bantuan tersebut. Seperti beberapa pernyataan dari respondenyang bekerja sebagai buruh, menyatakan bahwa :
”Saya rasa tidak ada sosialisasi tentang bantuan ini, tau-tau langsung ada dan ditempatkan aja”
Seorang buruh cuci yang, menyatakan bahwa : ”Saya ngga tahu kalo bantuan ini, bantuan dari DLHK, tapi
saya tahunya bantuan dari Kelurahan, masalahnya ngga ada sosialisasi dari DLHK nya sendiri”
Dan seorang karyawan swasta, yang menyatakan bahwa : ”Sebaiknya sosialisasi dilakukan door to door, dan ada
pemberitahuan sebelumnya seperti undangan kepada setiap kepala keluarga atau kepada RT dan kemudian RT
menyampaikan sama kepala keluarga. Karena saya karyawan swasta yang berangkat pagi pulang sore, jadi kurang tahu
kalo
ada rapat atau kegiatan RT” Masyarakat mempunyai pengetahuan bahwa bantuan ini merupakan
bantuan dari kelurahan. Karena memang sistem sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan DLHK yaitu sosialisasi melalui
Kelurahan kemudian dari Kelurahan baru disosialisasikan kepada masyarakat melalui RT dan RW masing-masing. Seperti yang dikatakan Ibu Ane D. Rulianti,
S.Si. M.Sc sebagai staf DLHK bagian Kasi Pembinaan dan Kemitraan dan sebagai ketua pelaksana dari kegiatan ini mengatakan :
”Sosialisasi kegiatan kami lakukan tidak langsung ke masyarakat, kami memberdayakan Kelurahan sebagai aparatur
yang tahu bagaimana kondisi masyarakatnya dan apa yang diinginkan masyarakat. Tekhnis sosialisasi dimulai dari
Kelurahan kemudian Kelurahan yang menyampaikan pada masyarakat melalui RT dan RW yang ada di kelurahan
Babakan Pasar.”
5.5.3 Persepsi Responden tentang Kualitas, Kuantitas dan Lokasi Kegiatan
Kegiatan ini memberikan bantuan berupa tempat sampah sebanyak 18 set dengan penjelasan tentang sampah organik dan anorganik, gerobak sampah
sebanyak 4 buah dan papan informasi serta himbauan untuk tidak membuang sampah sebanyak 2 buah. Kriteria penempatan tempat sampah di Kelurahan
Babakan Pasar, karena merupakan wilayah bantaran sungai yang berada di pusat
kota. Persepsi tentang kualitas tempat sampah, kuantitas jumlah tempat sampah dan lokasi tempat sampah, diukur dari tujuh pernyataan positif. Persepsi
responden berdasarkan kualitas, kuantitas jumlah dan lokasi tempat sampah dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Sebaran Responden Berdasarkan Persepsi tentang Kualitas, Kuantitas Jumlah dan Lokasi Kegiatan Tahun 2008
No Pernyataan
Persepsi Responden
Jumlah Jiwa
STS TS N S SS
1 Kegiatan ini memberikan himbauan agar
membuang sampah pada tempatnya 0 8 4 25 3 40
2 Kegiatan ini memberikan larangan agar
tidak membuang sampah ke sungai 0 11 7 17 5 40
3 Kuantitas jumlah tempat sampah sudah
sesuai dengan kebutuhan masyarakat 1 13 1 23 2 40
4 Tempat sampah cukup untuk menampung
sampah 11 14 0 14 1
40 5
Kekuatan tempat sampah sudah sesuai dengan kebutuhan
3 3 0 25 9 40 6
Bentuk dan warna tempat sampah sesuai dengan kebutuhan masyarakat
0 1 0 28 11 40 7
Masyarakat tahu dimana letak tempat sampah bantuan dari program ini
1 14 0 24 1 40 Total Jiwa
16 64
12 156
32 280
Persentase 5.71 22.90 4.29 55.70 11.40 100.00
Sumber : Data Primer Diolah, 2008
Diketahui dari Tabel 13 bahwa distribusi jawaban untuk penilaian sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju, presentase persepsi
lebih banyak berpendapat setuju pada pernyataan no.1 sampai no.7 yaitu sebesar 55,70. Presentase responden pada urutan dua yaitu pada pernyataan tidak setuju,
sebesar 22,90. Mayoritas responden mempunyai persepsi yang positif terhadap kualitas,
kuantitas dan lokasi, karena masyarakat beranggapan jika dilihat dari bentuk, warna dan kekuatan bantun tempat sampah sudah sangat bagus dan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, dilihat dari pernyataan 1 sampai pernyataan 7. Seperti pernyataan dari seorang Ibu yang bekerja sebagai buruh cuci yang
berpendapat: ”Alhamdulillah, di RT kita bisa dapet bantuan tempat sampah
yang bagus, harusnya satu keluarga dapet satu tempat sampah.”
Kemudian seorang pedagang berpendapat
:
”Kalo dilihat dari bentuk, warna dan kekuatan udah bagus, ibu juga mau kalo dikasih. Tapi daya tampungnya kurang gede, baru
juga bentar udah langsung penuh aja, terus kurang banyak tempat sampahnya.
Akan tetapi pernyataan no.4 yang menyatakan tempat sampah cukup untuk menampung sampah mendapatkan persepsi yang negatif dengan jumlah
responden yang menyatakan sangat tidak setuju dan tidak setuju sebanyak 25 responden. Hal ini menunjukkan bahwa daya tampung tempat sampah kurang
besar untuk menampung jumlah sampah di wilayah kelurahan. Pengamatan di lapangan, menunjukkan bahwa penempatan lokasi tempat
sampah yang cukup bermasalah. Karena fakta dilapangan, penempatan tempat sampah yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Seperti pernyataan
beberapa responden terhadap penempatan lokasi tempat sampah : Seorang Ibu yang di depan rumahnya ditempatkan tempat sampah bantuan
menyatakan : ”Ibu aneh da, kenapa tempat sampah ditempatkannya pas banget
di depan rumah saya, lagian pas juga didepan musholla. Jadi tetangga saya juga pada complain, akhirnya tempat sampahnya
kita cabut.”
Kemudian seorang wiraswasta beranggapan : ”Ini program serius apa ngga sih, masa nyimpen tempat sampah
ko di depan bale tempat ronda. Terus pengangkutan sampah
yang belum teratur, jadi sampah numpuk terus bau. Ya udah warga sini sepakat buat ngga buang sampah ke situ, jadi tempat
sampahnya kita lakban solasi.”
Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat mempunyai persepsi yang positif tentang kualitas, kuantitas dan lokasi bantuan kegiatan. Tapi,
masyarakat kurang setuju dengan penempatan bantuan tempat sampah tanpa diinformasikannya kepada masyarakat, yang menyebabkan tempat sampah yang
dibongkar oleh masyarakat karena penempatan yang tidak memberitahukan terlebih dahulu.
Kemudian keinginan masyarakat terhadap daya tampung tempat sampah yang sedikit, agar bisa lebih besar. Karena dengan daya tampung yang besar,
tempat sampah tidak akan cepat sekali penuh dan tercecer di luar tempat sampah.
5.5.4 Persepsi Responden tentang Pemantauan Kegiatan