Maba Belo Selambar Sistem Pawiwahan dalam Agama Hindu

Kelas XI SMASMK 168 Pada kesempatan ini pula ikut dibicarakan tentang ketentuan : waktu, hari dan yang lainnya secara adat yang disebut dengan membawa manuk ayam. Alat yang dipakai dalam upacara ini adalah kampil berisi sirih, belo sempedi, gambir dua buah, pinang secukupnya, tembakau segulung, tabung, beras, setumba, pinggan tempat uang, dan beberapa ekor ayam.

d. Maba Manuk membawa ayam.

Acara ini dilaksanakan sesuai dengan hasil kesepakatan pada acara Maba Belo Salambar yang lalu. Untuk pihak laki-laki adalah Anak Beru, Kalimbubu Singalo Ulu Emas, yaitu pihak saudara laki-laki ibu mempelai laki-laki Singalo Peminin, Singalo Perbibi, dan Serembah Kulau aron dapat menghadiri. Dalam hal ini, untuk lebih jelasnya yang disebut Anak Beru adalah saudara perempuan pihak laki-laki, Kalimbubu Singalo Ulu Emas adalah saudara laki-laki ibu mempelai laki paman si laki. Singalo Peminin adalah saudara laki-laki pihak ibu penganten perempuan dalam bahasa Karo adalah Turang Impal yang tidak bisa dikawini. Singalo Perbibi adalah saudara ibu perempuan dari pihak pengantin wanita bibi. Dalam hal ini, keluarga masing-masing pihak sebagaimana yang telah diuraikan tadi pada acara Maba Manuk turut ambil bagian dalam musyawarah besar kecilnya Gantang Tumba mas kawin yang harus ditanggung oleh pihak keluarga mempelai laki-laki. Anak Beru, Senina masing-masing pihak mengambil tempat di tengah-tengah pertemuan duduk berhadapan di atas tikar. Mula-mula Anak Beru pihak laki-laki menyuguhkan 5 buah kampil tempat sirih kepada pihak mempelai wanita, satu untuk Singalo Bere-bere, satu untuk Senina Singalo Peminin dan satu untuk anak Beru. Kampil tersebut diberikan dengan maksud untuk minta ijin apakah musyawarah sudah dapat dimulai. Setelah kampil tersebut dikembalikan, maka acara musyawarah dapat dimulai dengan berdialog. Dalam pembicaraan antara kedua belah pihak, anak Beru bertindak sebagai penyambung pembicaraan. Hal–hal yang menjadi pembahasan pada acara tersebut, atara lain pengesahan dari pihak mempelai perempuan mengenai kesenangan hatinya atas perkawinan yang telah dilaksanakan oleh anaknya. Untuk menentukan jumlah bere-bere harus dimusyawarahkan dengan Kalimbubu Singalo Bere-bere, di mana harus dihubungkan dengan jumlah kado yang akan dibawanya dengan prinsip pihaknya tidak dirugikan. Semua kelompok keluarga yang telah disebutkan tadi berhak menerima bagian masing-masing dari Tukur. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 169 Unjukan mempelai perempuan, bagian tersebut diterima sewaktu di aksanakan pesta perkawinan si mempelai, khusus bagi Kalimbubu pihak mempelai laki-laki juga mendapat bagian. Bagian tersebut dinamai Ulu Emas, yaitu sejumlah uang diserahkan pihak laki-laki kepada kalimbubunya sendiri pihak saudara laki ibu mempelai laki-laki. Ulu Emas tersebut merupakan penghormatan kepada kalimbubu serta meminta izin bahwa mempelai laki-laki telah kawin dengan seorang perempuan bukan dari kelompoknya. Setelah diketahui besar kecilnya Unjukan atau Tukur melalui musyawarah, ditentukan jumlah bere-bere. Maka dapat pula ditentukan jumlah peminin dan perbibi. Di dalam tingkat ini juga dibicarakan mengenai tingkatan pesta Kerja Erdemu Bayu yang akan dilaksanakan. Untuk jaminan sebagai pengikat janji pelaksanaan pesta pada waktu yang telah ditetapkan, kepada pihak mempelai wanita diserahkan Pemindih Pudun masing-masing dalam bentuk uang dengan jumlah ditetapkan bersama. Sekiranya mempelai wanita ingkar dan menggagalkan perkawinan, uang tersebut harus dikembalikan dua kali lipat. Sebaliknya jika pihak laki-laki tidak menepati janjinya maka uang tersebut dianggap hilang. Setelah hal tersebut selesai dimusyawarahkan dan dilaksanakan, maka Pendingen yang telah diserahkan kepada pihak mempelai wanita, suatu anaknya nangkih dulu dikembalikan. Sebagai penutup maka Anak Beru, Senina, masing-masing pihak melakukan Sijalepen artinya saling memperkenalkan diri, yakni tentang nama dan marganya.

e. Kerja Edermu Bayu.

Untuk acara selanjutnya adalah Kerja Erdemu Bayu yang biasanya dilaksanakan di siang hari. Ini merupakan inti pesta adat Karo yang beragama Hindu. Tingkatan pesta adat ini ada yang besar, sedang, dan sederhana. Dalam pelaksanaan upacara Kerja Erdemu Bayu ini, sarana yang diperlukan dalam Kampil, Tabling, Beras Piher Setumbu, Uis Nipes untuk mempelai wanita banyaknya dua lembar yang dipakai sebagai penutup kepala Tudung bagi yang disebut dengan Bulang. Di samping itu, untuk pihak laki diberikan kain Pelihat, dan barang perhiasan untuk pihak wanita, Pisau Tumbuk Lada untuk pihak laki-laki. Proses pelaksanaannya, setelah rombongan laki-laki tiba di rumah wanita, disodorkan sirih kepada hadirin, setelah itu penyerahan Kampil dan Tudung kepada ibu dan ayah si wanita dengan perantara Anak Beru Jabu kedua belah pihak. Sesudah makan sirih dan merokok maka berbicaralah Anak Beru Jabu pihak laki-laki sipempo kepada Kalimbubu si nenek perempuan pihak orangtua si wanita dengan perantara Anak Beru Si Nereh, tentang