Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
95
Dari ketentuan itu jelas bahwa Dharmasastra berusaha menunjukkan tingkat kedudukan Smrti sama dengan Sruti. Dalam penterjemahan istilah Smrti itu kadang-
kadang mengandung banyak arti seperti a Sejenis kelompok kitab Veda yang lahir dari ingatan, b Nama untuk menyebutkan tradisi yang bersumber pada kebiasaan
yang disebut di dalam Veda Manawa Dharmasastra, II.12, c Nama jenis kitab Dharmasastra. Istilah ini lebih sempit artinya jika dibandingkan dengan istilah Smrti
menurut arti kelompok a di atas. Menurut tradisi dan lazim telah diterima di bidang tulisan ilmiah, istilah Smrti
adalah untuk menyebutkan jenis kelompok Veda yang disusun kembali berdasarkan ingatan. Penyusunan ini didasarkan atas pengelompokkan isi materi secara lebih
sistematis menurut bidang profesi. Secara garis besarnya, Smrti dapat digolongkan ke dalam dua kelompok Veda Smrti, yaitu: a. Kelompok Vedangga Batang tubuh
Veda. dan, b. Kelompok Upaveda Veda tambahan.
a. Kelompok Vedangga
Kelompok Vedangga terdiri atas 6 bidang Veda, yaitu 1 Siksa Phonetika, 2 Wyakarana Tatabahasa, 3 Chanda Lagu, 4 Nirukta Sinonim dan antonim, 5
Jyotisa Astronomi, dan 6 Kalpa Rituil. 1 Siksa Phonetika
Cabang ilmu Veda yang disebut Siksa penting artinya, karena Kodiikasi Veda yang diuraikan berdasarkan ilmu fonetik erat sekali hubungannya dengan
ilmu Veda Sruti. Isinya memuat petunjuk-petunjuk tentang cara yang tepat dalam mengucapkan mantra serta tinggi rendah tekanan suara. Buku-buku
Siksa ini disebut Pratisakhya yang dihubungkan dengan berbagai resensi Veda Sruti. Di antara buku-buku Pratisakhya yang ada antara lain 1 Rg.
Vedapratisakhya, himpunan Bhagawan Saunaka berasal dari resensi Sakala, 2 Taittiriyapratisakhyasutra berasal dari resensi Taitiriya dan Krisna Yajur Veda, 3
Wajasaneyipratisakhyasuta himpunan Bhagawan Katyayana berasal dari resensi Madhyandini Sukla Yajur Veda, 4 Samapratisakhya untuk Sama Veda, dan
5 Atharwa Veda Pratisakhyasutra caturadhyayika untuk Kitab Atharwa Veda. Penulis-penulis lainnya yang juga membahas Pratisakhya itu antara lain Maha
Rsi Baradwaja, Maha Rsi Wyasa Abyasa, Maha Rsi Wasistha dan Yajnawalkya. 2 Wyakarana
Wyakarana sebagai suplemen batang tubuh Veda dianggap sangat penting dan menentukan karena untuk mengerti dan menghayati Veda Sruti, tidak mungkin
tanpa bantuan pengertian dari bahasa yang benar. Asal mula teori pengajaran
Kelas XI SMASMK
96
Wyakarana, bersumber pada Kitab Pratisakhya. Di antara pemuka agama yang mengkodiikasi tata bahasa itu antara lain Sakatayana, Panini, Patanjali, dan
Yaska. Dari nama-nama itu yang terkenal adalah Bhagawan Panini yang menulis
Astangyayi dan Patanjali Bhasa. Dari Bhagawan Patanjali kita mengenal kata bahasa untuk menyebutkan bahasa Sansekerta populer dan Daiwiwak Bahasa
para Dewa-Dewa untuk bahasa Sansekerta yang terdapat di dalam kitab Veda, mula-mula disebut oleh Panini.
3 Chanda lagu Chanda adalah cabang Veda yang khusus membahas aspek ikatan bahasa yang
disebut lagu. Peranan Chanda di dalam sejarah penulisan Veda sangat penting karena semua ayat-ayat dapat dipelihara turun-temurun seperti nyanyian yang
mudah diingat. Di antara berbagai jenis Kitab Chanda, yang masih terdapat dewasa ini adalah dua buku antara lain Nidansutra dan Chandasutra. Kitab
terakhir itu dihimpun oleh Bhagawan Pinggala. 4 Nirukta sinonim dan antonim.
Kelompok jenis kitab Nirukta isinya terutama memuat berbagai penafsiran otentik mengenai kata-kata yang terdapat di dalam Veda. Kitab tertua dari jenis
ini dihimpun oleh Bhagawan Yaska bernama Nirukta, ditulis pada kurang lebih tahun 800 S.M. Kitab ini membahas tiga masalah yaitu; a Naighantukakanda,
memuat kata-kata yang sama artinya, b Naighamakanda Aikapadika, memuat kata-kata yang berarti ganda, dan c Daiwataanda menghimpun nama Dewa-
Dewa yang ada di angkasa, bumi dan surga. 5 Jyotisa astronomi
Kelompok Jyotisa merupakan pelengkap Veda yang isinya memuat pokok-pokok ajaran astronomi yang diperlukan untuk pedoman dalam melakukan yajna. Isinya
yang penting membahas peredaran tata surya, bulan dan badan angkasa lainnya yang dianggap mempunyai pengaruh di dalam pelaksanaan yajna. Satu-satunya
buku Jyotisa yang masih kita jumpai ialah Jyotisavedangga yang penulisnya sendiri tidak dikenal. Kitab ini dihubungkan dengan Yajur Veda dan Rg. Veda.
6 Kalpa ritual. Kelompok Kalpa ini merupakan kelompok Vedangga yang terbesar dan yang