Kelompok Upaveda Sumber-sumber Hukum Hindu
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
99
keagamaan, sosial, politik menurut agama Hindu, yang mirip dengan Dharmasastra dan Wisnusmrti. Hariwamsa membahas mengenai asal mula keluarga Bhatara Krisna
seperti pula yang dapat kita jumpai di dalam Wisnupurana dan Bhawisyaparwa. 2 Jenis Purana
Purana merupakan kumpulan cerita kuno yang isinya memuat “Case Law” dan tradisi tempat setempat. Adapun jenis kitab Purana itu adalah Brahmanda,
Brahmawaiwarta, Markandhya, Bhawisya, Wamana, Brahma, Wisnu, Narada, Bhagawata, Garuda, Padma, Waraha, Matsya, Kurma, Lingga, Siwa, Skanda, dan
Agni. Ada pula yang menambahkan dengan nama Wayupurana, tetapi nyatanya kitab ini dikelompokkan ke dalam kitab Bhagawata Purana. Berdasarkan sifatnya
kedelapan belas purana itu dibagi atas tiga kelompok, yaitu: a Satwikapurana terdiri dari Wisnu, Narada, Bhagawata, Garuda, Padma dan Waraha. b Rajasikapurana
terdiri dari Brahmanda, Brahmawaiwarta, Markan-dya, Bhawisya, Wamana dan Brahma. c Tamasikapurana terdiri atas Matsyapurana, Kurmapurana, Lingga-purana,
Siwapurana, Skandapurana dan Agnipurana. Kitab Purana sangat penting karena memuat cerita yang menggambarkan
pembuktian-pembuktian hukum yang pernah dijalankan. Kitab ini merupakan kumpulan jurisprudensi. Pada umumnya, suatu Purana lengkap dan baik memuat
lima macam isi pokok. Menurut Wisnupurana III. 6. 24 menjelaskan bahwa isi kitab Purana meliputi hal-hal : 1 Cerita tentang penciptaan dunia Cosmogony.
2 Cerita tentang bagaimana tanda dan terjadinya pralaya Kiamat. 3 Cerita yang menjelaskan silsilah dewa-dewa dan bhatara. 4 Cerita mengenai zaman Manu dan
Manwantara. dan 5 Cerita mengenai silsilah keturunan dan perkembangan dinasti Suryawangsa dan Candrawangsa. Adapun yang tergolong Upa Purana sebanyak
18 juga, yaitu Sanatkumara, Narasimaka, Brihannaradiya, Siwarahasya, Durwasa, Kapila, Wamana, Bhargawa, Waruna, Kalika, Samba, Nandi, Surya, Parasara,
Wasistha, Dewi-Bhagawata, Ganesa dan Hamsa. 3 Arthasastra
Arthasastra adalah jenis ilmu pemerintahan negara. Isinya merupakan pokok-pokok pemikiran ilmu politik. Ada beberapa buku yang dikodiikasikan menurut bidang
ini, antara lain Kitab Usana, Nitisara, Sakraniti dan Arthasastra. Jenis Arthasastra lah yang paling lengkap isinya menguraikan tentang tata pemerintahan negara.
Pokok-pokok ajaran Arthasastra terdapat pula di dalam Ramayana dan Mahabharata. Sebagai cabang ilmu, jenis ilmu ini disebut Niti Sastra atau Rajadharma atau
Kelas XI SMASMK
100
Dandaniti. Bhagawan Brhaspati menggunakan istilah Arthasastra, yang kemudian Kautilya Canakya di dalam menulis kitabnya menggunakan istilah Arthasastra. Ada
beberapa Acarya terkenal di bidang Niti Sastra mewakili empat pandangan teori ilmu politik, yaitu Bhagawan Brhaspati, Bhagawan Usana, Bhagawan Parasara dan Rsi
Canakya sendiri. Penulis-penulis lainnya seperti Wisalaksa, Bharadwaja, Dandin dan Wisnugupta banyak pula sumbangan mereka. Jenis-jenis Arthasastra yang banyak
digubah di Indonesia adalah jenis Usana dan jenis Nitisara di samping catatan-catatan kecil yang merupakan ajaran nibandha di dalam bidang Niti Sastra. Umumnya
naskah-naskah itu tidak lengkap lagi sehingga bila ingin mengadakan rekonstruksi diperlukan data-data dan bahan-bahan untuk penulisannya kembali.
4 Ayur Veda Isi pokok dari kitab Ayur Veda menyangkut bidang ilmu kedokteran. Ada
banyak buku terkenal antara lain Ayur Veda, Carakasamhita, Susrutasamhita, Kasyapasamhita, Astanggahrdaya, Yogasara dan Kamasutra. Pada umumnya kitab
Ayur Veda erat sekali hubungannya dengan kitab-kitab Dharmasastra dan Purana. Ajaran umum yang menjadi hakikat isi seluruh kitab ini adalah menyangkut bidang
kesehatan jasmani dan rohani dengan berbagai sistem sifatnya. Jadi Ayur Veda adalah ilsafat kehidupan, baik etis maupun medis. Oleh karena itu luas lingkup bidang isi
ajaran dikodiikasikan di dalam bidang Ayur Veda dan meliputi bidang yang sangat luas, serta merupakan hal-hal yang hidup. Menurut materi, Ayur Veda meliputi 8
bidang ajaran umum, yaitu: a Salya adalah ajaran mengenai ilmu bedah, b Salkya adalah ajaran mengenai ilmu penyakit, c Kayakitsa adalah ajaran mengenai
ilmu obat-obatan, d Bhutawidya adalah ajaran mengenai ilmu psiko theraphi, e Kaumarabhrtya adalah ajaran mengenai pendidikan anak-anak dan merupakan dasar
bagi ilmu jiwa anak-anak, f Agadatantra adalah ilmu toxikoloki, g Rasayamatantra adalah ilmu mukjizat, h Wajikaranatantra adalah ilmu jiwa remaja.
