi misterius.” Rg. Veda III.54.5.
Gambar 4.2 Perwujudan sifat Tuhan Sumber : Dok. https:www.facebook.com
sumber. www.facebook.com
4.2 Perwujudan sifat Tuhan
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
63
Jalan patha menuju Tuhan ialah cara bagaimana seseorang akan sampai kepada Tuhan atau pada wilayah Tuhan. Menurut Mantra di atas, tidak ada manusia yang
mengetahuinya dengan pasti dan dapat menegaskan bahwa jalan itu adalah satu- satunya jalan yang akan dapat membawanya kepada Tuhan, atau menunjukkan
sebagai jalan yang paling aman dan paling singkat menuju Tuhan. Adalah hal yang wajar, untuk mencapai tempat yang dituju, orang harus mengenal tempat itu, dan
demikian pula untuk sampai kepada Tuhan, orang harus mengenal Tuhan. Tetapi pengetahuan kita tentang Tuhan serba terbatas.
Demikian pula cara mengetahuinya terlalu berliku-liku sehingga dapat menyesatkan tanpa kesadaran dan berpikir selalu tentang Tuhan. Oleh karena itu penggambaran
untuk mengenal Tuhan itu dilukiskan seperti dengan gambar ;Swastika, Padma, Acintya, dan
yang lainnya. Orang yang ingin pergi ke Bali, setidak-tidaknya mengenal ciri-ciri yang dikatakan
Pulau Bali yang berbeda dari pulau lainnya. Orang harus mendapatkan petunjuk-petunjuk. Tanpa itu
orang dapat nyasar ke tempat lain, lebih-lebih bagi seorang asing yang akan pergi ke tempat
itu. Begitulah dapat kita umpamakan orang yang akan mencari jalan menuju Tuhan harus mengenal
jalan-jalan itu dan mengenal nama-nama menuju Tuhan dan akhirnya sampai pada Tuhan itu.
Salah satu petunjuk yang kita peroleh adalah keterangan yang mengatakan agar kita membaca Weda atau kitab suci agama Hindu. Karena di dalam kitab suci itulah
pertama-tama kita akan mendapatkan keterangan tentang Tuhan dan cara mencapai tujuan itu. Orang harus memuja Tuhan untuk sampai kepada Tuhan dan bukan
lainnya. Isa Up. ‘l3. Demikian pula di dalam kitab Gandharwa Tantra dikemukakan bahwa seseorang
hendaknya memuja Tuhan Dewa bukan Dewa-dewa. Di dalam kitab Agni Purana dikemukakan pula bahwa dengan memuja Rudra orang sampai kepada Rudra, dengan
memuja Surya orang sampai kepada Surya, dengan memuja Wisnu orang sampai kepada Wisnu, dengan memuja Sakti orang sampai kepada Sakti. Oleh karena itu
orang harus memuja Tuhan untuk sampai kepada Tuhan. Jadi semua kitab suci Hindu itu pada dasarnya mengajarkan pemujaan kepada Tuhan.
Gambar 4.3 Acintya dalam Wibhuti marga Sumber : Dok. https:www.facebook.com
sumber. www.facebook.com
4.3 Acintya dalam Wibhuti marga