5 Untuk mengatasi permasalahan lin gkungan yang timbul maka perlu
dilakukan pengelolaan lingkungan fisik perkotaan sesuai dengan daya dukung dan kebutuhan kota. Bentuk pengelolaan dapat berupa pemanfaatan ruang yang
diperuntukkan bagi penghijauan kota. Penelitian ini dilakukan supaya dapat memperoleh gambaran mengenai jumlah kebutuhan luas vegetasi untuk
mendukung perkembangan kota di Kota Pekanbaru.
1.2 Kerangka Pemikiran
Kota yang sedang berkembang pada umumnya berusaha untuk mengembangkan dirinya dari suatu keadaan dan sifat masyarakat tradisional
dengan keadaan ekonomi terbelakang, menuju ke arah keadaan yang lebih baik. Dalam hal ekonomi, ditujukan untuk mendapatkan kesejahteraan dan tingkat
ekonomi yang lebih baik. Akan tetapi perhatian terhadap pembangunan ekonomi saja tidak akan memberikan jaminan untuk suatu proses pembangunan yang stabil
dan berkelanjutan apabila mengabaikan aspek lain seperti lingkungan Tjokroamidjojo, 1995.
Meningkatnya jumlah populasi penduduk kota dan kebutuhan sumber daya, keberadaan kota tidak dapat dilepaskan dari masalah-masalah lingkungan
seperti keterbatasan lahan, polusi air, udara dan suara, sistem sanitasi yang buruk, dan kondisi perumahan yang tidak memadai serta masalah transportasi. Lebih
lanjut, persoalan lingkungan kota juga mempunyai implikasi yang kompleks, terutama berkaitan dengan persoalan sosial ekonomi masyarakat kota. Lingkungan
kota yang kurang baik dan sehat memicu berkembangnya berbagai persoalan sosial kota, baik menyangkut kriminalitas kota, persoalan psikologis penduduk
kota, kemiskinan, serta konflik-konflik sosial lainnya. Pertumbuhan kegiatan ekonomi dan pembangunan yang terpusat pada
daerah perkotaan, memacu arus urbanisasi sehingga berpengaruh terhadap penyebaran penduduk. Dengan meningkatnya jumlah penduduk dan luas lahan
yang terbatas akan berakibat terhadap menurunnya kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Permasalahan lain yang timbul akibat adanya
pertambahan jumlah penduduk diantaranya adalah terjadinya penurunan kualitas
6 lingkungan yang diakibatkan dengan terjadinya penurunan kualitas udara oleh
adanya kegiatan industri dan transportasi. Pencemaran terjadi dengan meningkatnya aktivitas masyarakat, dalam hal
ini adalah semakin banyaknya jumlah kendaraan di kawasan perkotaan akan menimbulkan berbagai macam polusi udara yang membahayakan kesehatan
manusia. Terjadinya perubahan iklim mikro dapat dirasakan dengan meningkatnya suhu udara di kawasan perkotaan sebagai dampak dari banyaknya
sumber pencemar. Keadaan ini juga akan menimbulkan penurunan nilai estetika, artinya pada kawasan perkotaan, masyarakat sudah tidak dapat lagi merasakan
kenyamanan yang nantinya juga akan menimbulkan permasalahan-permasalahan psikologis bagi manusia di kawasan perkotaan. Pencemaran udara juga menjadi
bagian dari penurunan kualitas lingkungan sebagai akibat adanya kegiatan industri, jumlah kendaraan bermotor yang terus bertambah dan berbagai jenis
aktifitas masyarakat. Perkembangan kota yang terjadi di Kota Pekanbaru terlihat dengan
semakin berkembangnya perekonomian di segala sektor. Industri, perdagangan dan jasa juga memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan
perekonomian. Bertambahnya tingkat pertumbuhan penduduk juga merupakan dampak dari suatu perubahan kota yang menunjukkan banyaknya aktivitas yang
terjadi di dalam kota tersebut yang pada akhirnya membutuhkan lahan yang banyak untuk pemukiman. Perkembangan kota juga akan mengakibatkan konversi
terhadap lahan-lahan hijau, sehingga peran lahan hijau tersebut menjadi prioritas yang terakhir dari kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah kota. Ketiga
kelompok tersebut yaitu kegiatan industri, perdagangan dan jasa berpengaruh terhadap perekonomian, pemukiman serta konversi lahan-lahan hijau akan
menimbulkan dampak-dampak perubahan yang negatif dari keadaan sebelumnya terhadap lingkungan, hal ini tentu akan menimbulkan masalah-masalah baru
terhadap lingkungan yang akan berpengaruh terhadap kualitas lingkungan. Perlu dilakukan suatu cara untuk penanggulangan kerusakan lingkungan
akibat dari permasalahan-permasalahan lingkungan yang timbul. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kerusakan lingkungan perkotaan adalah
7 dengan pengadaan ruang terbuka hijau yang tepat dan sesuai fungsinya serta lebih
khusus untuk menghasilkan suatu perencanaan hutan kota yang nantinya akan memberikan sumbangan yang positif dengan keberadaan pohon-pohon yang ditata
dengan suatu perencanaan yang baik. Hutan kota merupakan bagian dari ruang terbuka hijau kota,
keberadaannya memiliki makna mengamankan ekosistem alam yang besar pengaruhnya terhadap eksistensi dan kelangsungan hidup kota itu sendiri. Manfaat
keberadaan hutan kota yaitu untuk memperbaiki lingkungan dan menjaga iklim, meresapkan air, menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota
serta mendukung pelestarian plasma nutfah dan aspek lainnya, sehingga pembangunan dapat berjalan seiring sejalan dengan aspek kelestarian lingkungan.
