Ekowisata Bahari STUDI PUSTAKA

9 • Perjumpaan sosial - melibatkan jumlah dan tipe pertemuan pengunjung satu sama lain didalam sebuah areal rekreasi. Juga mengukur luasan dimana sebuah kawasan memberikan pengalaman kesunyian atau interaksi sosial. • Dampak pengunjung - sesuatu yang berpengaruh terhadap sumberdaya alam seperti tanah, vegetasi, udara, air dan kehidupan liar. Walaupun pada tingkat penggunaan yang rendah, pengunjung dapat menghasilkan dampak biofisik yang signifikan, dan dampak-dampak ini dapat mempengaruhi pengalaman pengunjung juga.

2.2. Ekowisata Bahari

Ekowisata bahari merupakan kegiatan pesisir dan laut yang dikembangkan dengan pendekatan konservasi laut. Ekowisata merupakan wisata berorientasi pada lingkungan untuk menjembatani kepentingan perlindungan sumberdaya alamlingkungan dan industri kepariwisataan META, 2002 dalam Yulianda, 2007. Sedangkan Wood 1999 dalam Yulianda 2007 mendefinisikan ekowisata merupakan bentuk baru dari perjalanan yang bertanggung jawab ke daerah alami dan berpetualang, serta dapat menciptakan industri pariwisata. Konsep pengembangan ekowisata sejalan dengan misi pengelolaan konservasi yang mempunyai tujuan : 1 Menjaga tetap berlangsungnya proses biofisik yang tetap mendukung sistem kehidupan, 2 Melindungi keanekaragaman hayati, 3 menjamin kelestarian dan pemanfaatan spesies dan ekosistemnya, dan 4 Memberikan kontribusi kepada kesejahteraan masyarakat. The Ecotourism Society Eplerwood, 1999 dalam Fandeli, 2000 menyebutkan ada delapan prinsip pengembangan ekowisata : 1. Mencegah dan menanggulangi dampak dari aktivitas wisatawan terhadap alam dan budaya, pencegahan dan penanggulangan disesuaikan dengan sifat dan karakter alam dan budaya setempat. 2. Pendidikan konservasi lingkungan; Mendidik pengunjung dan masyarakat akan pentingnya konservasi. 3. Pendapatan langsung untuk kawasan; Restribusi atau pajak konservasi conservation tax dapat digunakan untuk pengelolaan kawasan. 10 4. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan; Merangsang masyarakat agar terlibat dalam perencanaan dan pengawasan kawasan. 5. Penghasilan bagi masyarakat; Masyarakat mendapat keuntungan ekonomi sehingga terdorong untuk menjaga kelestarian kawasan. 6. Menjaga keharmonisan dengan alam; kegiatan dan pengembangan fasilitas tetap mempertahankan keserasian dan keaslian alam. 7. Daya dukung sebagai batas pemanfaatan; daya tampung dan pengembangan fasilitas hendaknya mempertimbangkan daya dukung lingkungan. 8. Kontribusi pendapatan bagi negara pemerintah daerah dan pusat Pengelolaan ekowisata bahari merupakan suatu konsep pengelolaan yang memprioritaskan kelestarian dan memanfaatkan sumberdaya alam dan budaya masyarakat. Konsep pengelolaan ekowisata tidak hanya berorientasi pada keberlanjutan tetapi lebih daripada itu yaitu mempertahankan nilai sumberdaya alam dan manusia. Agar nilai-nilai tersebut terjaga maka pengusahaan ekowisata tidak melakukan eksploitasi sumberdaya alam, tetapi hanya menggunakan jasa alam dan budaya masyarakat untuk memenuhi kebutuhan fisik, pengetahuan, dan psikologis pengunjung. Dengan demikian ekowisata bukan menjual tempat destinasi atau kawasan melainkan menjual filosofi. Hal ini membuat ekowisata mempunyai nilai lestari dan tidak akan mengenal kejenuhan pasar. Meskipun pasar sangat menentukan pengembangan ekowisata namun konsep pengelolaan tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip dasar ekowisata. Obyek ekowisata bahari dapat dikelompokkan berdasarkan komoditi, ekosistem dan kegiatan Tabel 1. Obyek komoditi terdiri dari potensi spesies biota laut dan material non hayati yang mempunyai daya tarik wisata. Ekosistem terdiri dari ekosistem pesisir yang mempunyai daya tarik habitat dan lingkungan, sedangkan obyek kegiatan merupakan kegiatan yang terintegrasi di dalam kawasan yang mempunyai daya tarik wisata. 11 Tabel 1. Sumber Obyek Ekowisata Bahari Obyek Komoditi Obyek Ekosistem Obyek Kegiatan Penyu Duyung, Paus Lumba-lumba, Hiu Spesies endemik, Pasir putih dan ombak Terumbu karang Mangrove Lamun Goba Shallow Waters Ecosystem, Pantai Perikanan tangkap Perikanan budidaya Sosialbudaya Snorkling Diving Sumber : Yulianda 2007 Kegiatan wisata yang dapat dikembangkan dengan konsep ekowisata bahari dapat dikelompokan wisata pantai dan wisata bahari Tabel 2. Wisata pantai atau wisata bahari adalah wisata yang obyek dan daya tariknya bersumber dari potensi bentang laut seascape maupun bentang darat pantai coastal landscape Sunarto, 2000 dalam Yulianda, 2007. Secara terpisah dapat dijelaskan wisata pantai merupakan kegiatan wisata yang mengutamakan sumberdaya pantai dan budaya masyarakat pantai seperti rekreasi, olah raga, menikmati pemandangan dan iklim. Sedangkan wisata bahari merupakan kegiatan wisata yang mengutamakan sumberdaya bawah laut dan dinamika air laut. Ada faktor-faktor alam yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan dan pengembangan wisata pantai dan wisata bahari meliputi angin, gelombang laut, arus laut, pasang surut, bentuk pantai, bentuk butir pasir, biota pantai dan ekosistem perairan. Tabel 2. Kegiatan Ekowisata Bahari yang Dapat Dikembangkan Wisata Pantai Wisata Bahari Rekreasi pantai Panorama, ResortPeristirahatan Berenang, Berjemur, Berperahu Olahraga pantai volley pantai, jalan pantai, lempar cakram, dll Memancing Wisata mangrove Rekreasi pantai dan laut Resortperistirahatan Wisata selam diving dan wisata snorkling Selancar, Jet ski, banana boat, perahu kaca, kapal selam Wisata ekosistem lamun, wisata nelayan, wisata pulau, wisata pendidikan, wisata pancing Wisata satwa penyu, lumba-lumba, burung Sumber : Yulianda 2007 12

2.3. Permintaan Rekreasi