Di antara jenis buku Ayur Veda yang banyak disebut namanya di samping Ayur Veda yang ditulis oleh Maha Rsi Punarwasu, terdapat pula kitab Caraka Samhita.
Kitab ini pun memuat 8 bidang ajaran, yaitu ; a. Sutrathana yaitu ilmu pengobatan, b. Nidanasthana yaitu ajaran umum mengenai berbagai jenis penyakit yang umum, c
Wimanasthana yaitu ilmu pathology, d Sarithana yaitu ilmu anatomi dan embriology,
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
101
e. Indriyasthana yaitu mengenai bidang diagnosa dan prognosa, f. Cikitasasthana yaitu ajaran khusus mengenai pokok-pokok ilmu therapy, g. Kalpasthana, h.
Siddhisthana. Kedua bidang terakhir merupakan ajaran umum mengenai pokok- pokok ajaran bidang therapy.
5 Gandharwa Veda Gandharwa Veda adalah kitab yang membahas berbagai aspek cabang ilmu seni.
Ada beberapa buku penting antara lain; Natyasastra meliputi Natyawedagama dan Dewadasasahasri. Di samping buku-buku lain seperti Rasarnawa. Rasaratnasamuccaya
dan lain-lain, jenis kitab ini belum banyak digubah di Indonesia. Berdasarkan uraian ini kiranya dapat dicermati bahwa betapa luas Veda itu, mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia. Di dalam menggunakan ilmu Veda itu sebagai sumber upaya hukum yang perlu dipedomani adalah disiplin ilmu karena tiap ilmu akan menunjuk
pada satu aspek dengan sumber-sumber yang pasti pula. Inilah yang perlu diperhatikan dan dihayati untuk dapat mengenal isi Veda secara sempurna.
Menurut tradisi yang lazim diterima oleh para Maharhsi penyusunan atau pengelompokkan materi yang lebih sistematis maka sumber hukum Hindu berasal
dari Veda Sruti dan Veda Smrti, dalam pengertian Sruti di sini tidak tercatat melainkan sudah menjadi wacana wajib untuk melaksanakannya. Namun dapat kita
lihat yang tercatat pada Veda Smrti karena merupakan sumber dari suatu ingatan dari para Maharshi. Untuk itu sumber – sumber hukum Hindu dari Veda Smrti dapat kita
kelompokkan menjadi dua yaitu seperti di bawah ini. 1. Kelompok UpavedaVeda tambahan Itihasa, Purana, Arthasastra, Ayur Veda dan
Gandharwa Veda. 2. Kelompok VedanggaBatang tubuh Veda Siksa, Wyakarana, Chanda, Nirukta,
Jyotisa dan Kalpa. Bagian terpenting dari kelompok Vedangga adalah Kalpa yang padat dengan isi
Hukum Hindu, yaitu Dharmasastra. Sumber hukum ini membahas aspek kehidupan manusia yang disebut dharma. Kitab – kitab yang lain yang juga menjadi sumber
Hukum Hindu dapat dilihat dari berbagai kitab lain yang telah ditulis yang bersumber pada Veda di antaranya; a Kitab Sarasamuscaya, b Kitab Suara Jambu, c Kitab
Siwasesana, d Kitab Purwadigama, e Kitab Purwagama, f Kitab Dewagama Kerthopati, g Kitab Kutara Manuwa, h Kitab Adigama, i Kitab Kerthasima, j
Kitab Kerthasima Subak, dan k Kitab Paswara.
Kelas XI SMASMK
102
Dari jenis kitab di atas memang tidak ada gambaran yang jelas atas saling hubungan satu dengan yang lainnya, juga dari semua kitab tersebut memuat berbagai
peraturan yang tidak sama satu dengan yang lainya, karena masing – masing kitab tersebut bersumber pada inti pokok peraturan yang ditekankan.
Uji Kompetensi
1. Dari bacaan di atas bagaimana pendapat kamu tentang keberadaan sumber-sumber hukum Hindu?
2. Buatlah rangkuman yang berhubungan dengan sumber-sumber hukum dari berbagai sumber yang diketahui.
3. Apa yang harus dilakukan oleh umat Hindu sehingga yang bersangkutan dapat dinyatakan sudah melaksanakan hukum agamanya?
4. Buatlah peta konsep tentang pelaksanaan hukum Hindu yang ada di masyarakat sekitarmu Sebelumnya diskusikanlah dengan orangtua kamu di rumah
5. Amatilah gambar berikut ini, buatlah deskripsinya Sebelumnya, diskusikanlah dengan anggota kelompok kamu.
Sumber. www.facebook.com
Gambar 5.6 Kitab Suci
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
103
Niwrtti dan Prawrtti Marga
“ye yathā māṁ prapadyante tāṁs tathai’va bhajāmy aham, mama vartmānuvartante manuusyāá pārtha sarvaṡaá”.
Terjemahannya:
“Bagaimana pun jalan manusia mendekati – Ku, Aku terima, wahai Arjuna, manusia mengikuti jalan-Ku
pada segala jalan”. Bhagavad Gita. IV. 11.