61 karbon dioksida. Kecamatan Rumbai dan Kecamatan Tampan menghasilkan 9
persen emisi karbon dioksida.
176.668,11
32.566,29 23.875,53
22.796,21
20000 40000
60000 80000
1 0 0 0 0 0 1 2 0 0 0 0
1 4 0 0 0 0 1 6 0 0 0 0
1 8 0 0 0 0
Ton CO 2
P.Kota Bukit Raya
Rumbai Tampan
Gambar 18. Grafik Perbandingan Emisi Karbon
Dioksida yang
Dihasilkan dari Penggunaan Listrik di Kota Pekanbaru
Karbondioksida yang dihasilkan dari penggunaan energi listrik Kota Pekanbaru paling banyak berada pada Kecamatan Pekanbaru Kota. Besarnya
jumlah kWh listrik yang terpakai dikarenakan rayon Pekanbaru Kota mencakup kecamatan yang berada pada pusat kota. Total energi listrik yang terpakai di rayon
Pekanbaru Kota sekitar 50 untuk konsumsi rumah tangga. Konsumsi listrik untuk rumah tangga meliputi penggunaan bahan bakar untuk memasak,
penggunaan penerangan, dan kebutuhan lain yang menggunakan energi listrik. Penggunaan energi listrik pada rayon Pekanbaru Kota 30 dari 131.465 rumah
tangga yang menggunakan energi listrik untuk penerangan. 45 dari 23.058 rumah tangga, menggunakan energi listrik untuk keperluan bahan bakar.
Kebutuhan energi listrik untuk keperluan bisnis meliputi perdagangan dan jasa, sosial kepentingan sosial seperti rumah tempat ibadah, dan ke butuhan untuk
publik seperti lampu penerangan jalan dan fasilitas umum juga banyak dikonsumsi pada rayon Pekanbaru Kota.
5.3.2 Emisi Karbon Dioksida dari Sumber Penggunaan Minyak Tanah
Penghitungan emisi karbon dioksida dari penggunaan minyak tanah dilakukan berdasarkan jumlah konsumsi minyak tanah untuk masing-masing
kecamatan di Kota Pekanbaru dengan jumlah total rumah tangga yang
62 menggunakan minyak tanah. Hasil penghitungan emisi karbon dioksida dari
penggunaan minyak tanah dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Emisi Karbon Dioksida yang Dihasilkan dari Penggunaan Minyak
Tanah
Kecamatan RT
Total Konsumsi ltr
Faktor Emisi 2,52 gliter
g CO
2
Ton CO
2
Pekanbaru Kota 3.360
7.237.099,16 2,52
18.237.489,88 18,24
Senapelan 6.107 13.153.858,49
2,52 33.147.723,39
33,15 Limapuluh
7.615 16.401.937,52 2,52
41.332.882,55 41,33
Sukajadi 7.414 15.969.003,91
2,52 40.241.889,85
40,24 Sail
5.196 11.191.656,91 2,52
28.202.975,41 28,20
Rumbai 18.004 38.778.789,64
2,52 97.722.549,89
97,72 Bukit Raya
30.423 65.528.055,84 2,52
165.130.700,72 165,13 Tampan
29.036 62.540.598,53 2,52
157.602.308,30 157,60
Total
107.155 230.801.000,00 581.618.520,00 581,62
Sumber: Data Sekunder dan Hasil Analisis
Pada Tabel 15, jumlah total konsumsi minyak tanah di Kota Pekanbaru untuk tahun 2004 adalah sekitar 230.801.000 liter berasal dari 107.155 rumah
tangga yang menggunakan minyak tanah. Perkiraan emisi karbon dioksida yang dihasilkan adalah sebesar 581,62 ton.
Emisi karbon dioksida dari penggunaan minyak tanah terbesar berada di Kecamatan Bukit Raya yaitu dengan total konsumsi 65.528.055,84 liter serta
karbon dioksida yang dihasilkan sebesar 165,13 ton, Kecamatan Tampan menghasilkan sekitar 57,60 ton, Kecamatan Rumbai menghasilkan sekitar 97,72
ton, Kecamatan Limapuluh
menghasilkan
sekitar 41,33 ton, Kecamatan Sukajadi
menghasilkan
sekitar 40,24 ton, Kecamatan Senapelan
menghasilkan
sekitar 33,15 ton, Kecamatan Sail
menghasilkan
sekitar 28,20 ton dan Kecamatan Pekanbaru Kota
menghasilkan
18,24 ton. Pada Gambar 19 dapat dilih a t grafik perbandingan emisi karbon dioksida
dari penggunaan minyak tanah di delapan kecamatan di Pekanbaru. Persentase terbesar dari penggunaan minyak tanah dihasilkan di Kecamatan Bukit Raya yaitu
28 persen dari total emisi karbon dioksida, Kecamatan Tampan 27 persen, Kecamatan Rumbai 17 persen, Kecamatan Sukajadi dan Kecamatan Limapuluh 7
persen, Kecamatan Senapelan 6 persen, Kecamatan Sail 5 persen dan Kecamatan Pekanbaru Kota 3 persen.
63
18,24 33,15
41,33 40,24
28,20 97,72
165,13 157,60
0,00 20,00
40,00 60,00
80,00 1 0 0 , 0 0
1 2 0 , 0 0 1 4 0 , 0 0
1 6 0 , 0 0 1 8 0 , 0 0
Ton CO 2
P.Kota Senapelan
Lima puluh Sukajadi
Sail Rumbai
Bukit Raya Tampan
Gambar 19. Grafik Perbandingan Emisi Karbon
Dioksida yang
Dihasilkan dari Penggunaan Minyak Tanah di Kota
Pekanbaru
Penggunaan energi minyak tanah paling besar berada di Kecamatan Bukit Raya. Besarnya kebutuhan tersebut dikarenakan masyarakat membutuhkan energi
minyak tanah untuk keperluan memasak, bahkan masih banyak terdapat masyarakat yang menggunakan kayu bakar untuk keperluan memasak. Berbeda
dengan kecamatan yang berada pada pusat kota, dimana sulit untuk menemukan kayu bakar, sehingga untuk kebutuhan rumah tangga banyak yang menggunakan
energi listrik. Grafik perbandingan emisi karbon dioksida terlihat bahwa nilai yang tinggi berada pada kecamatan yang mempunyai luas vegetasi lebih banyak.
Selain menggunakan minyak tanah, kayu bakar merupakan pilihan bagi masyarakat untuk digunakan sebagai kebutuhan energi.
5.3.3 Emisi Karbon Dioksida dari Sumber Penggunaan Premium