Pendekatan pembangunan hutan kota yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan parsial yakni menyisihkan sebagian dari kota untuk kawasan hutan
kota Dahlan, 2004. Ada beberapa metoda yang dapat dilakukan untuk menetapkan luasannya yakni berdasarkan perhitungan: 1 persentase luas
Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988; 2 luasan perkapita Simonds,1983; dan 3 isu penting pada suatu kota. Persentase luas yang dipakai
menjadi acuan adalah 40 dari luas wilayah adalah kawasan hijau. Luasan perkapita yang digunakan adalah kebutuhan ruang terbuka hijau masyarakat yaitu
40 meter persegijiwa. Isu penting yang digunakan ada lah berdasarkan jumlah karbon dioksida berdasarkan kemampuan tipe vegetasi untuk menyerap karbon
dioksida Iverson et. al. 1993. Diagram alir kerangka penelitian yang dilakukan untuk merencanakan
pembangunan hutan kota untuk memenuhi kebutuhan ruang terbuka hijau di Kota Pekanbaru disajikan pada Gambar 1.
8
Kesesuaian Luas RTH
Kesesuaian Luas RTH
Permasalahan Lingkungan
Arahan Penanaman Vegetasi Dengan
Hutan Kota Perkembangan Kota
Existing Condition RTH
Standar Kebutuhan RTH
Kondisi Kota RUTRK
Kawasan Hijau
Luas dan Sebaran Inmendagri
No.1488 Jumlah
Penduduk Jumlah
Karbon dioksida Luas Wilayah
Kependudukan Konsumsi Energi
listrik, minyak tanah,
premium, solar Luas dan Sebaran
Analisis Penutupan Lahan
Analisis Kebutuhan RTH
Luas dan Sebaran
No No
1.3 Rumusan Masalah
Pembangunan di Kota Pekanbaru
merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan.
Kawasan Kota Pekanbaru merupakan tempat yang sangat menarik bagi masyarakat untuk mengembangkan kehidupan sosial ekonomi. Kehidupan sosial
ekonomi berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk baik secara alamiah maupun migrasi sehingga menyebabkan tidak terkendalinya perkembangan
pemukiman dan lingkungan perumahan.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
9 Faktor yang sangat penting dalam permasalahan lingkungan adalah
besarnya populasi manusia. Pertumbuhan penduduk merupakan faktor utama yang mempengaruhi perkembangan pemukiman dan kebutuhan prasarana dan sarana.
Pertambahan jumlah penduduk juga akan menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan energi seperti energi listrik, minyak tanah, bahan bakar transportasi
yaitu premium dan solar. Sejalan dengan upaya pembangunan ekonomi atau pengembangan kawasan, berbagai kegiatan masyarakat dan pemerintah yang ada
di Kota Pekanbaru terjadi pada suatu ruang. Ketidaktepatan rencana dan ketidaktertiban pemanfaatan ruang dapat berpengaruh terhadap penurunan kualitas
lingkungan hidup. Ruang terbuka hijau semakin terdesak keberadaannya dan berubah
menjadi bangunan untuk mencukupi kebutuhan fasilitas penduduk kota. Penyebaran jumlah penduduk yang tidak merata dalam suatu wilayah, akan
memberikan pengaruh yang negatif terhadap daya dukung lingkungan. Kebutuhan energi sebagai dampak adanya kegiatan pembangunan, meningkatkan
pengaruhnya terhadap kualitas udara Kota Pekanbaru. Rencana tata ruang yang merupakan aplikasi peraturan mengenai ruang terbuka hijau, belum bisa
diwujudkan dengan baik untuk mengakomodasi aspek-aspek yang membutuhkan ruang terbuka hijau.
Secara lebih khusus, permasalahan pokok yang hendak diteliti atau diungkapkan pada penelitian ini adalah :
1. Apakah ruang terbuka hijau yang ada telah memberi keseimbangan lingkungan terhadap penyebaran dan jumlah penduduk, luas wilayah serta
dampak yang ditimbulkan dari penggunaan energi listrik, minyak tanah, premium, dan solar ?
2. Apakah rencana tata ruang untuk kawasan hijau sudah mampu mengakomodasi kebutuhan ruang terbuka hijau yang dibutuhkan masyarakat
dan fungsi untuk menyerap karbon dioksida dapat terpenuhi ?
10
1.4 Tujuan Penelitian