Pengertian Niwrtti dan Prawrtti Marga

Kelas XI SMASMK 104 Berdasarkan bunyi sloka di atas, kita tahu betapa Sang Hyang Widhi menemui tiap orang yang memohon karunia-Nya dan menerima mereka menempuh jalan-Nya. Tuhan tidak menghapus harapan tiap-tiap orang yang tumbuh menurut kodratnya, dan tidak berat sebelahpilih kasih. Perbedaan terjadi di antara orang-orang, karena kepercayaan dengan cara dan jalan ibadat berbeda-beda. Masing-masing bertujuan memuja Tuhan, tetapi bukan merupakan pilihan-Nya. Memuja Keagungan Tuhan Agama Hindu mengajarkan memuja keagungan Tuhan dengan jalan melaksanakan upacara yajna, sembahyang, mendalami ilsafah atau tattwa Agama Hindu, dan melakukan meditasi untuk dapat berhubungan dengan-Nya. Semua cara ini bertujuan untuk menuju Sang Hyang Widhi. Perbedaan di antara kita terjadi, dalam melaksanakan hubungan dengan Beliau adalah sebagai akibat dari masing - masing di antara kita masih belum memahami di bidang spiritual, untuk memuja-Nya. Marilah kita mendekatkan diri dan memuja Beliau untuk memohon anugrah-Nya dengan jalan atau cara menurut ajaran-Nya yang terdapat dalam kitab suci agama Hindu. Dalam kitab Agastya Parwa, disebutkan cara berhubungan dengan Sang Hyang Widhi sebagai berikut. “. . . lewih tekaò tapa sakiò yajña, Lewih tekaò yajña sakeò kirti, Ikaò tigaò siki prawåþti-kadharma òaran ika, Kunaò ikaò yoga yeka niwåþti kadharma òaranya”. Terjemahannya : “. . . . adapun keutamaan daripada tapa atau pengendalian diri munculnya atau tumbuhnya dari yajña atau persembahan atau pemujaan, sedangkan keutamaan daripada yajña atau persembahaan pemujaan munculnya dari kirti atau kerja pengabdian, demikianlah ketiganya itu disatukan yang disebut, prawrtti- kadharman, tetapi mengenai ajaran yoga itu disebut dengan niwrtti-kadharman”. Gambar 1.1 Memuja Keagungan Tuhan Sumber : Dok. Pribadi-Mdn sumber. Dok. Pribadi-Mdn 6.1 Memuja Keagungan Tuhan Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 105 Berdasarkan penjelasan sloka di atas yang dimaksud dengan kata Niwrtti dan Prawrtti Marga adalah sebagaimana penjelasan berikut. Niwrtti Marga ialah suatu jalan atau cara yang utama untuk mewujudkan rasa bhakti ke hadapan Sang Hyang Widhi dengan wujud tekun melakukan yoga dan samadhi. sedangkan Prawrtti Marga adalah suatu jalan atau cara yang utama untuk mewujudkan rasa bhakti ke hadapan Sang Hyang Widhi dengan tekun melakukan tapa, yajna, dan kirti. Sesungguhnya terdapat dua jalan atau cara yang utama bagi umat Hindu untuk mewujudkan rasa bhaktinya ke hadapan Sang Hyang Widhi, yaitu melalui jalan Nirwtti dan Prawrtti Marga. Di antara kedua jalan atau cara tersebut, masih ada kebebasan dan keluwesan bagi tiap umat Hindu untuk memilih dan melaksanakan. Jalan atau cara yang mana akan dilaksanakannya, tergantung dari situasi, kondisi dan kemampuan masing-masing pribadi umat yang bersangkutan. Niwrtti Marga ialah suatu jalan atau cara yang utama untuk mewujudkan rasa bhakti ke hadapan Sang Hyang Widhi dengan tekun melakukan yoga dan samadhi. sedangkan Prawrtti Marga adalah suatu jalan atau cara yang utama untuk mewujudkan rasa bhakti ke hadapan Sang Hyang Widhi dengan tekun melakukan tapa, yajna, dan kirti. Uji Kompetensi 1. Dari bacaan di atas bagaimana pendapatmu tentang konsep Niwrtti Marga dan Prawrtti Marga dalam agama Hindu? 2. Coba gali tentang konsep Niwrtti Marga dan Prawrtti Marga dari sumber lainnya Sebelumnya diskusikanlah dengan orangtuamu di rumah, dan teman-temanmu di sekolah 3. Apakah makna kata Niwrtti Marga dan Prawrtti Marga itu? Jelaskanlah Kelas XI SMASMK 106

