IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas Wilayah
Kota Pekanbaru berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1987 terdiri dari 8 wilayah kecamatan dengan luas wilayah 446,5 km
2
. Setelah diadakan pengukuran dan pematokan oleh tim Badan Pertanahan Nasional BPN Riau luas
Kota Pekanbaru menjadi 632,26 km
2
melalui Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau Nomor 83111993. Luas Kota Pekanbaru untuk masing-masing
kecamatan disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Luas Wilayah Kota Pekanbaru Berdasarkan Kecamatan No.
Kecamatan Luas Wilayah km
2
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
Pekanbaru Kota Senapelan
Limapuluh Sukajadi
Sail Rumbai
Bukit Raya Tampan
2,26 6,65
4,04 5,10
3,26
203,03 299,08
108,84
Jumlah Luas 632,26
Sumber: Badan Pusat Statistik BPS Kota Pekanbaru Tahun 2003
Batas-batas wilayah Kota Pekanbaru adalah; sebelah Utara berbatasan Kabupaten Bengkalis, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kampar,
sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis dan Kampar dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kampar. Posisi strategis Kota Pekanbaru
yang terletak di jalur lintas Timur Pulau Suma tera dan mudah dilalui oleh arus lalu-lintas dari ujung Utara sampai ke ujung Selatan Sumatera. Posisi strategis ini
memberikan berbagai dampak serta peluang bagi perkembangan perekonomian dan pembangunan Kota Pekanbaru. Letak Kota Pekanbaru secara geografis berada
di tengah-tengah Pulau Sumatera dan merupakan dataran yang mudah untuk dikembangkan.
4.2 Topografi
Kota Pekanbaru terletak pada ketinggian rata-rata 5 meter di atas permukaan air laut, hanya daerah-daerah tertentu yang letaknya lebih tinggi dari
38 ketinggian rata -rata, yaitu daerah di sekitar Bandar Udara Sultas Syarif Kasim II
dengan ketinggian 26 meter di atas permukaan air laut dan di bagian Utara dan Timur Kota Pekanbaru. Topografi di Kota Pekanbaru berdasarkan kelas
kelerengan dapat digolongkan menjadi empat bagian yaitu:
§§
0 - 2 : merupakan wilayah yang datar
§§
2 - 15 : landai sampai berombak
§§
15 - 40 : berombak sampai bergelombang
§§
di atas 40 : bergelombang sampai berbukit Secara umum kondisi wilayah Kota Pekanbaru merupakan dataran rendah
dengan kemiringan lereng 0 persen - 2 persen. Beberapa wilayah di bagian Utara dan Timur memiliki morfologi bergelombang dengan kemiringan di atas 40
persen. Kemiringan lereng di Kota Pekanbaru untuk masing-masing kecamatan disajikan pada pada Tabel 8.
Tabel 8. Kemiringan Lereng dan Luas Lahan Masing-Masing Kecamatan
di Kota Pekanbaru Kemiringan Lahan Ha
No. Kecamatan
0–2 2–15
15-40 40
Jumlah
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
Tampan Bukit Raya
Limapuluh Sail
Pekanbaru Kota Sukajadi
Senapelan Rumbai
7.456 22.441
404 326
226 510
665
9.004 -
9.208 -
- -
- -
6.416 -
240 -
- -
- -
124 2.964
908 -
- -
- -
2.328 10.420
32.797 404
326 226
510 665
17.872 Jumlah
41.032 15.624
364 6.200
63.220 Prosentase
64.90 24.71
0.58 9.81
100.00
Sumber : Revisi Rencana Umum Tata Ruang Kota Pekanbaru Tahun 1994-2004.
Ditinjau dari kondisi topografi wilayah perencanaan Kota Pekanbaru, kelerengan 0-20 persen sampai dengan 2-15 persen mencakup luasan yang cukup
besar yaitu 566,56 ha atau 89,61 persen da ri luas wilayah secara keseluruhan. Dengan kondisi lahan datar yang cukup luas ini menunjukkan secara fisik, Kota
Pekanbaru mampu menampung berbagai pembangunan kota, sedangkan lahan
39 dengan kelerengan yang lebih besar dari 40 persen disarankan sebagai kawasan
konservasi.
4.3 Geologi
Struktur geologi Kota Pekanbaru terdiri atas Formasi Minas yang dikelilingi oleh aluvium muda sepanjang aliran Sungai Siak dan Aluvium tua
yang berawa -rawa. Formasi Minas ini terdiri dari kerikil, sebaran kerakal, pasir dan lempung yang juga merupakan alluvium namun relatif lebih terkonsolidasi.
Adanya sebaran kerakal, kerikil dan pasir menyebabkan daya dukung pada Formasi Minas lebih baik jika dibandingkan dengan alluvium tua dan alluvium
muda. Pada umumnya Formasi Minas merupa kan formasi terbaik bagi pengembangan kawasan perkotaan. Namun untuk mendelineasi tingkat kesesuaian
lahan dari Formasi Minas yang disusun oleh berbagai jenis ukuran batuan di atas masih memerlukan penelitian baik pemetaan geologi permukaan maupun
penelitian geologi bawah permukaan. Pengaruh patahan yang berumur kuarter yang kemungkinan merupakan
patahan aktif sebagai sumber patahan dangkal memerlukan uji seismoteknik untuk lebih menyakin kan eksistensinya. Pengujian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
kemungkinan pembangunan bertingkat dan kawasan perumahan padat. Pada daerah yang tinggi sebagian besar tanahnya berjenis podzolik merah
kuning sedangkan di daerah yang lebih rendah berawa dan gambut berjenis tanah organosolglei humus. Pada umumnya tanah di Kota Pekanbaru terdiri dari jenis
tanah alluvial hydromorf yang berasal dari endapan tanah liat dan asosiasi aluvial dengan pasir. Tanah jenis ini memiliki sifat sedikit menahankedap air. Hal ini
menyebabkan peresapan air berjalan lambat. Pada umumnya keadaan tanah di Kota Pekanbaru mempunyai daya pikul
T tanah antara 0,7 kgcm
2
- 1 kgcm
2
, kecuali di beberapa lokasi yang berdekatan dengan anak sungai T tanah antara 0,4 kgcm
2
- 0,6 kgcm
2
. Sumber daya bahan bangunan yang terdapat di Kota Pekanbaru berupa
pasir dan batu sirtu. Bahan bangunan ini terutama berasal dari Formasi Minas yang berupa kerakal, kerikil dan pasir. Sumber daya bahan bangunan seperti
40 batuan beku yang berupa granit dan bahan bangunan lainnya seperti batu
gamping, batu sabak dan batuan yang berasal dari gunung berapi tersier dapat diperoleh dari pegunungan jauh disebelah Barat Daya Kota Pekanbaru
4.4 Hidrologi