65
16,58 15,30
14,38 38,66
44,96 43,61
66,14 89,76
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
80,00 90,00
Ton CO 2
P.Kota Senapelan
Lima puluh Sukajadi
Sail Rumbai
Bukit Raya Tampan
Gambar 20. Grafik Perbandingan Emisi Karbon
Dioksida yang
Dihasilkan dari Penggunaan Premium di Kota Pekanbaru
Persentase emisi karbon dioksida dari penggunaan premium dihasilkan di Kecamatan Tampan yaitu sekitar 27 persen dari total emisi karbon dioksida ,
Kecamatan Bukit Raya 20 persen, Kecamatan Sail 14 persen, Kecamatan Rumbai 13 persen, Kecamatan Sukajadi 12 persen, Kecamatan Pekanbaru Kota dan
Kecamatan Senapelan 5 persen, serta emisi terkecil berada pada Kecamatan Limapuluh yaitu 4 persen.
5.3.4 Emisi Karbon Dioksida dari Sumber Penggunaan Solar
Penghitungan emisi karbon dioksida dari penggunaan solar sebagai bahan bakar transportasi kota dilakukan dengan pendekatan berdasarkan jumlah
konsumsi solar pada masing-masing SPBU yang ada disetiap kecamatan Kota Pekanbaru pada tahun 2004 lampiran 5. Dari jumlah total konsumsi solar pada
masing-masing kecamatan diperoleh untuk memperkirakan nilai karbon dioksida dengan menggunakan pendekatan pada Tabel 1 yaitu faktor emisi untuk bahan
bakar WRI, 2001. Dari pendekatan faktor emisi tersebut, masing-masing kecamatan di Kota Pekanbaru akan diketahui perkiraan nilai karbon dioksida yang
dihasilkan dari penggunaan solar. Hasil penghitungan emisi karbon dioksida dari penggunaan solar disajikan pada Tabel 17.
66
Tabel 17. Emisi Karbon Dioksida yang Dihasilkan dari Penggunaan Solar
Kecamatan Total BB l
Faktor Emisi g CO
2
l Emisi CO
2
ton
Pekanbaru Kota 1.206.000
2,7 3,26
Senapelan 1.521.000
2,7 4,11
Limapuluh 3.288.000
2,7 8,88
Sukajadi 2.611.000
2,7 7,05
Sail 10.468.000
2,7 28,26
Rumbai 11.775.000
2,7 31,79
Bukit Raya 24.650.000
2,7 66,56
Tampan 52.579.000
2,7 141,96
Total 108.098.000
291,86
Sumber: Data Sekunder dan Hasil Analisis
Pada Tabel 17 terlihat bahwa dari total penggunaan solar di Kota Pekanbaru pada tahun 2004 yang berjumlah 108.098.000 liter dan karbon dioksida
yang dihasilkan sekitar 291,86 ton. Konsumsi terbesar berada pada Kecamatan Tampan yaitu dengan total konsumsi 52.579.000 liter dan karbon dioksida yang
dihasilkan sekitar 141,96 ton. Secara berurutan emisi karbon dioksida yang dihasilkan adalah Kecamatan Bukit Raya sekitar 66,56 ton, Kecamatan Rumbai
sekita r 31,79 ton, Kecamatan Sail sekitar 28,26 ton, Kecamatan Limapuluh sekitar 8,88 ton, Kecamatan Sukajadi sekitar 7,05 ton, Kecamatan Senapelan sekitar 4,11
ton, dan Kecamatan Pekanbaru Kota sekitar 3,26 ton.
3,26 4,11
8,88 7,05
28,26 31,79
66,56 141,96
0,00 20,00
40,00 60,00
80,00 100,00
120,00 140,00
160,00
Ton CO 2
P.Kota Senapelan Lima puluh
Sukajadi Sail
Rumbai Bukit Raya
Tampan
Gambar 21. Grafik Perbandingan Emisi Karbon
Dioksida yang
Dihasilkan dari Penggunaan Solar di Kota Pekanbaru
67 Gambar 21 menunjukkan grafik perbandingan emisi karbon dioksida dari
penggunaan solar pada delapan kecamatan di Pekanbaru. Persentase emisi karbon dioksida dari penggunaan solar yang dihasilkan di Kota Pekanbaru adalah
Kecamatan Tampan menghasilkan 49 persen dari total emisi karbon dioksida , Kecamatan Bukit Raya 23 persen, Kecamatan Rumbai 11 persen, Kecamatan Sail
10 persen, Kecamatan Limapuluh 3 persen, Kecamatan Sukajadi 2 persen, serta emisi karbon dioksida terkecil berada pada Kecamatan Senapelan dan Kecamatan
Pekanbaru Kota yaitu 1 persen. Besarnya nilai karbon dioksida yang dihasilkan pada Kecamatan Tampan
karena wilayah ini banyak terdapat aktifitas transportasi untuk jenis kendaraan bis. Secara visual bayak ditemukan terminal-terminal truk sebagai pendukung
kegiatan perdagangan dan jasa. Salah satu kecamatan di pusat kota yaitu Kecamatan sail, nilai karbon dioksida lebih besar dibandingkan empat kecamatan
lainnya karena pada Kecamata n Sail terdapat aktifitas pelabuhan sebagai tempat keluar dan masuknya barang-barang.
5.3.5 Total Emisi Karbon Dioksida