B. Hidup Bermasyarakat Berdasarkan Ajaran Niwrtti Marga

Perenungan “Sarve asmin devā ekavrto bhavanti” Terjemahannya: “Di dalam-Nya semua Dewata manunggal” Atharva Veda XIII. 4. 21. Memahami Teks: Niwrtti Marga dapat dilaksanakan dengan menekuni ajaran Yoga Marga. Pelaksanaan yoga merupakan sadhana dalam mewujudkan samadhi yaitu penyatuan diri dengan Sang Hyang Widhi Wasa. Yoga Marga adalah suatu usaha untuk menghubungkan diri dengan Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasi-Nya. Kitab Bhagavad Gita menyebutkan sebagai berikut. “yadā hi ne’ndriyārtheshu na karmasy anushajjate, sarva saòkalpa saònyāsì yogārūðhas tado’chyate”. Bhagavad Gita. VI. 4. Terjemahannya: “Bila ia merasa bebas sungguh-sungguh dari ikatan objek panca indra dan kerja, dan membuang segala maksud-keinginan maka ia dikatakan mencapai yoga”. Seseorang dapat disebut sebagai yogi, jika mereka sudah dengan teguh melaksanakan kesatuan memujasembahyang ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi. Beliau ada di dalam semua makhluk ciptaan-Nya. Mereka selalu berusaha menumbuhkan kesadaran rohani yang utama, dan selalu berupaya menghapuskan kekurangsempurnaan menuju kesempurnaan yang abadi. Pikiran adalah pengaturan diri manusia dan atma adalah yang menghidupkannya. Pikiran dan atma tak ubahnya seperti sebuah danau, di mana atma adalah dasar danau dan air adalah pikiran itu sendiri. Hanya pada danau yang airnya jernih kita akan dapat melihat dasar danau itu. Upaya dalam mewujudkan pelaksana- an Niwrtti Marga, penerapannya dapat dilaksanakan melalui “Yoga Marga” dan “samadhi”. Yoga mengajarkan pengenda- lian diri untuk mengarahkan pikiran agar dapat bersatu dengan Sang Hyang Widhi. Gambar 1.2 Sembahyang di Pura Goalawah Bali Sumber : Dok. Pribadi-Mdn. sumber. Dok. Pribadi-Mdn 6.2 Sembahyang di Pura Goalawah Bali Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 107 Orang yang sudah dapat melaksanakan ajaran yoga dengan sungguh-sungguh disebut yogin. Sudah menjadi suatu kebiasaan bagi seorang yogi untuk mengendalikan pikiran-pikirannya agar selalu jernih. Kitab Patanjali Sutra, menyebutkan sebagai berikut. “Yogaçcitta vrtti nirodhah”. Yoga Sutra I.1 Terjemahannya: “Yoga adalah pengendalian gelombang-gelombang pikiran dalam alam pikiran”. Berdasarkan uraian sloka di atas, dengan jelas dinyatakan bahwa gelombang- gelombang pikiran itu harus dikendalikan.Yoga mengajarkan pengendalian diri untuk menjernihkan pikiran serta membebaskan ikatanbelenggu suka-duka yang bersifat duniawi, yang ada pada setiap diri manusia. Noda-noda yang mengotori pikiran manusia dapat dihilangkan secara berangsur- angsur melalui pelaksanaan yoga. Ajaran “yoga” dapat menuntun manusia secara bertahap mengendalikan dirinya untuk dapat menguasai pikirannya dan akhirnya sampai mencapai ketenangan pada Sang Hyang Widhi.Pelaksanaan yoga terdiri dari delapan tahapan, yang disebut “Astāngga yoga” sebagaimana disebutkan sebagai berikut. “yama nyamasana pranayama pratyahara, Dharana dhyana samadhyc stavanggani”. Yoga sutra. II.29 Terjemahannya: “Yama, nyama, asana, pramayana, pratyahara, dharana, dhyana, dan samadhi”. Dengan demikian Astāngga Yoga dapat diartikan “delapan bagian yoga”. Adapun bagian-bagiannya adalah sebagai berikut. 1. Yama ialah pengendalian diri dari tahap perbuatan jasmani. 2. Nyama ialah pengendalian diri dalam diri yaitu tahapan rohani. 3. Asana ialah sikap duduk. 4. Pranayama adalah pengendalian prana pernafasan. 5. Pratyahara adalah penarikan pikiran dari objeknya. 6. Dharana adalah pemusatan pikiran. 7. Dhyana adalah meditasi. 8. Samadhi adalah luluhnya pikiran dengan Atman.