27
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pikir Penelitian Menurut Aukerman 2004 wisatawan tidak hanya datang untuk
melakukan aktifitas rekreasi tetapi juga mencari lokasi rekreasi yang spesifik disamping menikmati pengalaman rekreasi tertentu sekaligus mendapatkan
manfaat benefit baik secara individu, komunitas, ekonomi dan lingkungan.
Sehingga dikatakan empat komponen yang membentuk peluang rekreasi recreation opportunity adalah aktifitas, lokasi, pengalaman dan manfaat.
Sebagai contoh sebuah keluarga ingin berkemah di daerah modern yang memiliki fasilitas bumi perkemahan disamping untuk menghabiskan waktu yang berkualitas
dengan keluarga juga untuk beristirahat dan rileks serta melihat keindahan alam. Sementara dilain pihak ada keluarga lain yang ingin berkemah di lokasi pedesaan
dimana mereka dapat menguji kemampuan memancing, menikmati kesunyian dan melihat keindahan alam. Kedua keluarga tersebut sama-sama ingin pergi
berkemah tetapi dilokasi yang sangat berbeda yang akan membawa mereka pada pengalaman dan manfaat yang berbeda. Dalam hal ini mereka mencari peluang
rekreasi yang berbeda. Aktifitas rekreasi sangat banyak ragamnya yang dapat disediakan suatu
daerah rekreasi oleh pihak pengelola karena adanya perkembangan teknologi maupun ketertarikan publik public interests namun dalam hal ini pengelola
harus menentukan aktifitas rekreasi yang sesuai untuk lokasi tertentu. Lokasi rekreasi dibentuk oleh parameter fisik, sosial dan manajerial.
Kombinasi ketiga parameter tersebut membentuk aktifitas tertentu yang mengarahkan pada pengalaman tertentu. Pengalaman rekreasi adalah respon
psikologis terhadap aktifitas dan lokasi rekreasi. Pengalaman merupakan hasil dari sebuah manajemen lokasi disamping merepresentasikan apa yang dinikmati oleh
wisatawan. Manfaat rekreasi recreation benefit merupakan peningkatan hasil dari
partisipasi dalam aktifitas rekreasi yang berkualitas. Manfaat disini dapat berupa manfaat secara individu, komunitas, ekonomi dan lingkungan.
28
Recreation opportunity spectrum ROS tidak secara eksplisit
menyediakan langkah-langkah untuk menilai atau mengukur dan menginventarisasi aktifitas, lokasi, pengalaman dan manfaat rekreasi. Mengadopsi
pernyataan Aukerman 2004 bahwa ROS didesain sebagai sebuah metode yang dinamik dan adaptif dimana beberapa konsep yang populer dalam rekreasi dapat
menjadi pondasi untuk ROS maka dalam penelitian ini digunakan beberapa analisis untuk mencapai tujuan tersebut.
Penentuan lokasi dalam kerangka ROS yang digunakan sebagai pendekatan dalam penelitian ini merupakan sebuah rangkaian proses yang
melibatkan parameter fisik, sosial dan manajerial kawasan. Tujuan dari penetuan lokasi ini adalah melakukan zonasi dengan melakukan pemetaan kawasan wisata
bahari di kawasan taman nasional dengan membagi wilayah dalam beberapa spektrum atau zona yang muncul dari parameter fisik, sosial dan manajerial.
Spektrum atau zona tersebut diantaranya kawasan urban, semi urban, rural developed, rural natural, semi primitive dan primitive
. Melalui zonasi kawasan ini akan diperoleh lokasi yang memberikan pengalaman dan manfaat yang berbeda
bagi wisatawan. Keragaman aktifitas wisata dibeberapa lokasi dengan kualitas yang
berbeda dapat memberikan manfaat bagi wisatawan baik secara lingkungan, individu, komunitas dan ekonomi. Manfaat lingkungan akan dipetakan
berdasarkan parameter biofisik, manfaat individu dan komunitas akan dipetakan berdasarkan pengalaman pengunjung dan manfaat ekonomi akan dipetakan
berdasarkan sebaran nilai ekonomi wisata. Pemetaan dengan parameter biofisik dibangun dengan mendapatkan nilai
indeks kesesuaian wisata berdasarkan metode bobot skoring terhadap masing- masing parameter biofisik dalam hal ini biofisik terumbu karang, perairan pantai
dan lingkungan pulau. Pemetaan dengan pengalaman pengunjung dibangun dengan mendapatkan jumlah rata-rata nilai yang diberikan pengunjung terhadap
aktifitas rekreasi disetiap lokasi. Pemetaan dengan nilai ekonomi wisata dibangun dengan pendekatan Travel Cost Methode untuk mendapatkan nilai surplus
konsumen.
29
Tumpang tindih atau overlay dengan pendekatan Multi Criteria Evaluation terhadap ketiga penilaian aktivitas rekreasi menghasilkan peta potensi wisata. Peta
potensi wisata selanjutnya dapat digunakan untuk mengidentifikasi supply berbagai aktifitas dan pengalaman dengan kualitas yang berbeda di wilayah taman
nasional. Disamping itu peta potensi akan digunakan sebagai dasar dilakukannya prioritas pengelolaan wisata disetiap pulau untuk setiap aktifitas wisata dengan
memperhatikan zona yang mencerminkan karakteristik kawasan. Secara skematis kerangka pemikiran yang akan dilakukan dapat dilihat
pada diagram alir penelitian pada Gambar 3.
3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian