Rangkaian Upacara Perkawinan Sarana-sarana lain yang Perlu Disiapkan.

Kelas XI SMASMK 164 c. Beberapa sesajen 1 Sesajen gede yang ditaruh di atas tarub, unsurnya adalah pisang dua sisir, kelapa yang dikupas, beras lawe, telur, beberapa daun-daunan, jajan pasar, bunga, gantalan dan uangsari. 2 Sok Bakal daksina, unsurnya, empon-empon, teri, kluak, telor, badek, tuak, gantalan, dan uangsari. Sesajen ini ditaruh di pojok setiap rumah dan satu di tanam di halaman rumah. 3 Sesajen yang terdiri dari jajanan pasar, beras kuning, gantalan, yang ditaruh di dapur, di sumur, dan perempatan jalan terdekat. 4 Dua buah kendil yang diisi beras, telur, dan kelapa gading 2 buah yang di letakkan dekat pelaminan. 5 Kembang mayang sebanyak 4 buah yang digunakan dalam panggih manten. 6 Bubur merah putih, bunga dalam gelas berisi air dan gantalan atau kinang serta lampu minyak kelapa dan sambu lawe

d. Upacara Panggih Manten

1 Upacara Pengesahan Pengantin Pendeta atau Pinandita selaku pemimpin upacara memuja di tempat upacara, kemudian mempelai menghadap Pendeta atau Pinandita untuk memperoleh penyucian. Kemudian berjalan mengitari sesajen ke arah kiri sebanyak 3 kali, setelah itu duduk sembahyang muspa dan dilanjutkan matirtha. Barulah mempelai mendapatkan pembekalan. 2 Upacara Panggih Manten Urut-urutan upacara adalah sebagai berikut. a. Balanga Gantal, yaitu kedua penganten dipertemukan dengan berpakaian adat kebesaran. Si pria sebelumnya dituntun ke rumah pondokan diiringi oleh dua orang jejaka dengan membawa kembang mayang di sampingnya. Menjelang ke pelaminan, pengiring tidak boleh masuk, kecuali yang membawa kembang mayang, bersama pengantin putri menjemput penganten pria. Pada saat itu, mempelai membawa gantalan, setelah jarak pertemuan sekitar 2 meter mereka saling melempar gantalan. b. Menginjak Telur, yaitu setelah kedua mempelai dipertemukan dan saling berjabat tangan maka diadakan penukaran kembang mayang kedua mempelai. Selanjutnya mempelai wanita jongkok untuk membasuh kaki mempelai pria dengan air kembang setaman. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 165 c. Timbangan, yaitu sebuah selendang kedua mempelai dituntun mengikuti ayah dan ibu mempelai wanita. Kemudian ayah duduk di pelaminan dan kedua mempelai duduk di pangkuannya sebagai simbol bibit, bobot, dan bebet. Selanjutnya kedua mempelai duduk di pelaminan kembali. d. Dahar Kembul Nasi Kuning, adalah cara makan bersama kedua mempelai dalam satu piring dengan saling suap. e. Sungkem, adalah cara sembah bhakti kedua mempelai ke hadapan orangtua. Rangkaian upacara pawiwahan suku adat Jawa pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan tradisi yang berlaku di daerah lainnya, khususnya seperti di Bali. Makna, hakikat dan tujuan yang ingin diwujudkan dalam kehidupan berumah-tangga oleh suku adat Jawa dibandingkan dengan suku adat yang lainnya yang menganut agama Hindu sesungguhnya sama yakni untuk membangun rumah tangga yang sejahtera dan bahagia. Inilah bentuk keindahan dari umat beragama Hindu yang berada di Nusantara ini. Wiwaha menurut Suku Dayak Perkawinan atau wiwaha menurut umat Hindu adat Dayak dapat dibagi menjadi tiga tahapan sebagai berikut.

a. Mamupuh

Bila keluarga pihak laki-laki telah mencapai sepakat tentang seorang wanita yang akan dilamar, maka keluarga laki-laki mengirim utusan kepada pihak perempuan untuk menyampaikan lamarannya. Utusan tersebut membawa persyaratan adat, seperti : Sangku Tambak mangkok yang berisi beras dan uang logam yang berguna sebagai Singa Sangku. Persyaratan tersebut merupakan simbolis bahwa pihak laki-laki melamar seorang wanita. Persyaratan tersebut diserahkan langsung kepada orangtua atau wali pihak perempuan. Jika, pihak perempuan menerima lamaran tersebut, mereka harus menyampaikan kepada utusan laki-laki yang melamar. Setelah mengetahui lamarannya diterima, pihak laki-laki menyerahkan pakaian Sinde selembar kain panjang atau kemben kepada wanita yang dilamar dan pada saat itu juga pihak laki-laki menetapkan rencana untuk meminang.

b. Meminang

Peminangan biasanya dilakukan dalam kurun waktu tiga bulan setelah pihak laki- laki menyerahkan pakaian Sinde Mendeng. Persyaratan meminang yang dibawa oleh pihak laki-laki, antara lain satu buah gong untuk batu Pisek, pakaian Sinde Mendeng, seekor ayam, dan lilislamaiang.