30 Nilai serapan karbon dioksida diperoleh berdasarkan kelas penutupan
lahan untuk daerah bervegetasi, meliputi sebaran dan luasan. Nilai serapan karbon dioksida diperoleh berdasarkan asumsi sebagai berikut:
⋅⋅
Nilai serapan karbon dioksida diperoleh melalui pendekatan, bukan dengan
perhitungan yang me mperoleh data lapangan.
⋅⋅
Nilai serapan karbon dioksida yang diperoleh hanya di atas tanah permukaan tanah, khususnya untuk daerah yang bervegetasi sementara serapan karbon
dioksida yang ada di dalam tanah serta air tidak dihitung. 3.3.2.3 Analisis Emisi Karbon Dioksida
Penghitungan emisi karbon dioksida dilakukan untuk mengetahui nilai emisi karbon dioksida yang dihasilkan dengan adanya kegiatan dan kebutuhan
manusia terhadap energi. Penghitungan emisi karbon dioksida dilakukan terhadap aspek sebagai berikut: 1 konsumsi listrik, dibatasi hanya terhadap PT.
Perusahaan Listrik Negara Persero sebagai sumber energi listrik dengan bahan bakar solar sebagai pembangkit. Sumber pembangkit energi listrik di Kota
Pekanbaru mempunyai empat kecamatanrayon sebagai pembangkit energi. Lokasi pembangkit energi listrik terdapat pada Kecamatan Pekanbaru Kota,
Kecamatan Bukit Raya, Kecamatan Rumbai, dan Kecamatan Tampan; 2 konsumsi minyak tanah untuk setiap kecamatan, diperoleh dari pertamina cabang
pemasaran Pekanbaru; 3 konsumsi bahan bakar bensin, dan 4 konsumsi bahan bakar solar, diperoleh dari pertamina cabang pemasaran Pekanbaru.
3.3.2.3.1 Penghitungan Emisi Karbon Dioksida dari Konsumsi Listrik
Penghitungan emisi karbon dioksida dari konsumsi listrik dilakuka n melalui pendekatan. Pendekatan yang digunakan adalah berdasarkan jumlah
konsumsi listrik Kota Pekanbaru tahun 2004 dan faktor emisi karbon dioksida. Total emisi karbon dioksida diperoleh dari perhitungan : konsumsi
listriktahunkecamatan dikali faktor emisi gram karbon dioksidakWh. Nilai konsumsi listrik diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara. Jumlah
konsumsi listrik kWh pada tahun 2004 terdiri dari empat rayonkecamatan yaitu
31 Pekanbaru Kota, Bukit Raya, Rumbai, dan Tampan Lampiran 4. Nilai fakt or
emisi adalah nilai emisi karbon dioksida dari konsumsi listrik yang ditetapkan oleh Energy Information Administration EIA tahun 2000 pada setiap masing-
masing negara, untuk negara Indonesia nilainya adalah 454 gram CO
2
kWh. Nilai total emisi adalah total emisi karbon dioksida yang dihasilkan dari penggunaan
energi listrik yang berada pada empat kecamatan rayon. Total emisi karbon dioksida = Total kWh x 454 gram karbon dioksida.
Emisi karbon dioksida yang dihasilkan dengan asumsi bahwa masing- masing rayon sebagai sumber karbon dioksida . Empat kecamatan lain yaitu
Kecamatan Senapelan, Limapuluh, Sukajadi, dan Sail tidak menghasilkan emisi dari pembangkit listrik.
3.3.2.3.2 Penghitungan Emisi Karbon Dioksida dari Konsumsi Minyak
Tanah
Penghitungan emisi karbon dioksida dari konsumsi minyak tanah dilakukan melalui pendekatan. Total emisi karbon dioksida dihitung berdasarkan
jumlah konsumsi minyak tanah di Kota Pekanbaru tahun 2004 dikali faktor emisi minyak tanah.
Nilai konsumsi minyak tanah diperoleh dari pertamina cabang pemasaran Pekanbaru. Nilai yang dipakai adalah jumlah konsumsi minyak tanah untuk Kota
Pekanbaru pada tahun 2004. Konsumsi minyak tanah masing-masing kecamatan dihitung berdasarkan data jumlah rumah tangga pengguna minyak tanah yang
diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS Kota Pekanbaru. Nilai faktor emisi Karbondioksida merupakan faktor emisi karbon dioksida yang dihasilkan dari
konsumsi minyak tanah. Faktor emisi ini ditetapkan oleh Energy Information Administration EIA tahun 2000 pada setiap masing-masing negara. Faktor emisi
untuk negara Indonesia nilainya adalah 2,52 gram CO
2
liter. Nilai total emisi Karbondioksida adalah total emisi karbon dioksida yang dihasilkan dari konsumsi
minyak tanah di masing-masing kecamatan. Total emisi karbon dioksida = Total konsumsi liter x 0,24 gram CO
2
liter.
32
3.3.2.3.3 Penghitungan Emisi Karbon Dioksida dari Konsumsi Premium.