5.1.5 Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di Kelurahan Babakan Pasar yaitu 1 buah Puskesmas yang terletak di pusat Kelurahan. Puskesmas ini dilengkapi dengan
fasilitas seorang dokter dan praktek bidan. Selain itu, di Kelurahan Babakan Pasar terdapat 2 buah poliklinik, serta 4 buah Laboratorium dan apotek. Dilihat dari
sarana kesehatan Kelurahan Babakan Pasar cukup lengkap.
5.1.6 Sektor Ekonomi
Sektor ekonomi yang dominan di Kelurahan Babakan Pasar adalah sektor perikanan dan sektor perdagangan. Pada sektor perikanan terdapat 20 kepala
keluarga yang mempunyai budidaya karamba, dan pada sektor perdagangan terdapat 2.560 toko serta 66 warung Monografi Kelurahan Babakan Pasar, 2007.
Sektor perdagangan dominan, karena Kelurahan Babakan Pasar berada di dekat dengan pusat kota dan dekat dengan pusat perbelanjaan Pasar Bogor. Jika dini
hari wilayah Kelurahan Babakan Pasar menjadi ”pasar tumpah”, karena banyak pedagang sayuran, dan biasanya mulai pasang lapak sekitar pukul 02:00 WIB dini
hari, dan berakhir sekitar pukul 5:30 WIB pagi hari.
5.2 Kegiatan ”Pengadaan Sarana dan Prasarana Pencegahan
Pencemaran Lingkungan” oleh DLHK Program pencegahan pencemaran lingkungan merupakan program kerja
dari pemerintah, untuk menanggulangi masalah lingkungan, salah satunya masalah sampah. Sampah sudah menjadi masalah di setiap kota, contohnya di
Kota Bogor, yang mempunyai potensi sampah pada tahun 2005 mencapai 793.448 m
3
tahun atau sekitar 2.204 m
3
hari dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan DLHK hanya bisa melayani sekitar 69 wilayah di Kota Bogor DLHK 2007.
Menurut laporan kegiatan DLHK 2007, bahwa daerah bantaran sungai termasuk salah satu wilayah yang sulit dijangkau oleh petugas dan kurang memadainya
prasarana persampahan. Kebiasaan masyarakat bantaran sungai yang mempunyai kebiasaan membuang sampah ke sungai, merupakan masalah dari pencemaran
lingkungan di Kota Bogor.
Penurunan kualitas air terutama air sungai bersumber dari pencemaran limbah industri industrial wastes, air buangan rumah tangga domestic wastes,
dan limbah kegiatan bisnis lainnya commercial wastes. Di samping limbah cair, potensi sumber lainnya adalah pencemaran limbah padat. Limbah yang dihasilkan
oleh masyarakat yang tinggal di sepanjang bantaran sungai. Mengingat pentingnya sumber daya alam seperti halnya udara, air yang
menjadi sumber daya alam utama yang berguna untuk memenuhi hajat hidup orang banyak. Selain itu, air dibutuhkan pula sebagai keperluan dasar
pembangunan ekonomi negara, sebab air merupakan komponen yang mutlak diikutsertakan dalam berbagai sektor usaha perekonomian seperti pertanian,
perikanan, perhotelan, pertambangan, perindustrian dan sebagainya. Oleh sebab itu air perlu dikelola agar tetap berfungsi secara ekologis, guna menunjang
pembangunan berkelanjutan. Dengan alasan berikut pemerintah pusat melalui DLHK Kota Bogor, mengadakan kegiatan”Pengadaan Sarana dan Prasarana
Pencegahan Pencemaran Lingkungan” yang merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai implementasi dari program pemerintah yaitu program pencegahan
pencemaran lingkungan. Kegiatan ini mempunyai latar belakang, bahwa masalah pengelolaan lingkungan hidup mempunyai nilai yang sangat penting dalam
hubungannya dengan pelaksanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan, yang telah ditetapkan sebagai kebijakan dasar pembangunan nasional. Untuk itu
pemanfaatan sumber daya alam yang selama ini digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, harus tetap memperhatikan kelestarian fungsi
lingkungan hidup. Sungai yang melintasi di Kota Bogor adalah Sungai Ciliwung dan Sungai
Cisadane. Berbagai penggunaan lahan sepanjang DAS Daerah Aliran Sungai Ciliwung dan Cisadane menyebabkan sungai tersebut menerima beban
pencemaran berupa limbah dan hasil kegiatan manusia. Kondisi tersebut mengakibatkan kualitas air sungai mengalami penurunan. Sumber pencemaran
yang potensial berasal dari kegiatan industri dan domestik yang membuang limbahnya baik cair maupun padat ke badan air.
Dengan adanya sarana dan prasarana pengelolaan sampah, diharapkan masyarakat bantaran sungai bisa lebih mengerti akan pentingnya lingkungan.
Karena dari hasil survai DLHK 2007 selama ini alasan kecenderungan masyarakat di sekitar sungai untuk membuang limbah langsung ke sungai adalah :
• Tidak adanya TPS di beberapa lokasi yang ada di sekitar DAS Ciliwung • Lokasi TPS atau bak penampung limbah relatif lebih jauh daripada jarak
sungai dengan sumber sampah • Menurut masyarakat, bahwa membuang sampah ke sungai lebih cepat,
murah dan tidak berdampak langsung bagi pembuang atau masyarakat yang membuang
• Tidak tegasnya pelaksanaan sanksi terhadap pembuangan sampah di badan sungai
Semakin tingginya tingkat pencemaran dan belum dilaksanakannya pengendalian pencemaran secara terpadu dan sistematis, merupakan permasalahan
yang hingga saat ini masih belum optimal pemecahannya dilaksanakan. Program Pengendalian Pencemaran Lingkungan terutama ditekankan pada tindakan
preventif dalam melakukan pengendalian pencemaran melalui penurunan beban pencemaran. Oleh karena itu DLHK memberikan bantuan berupa tempat sampah,
gerobak sampah dan papan-papan himbauan agar tidak membuang sampah ke sungai. Diharapkan dengan pengadaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah
di Kelurahan Babakan Pasar, masyarakat bisa lebih tertib dan teratur dalam pengelolaan sampah di bantaran sungai.
Melalui kegiatan DLHK ini diharapkan dapat mengurangi beban sampah dan meminimalisasi kebiasaan masyarakat yang mempunyai kebiasaan
membuang sampah ke sungai, sesuai dengan tujuan dari DLHK yaitu untuk meningkatkan perbaikan kualitas lingkungan hidup lingkungan hidup terutama
kualitas air sungai. Yang merupakan sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat
di sekitar bantaran sungai dan hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak berupa :
1. Tersedianya informasi atau data kualitas lingkungan hidup Kota Bogor
2. Tersedianya tong sampah organik dan anorganik
3. Tersedianya gerobak sampah
4. Tersedianya sarana pembinaan sosialisasi berupa papan informasi
5. Perubahan perilaku masyarakat untuk tidak membuang sampah di sungai
Dari hasil pengamatan di lapangan, kegiatan ini belum memenuhi kebutuhan masyarakat, misalnya dari jumlah tempat sampah yang masih kurang
untuk ukuran kelurahan, daya tampung tempat sampah yang terlalu kecil untuk menampung sampah, dan penempatan tempat sampah yang tidak melibatkan
masyarakat. Bantuan yang diberikan cenderung bersifat top down yang tidak melibatkan masyarakat dalam mekanisme bantuan ini dan hanya memberikan
bantuan tanpa ada pembangunan kelembagaan pengelolaan sampah.
5.3 Karakteristik Internal Responden