Metode Biaya Perjalanan Travel Cost Method

17 Gambar 2. Klasifikasi Nilai Ekonomi diadopsi dari Adrianto, 2006 2.5. Metode Valuasi Ekonomi Sumberdaya 2.5.1. Surplus Konsumen Barang dan jasa yang dihasilkan dari sumberdaya alam ada yang diperdagangkan traded goods dan ada yang tidak diperdagangkan non traded. Untuk barang dan jasa yang diperdagangkan, teknik pengukuran valuasi ekonomi sudah well-established dan lebih terukur. Salah satu pengukuran yang biasa dilakukan adalah menyangkut pengukuran perubahan dalam perubahan surplus konsumen. Pengukuran yang didasarkan pada perubahan surplus konsumen pada prinsipnya adalah mengukur seberapa besar kehilangan surplus akibat perubahan harga atau kuantitas yang mempengaruhi keinginan membayar seseorang terhadap komoditas yang dihasilkan dari sumberdaya alam. Surplus konsumen sendiri diartikan sebagai perhitungan berdasarkan selisih keinginan membayar seseorang terhadap barang dengan apa yang sebenarnya dia bayar.

2.5.2. Metode Biaya Perjalanan Travel Cost Method

Metode biaya perjalanan merupakan teknik penilaian secara tidak langsung dari segi manfaat yang berorientasi pasar, yaitu dengan menggunakan pendekatan harga pasar pengganti surrogate market price yang berupa kesediaan membayar Hufschmidt et al, 1996. Metode ini diturunkan dari pemikiran yang dikembangkan oleh Hoteling pada tahun 1949 Kahn, 1995, dan mulai diaplikasikan secara formal oleh Clawson pada tahun 1959 Walter dan Schofield, 1977. Dixon dan Hufschmidt 1993, menyatakan bahwa metode biaya perjalanan pada hakekatnya merupakan suatu pendekatan untuk menentukan Total Economic Value Use Non Use Option value Indirect value Direct value Bequest value Existence value 18 kurva permintaan dan menduga surplus konsumen tempat rekreasi secara tidak langsung, yaitu dengan memperlakukan biaya perjalanan dan waktu yang digunakan dalam perjalanan opportunity cost of time sebagai kesediaan pengunjung untuk membayar willingness to pay tempat tersebut. Untuk menyatakan banyaknya jasa rekreasi yang dikonsumsi diukur berdasarkan tingkat kunjungan yang dilakukan pada berbagai tingkat harga atau biaya perjalanan. Dalam hal ini, konsumen diasumsikan akan memberikan reaksi atas kenaikan biaya perjalanan. Oleh karena kompleksnya permasalahan yang menyangkut keinginan seseorang untuk melakukan perjalanan rekreasi, yaitu tidak hanya ditentukan oleh biaya perjalanan saja, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti preferensi, tempat rekreasi alternatif, dan lain sebagainya, maka untuk membentuk kurva permintaan berdasarkan kesediaan membayar dengan metode biaya perjalanan harus disertai dengan sejumlah asumsi, baik yang menyangkut perilaku konsumen maupun peubah yang diukur James, 1991. Adapun beberapa asumsi tersebut sebagai berikut : 1. Semua pengunjung memperoleh manfaat total yang sama, yaitu sama dengan biaya perjalanan pengunjung marginal pengunjung paling jauh. 2. Pengunjung akan memberikan reaksi terhadap meningkatnya biaya perjalanan dengan cara yang sama seperti mereka bereaksi terhadap meningkatnya harga karcis. 3. Surplus pengunjung bagi pengunjung marginal nol. 4. Pengaruh tempat rekreasi lain terhadap permintaan jasa rekreasi di kawasan yang dinilai adalah minimal. 5. Selera, preferensi dan alastisitas pendapatan sama untuk seluruh pengunjung. Dengan kata lain, sudut kurva permintaan untuk seluruh daerah asal pengunjung sama. 6. Perjalanan hanya mempunyai satu tujuan, yaitu tempat rekreasi, dan tidak ada manfaat sekunder atau kepuasan sepanjang perjalanan ke tempat rekreasi yang dituju. 7. Harga karcis masuk yang dinaikkan menurunkan tingkat kunjungan, tidak mengakibatkan pergeseran pilihan pada alternatif tempat rekreasi lain. 19 8. Hasil survey cukup representatif bagi populasi, baik penduduk suatu daerah asal maupun distribusi geografis pengunjung daerah asal, wilayah pasar. Metode travel cost ini dapat digunakan untuk mengukur manfaat dan biaya akibat: • Perubahan biaya akses tiket masuk bagi suatu tempat rekreasi • Penambahan tempat rekreasi baru • Perubahan kualitas lingkungan tempat rekreasi • Penutupan tempat rekreasi yang ada Pada dasarnya, prinsip kerja TCM cukup sederhana. Misalnya, kita ingin mengetahui sumber daya alam yang atraktif untuk rekreasi misalnya pantai yang terletak dalam suatu radius tertentu. Tujuan dasar TCM adalah ingin mengetahui nilai kegunaan use value dari sumber daya alam ini melalui pendekatan proxy. Dengan kata lain, biaya yang dikeluarkan untuk mengkonsumsi jasa dari sumber daya alam digunakan sebagai proxy untuk menentukan harga dari sumber daya tersebut. Asumsi mendasar yang digunakan pada pendekatan TCM adalah bahwa utilitas dari setiap konsumen terhadap aktivitas, misalnya rekreasi, bersifat dapat dipisahkan separable. Artinya, fungsi permintaan kegiatan rekreasi seperti memancing tersebut tidak dipengaruhi independent oleh permintaan kegiatan rileks lainnya, seperti menonton TV, belanja, dan lain-lain.

2.6. Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil