Konsep Nilai untuk Sumberdaya

14 pihak lain. Ketiadaan kendali terhadap akses sumberdaya tidak berarti bahwa semua pihak akan menilai sumberdaya dengan penilaian yang sama.

2.4.2. Konsep Nilai untuk Sumberdaya

Sebagaimana disebutkan di atas, barang dan jasa yang dihasilkan dari sumberdaya alam memberikan manfaat baik langsung maupun tidak langsung bagi kebutuhan manusia. Manfaat langsung dapat berupa komoditas maupun jasa yang dapat dikonsumsi langsung oleh manusia, sementara manfaat tidak langsung dapat berupa manfaat dari fungsi-fungsi biofisik yang dihasilkan dari sumberdaya alam seperti pencegah banjir, penjaga keseimbangan ekosistem, penyedia keaneka ragaman hayati dan lain sebagainya. Dengan kata lain sumberdaya alam memiliki nilai yang tinggi, baik nilai ekonomis maupun nilai biofisiks bagi kelangsungan hidup manusia. Berikut ini adalah uraian mengenai konsep nilai ekonomi yang disarikan dari Fauzi 2002 dalam DKP 2003. Pengertian nilai atau value khususnya yang menyangkut barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam dan lingkungan memang bisa saja berbeda jika dipandang dari perspektif yang berbeda. Sebagai contoh, dari sisi biofisik misalnya, nilai dari suatu kawasan lindung bisa berarti pentingnya kawasan tersebut sebagai tempat produksi bagi spesies ikan tertentu, ataupun fungsi biofisiks lainnya. Dari sisi konservasi kawasan lindung memiliki arti bagi pelestarian keanekaragaman hayati serta perlindungan spesies tertentu. Perbedaan mengenai konsepsi nilai tersebut tentu saja akan menyulitkan dalam memahami pentingnya suatu ekosistem. Oleh karenanya diperlukan suatu persepsi yang sama untuk penilaian ekosistem tersebut. Salah satu tolok ukur yang relatif mudah dan bisa dijadikan basis untuk menilai suatu sumberdaya alam adalah dengan memberikan ”price tag ” harga terhadap barang dan jasa yang dihasilkan dari sumberdaya alam dan lingkungan. Dengan demikian kita menggunakan apa yang disebut sebagai nilai ekonomi dari sumberdaya alam dan lingkungan. Secara umum nilai ekonomi dari sumberdaya alam didefinisikan sebagai pengukuran jumlah maksimum seseorang ingin mengorbankan barang dan jasa untuk memperoleh barang dan jasa lainnya. Secara formal konsep ini disebut 15 sebagai keinginan membayar willingness to pay seseorang untuk membayar barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam dan lingkungan. Dengan menggunakan pengukuran ini, nilai biofisik dari ekosistem bisa di ”terjemahkan” ke dalam bahasa ekonomi dengan mengukur nilai moneter dari barang dan jasa. Sebagai contoh jika suatu ekosistem mengalami kerusakan akibat polusi, maka nilai yang hilang akibat degradasi lingkungan bisa diukur dari keinginan seseorang untuk membayar agar lingkungan tersebut kembali ke aslinya atau mendekati aslinya.

2.4.3. Jenis-Jenis Nilai Ekonomi