II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sungai dan Bantaran Sungai
William Davis Morris 1880-an, berpendapat bahwa sungai dan lembahnya ibarat organisme hidup. Sungai berubah dari waktu ke waktu,
mengalami masa muda, dewasa, dan masa tua. Menurut Moris, siklus kehidupan sungai dimulai ketika tanah baru muncul di atas permukaan laut. Hujan kemudian
mengikisnya dan membuat parit, kemudian parit-parit itu bertemu sesamanya dan membentuk sungai. Danau menampung air pada daerah yang cekung, tapi
kemudian hilang sebagai sebagai sungai dangkal. Kemudian memperdalam salurannya dan mengiris ke dasarnya membentuk sisi yang curam, lembah bentuk
V. Anak-anak sungai kemudian tumbuh dari sungai utamanya seperti cabang tumbuh dari pohon. Semakin tua sungai, lembahnya semakin dalam dan anak-
anak sungainya semakin panjang http:id.wikipedia.orgwiki. Ilyas et al. 1990 diacu dalam Meidiana 2003 menjelaskan sungai
adalah perairan yang airnya mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Sedangkan menurut Praptokardiyo dan Muluk 1986 diacu dalam Meidiana
2003 sungai adalah bentuk perairan mengalir, dimana sumber air berasal dari limpasan satuan-satuan hidrologi di sepanjang daerah alirannya. Sumber air
sungai dapat berasal dari air tanah, air hujan dan atau air permukaan yang akhirnya bermuara ke laut, berhubungan dengan sungai lain atau perairan terbuka
lainnya. Menurut Rustamadji 1994 diacu dalam Meidiana 2003, sungai
merupakan aliran dari mata air hulu mencari jalan kearah yang lebih rendah hilir untuk akhirnya bermuara ke laut. Sungai memiliki fungsi antara lain :
1. Sungai sebagai sumber air 2. Sungai sebagai pengendali banjir
3. Sungai sarana transportasi pengangkutan 4. Sungai sebagai daerah belakang, artinya pemukiman penduduk bantaran sungai
yang membelakangi sungai
5. Sungai sebagai daerah depan, artinya sungai merupakan milik bersamam yang dapat dinikmati oleh siapa saja secara positif yang berpotensi meningkatkan
citra kota dan pariwisata. Sungai dan daerah sekitarnya daerah aliran sungai merupakan salah satu
sumber daya air yang memiliki berbagai macam fungsi bagi kehidupan manusia. Secara hidrologis daerah aliran sungai merupakan bentang lahan yang dibatasi
oleh pembatas topografi yang menangkap, menampung, dan mengalirkan air hujan ke suatu titik putusan outlet wikipedia diakses 2007. Fungsi-fungsi
sungai tersebut dapat berjalan dengan baik ataupun tidak sangat bergantung kepada bagaimana perilaku masyarakat bantaran sungai sebagai pelaku yang
memanfaatkan sungai tersebut. Bantaran sungai diartikan dalam Keppres No. 321990 tentang
Pengelolaan Kawasan Lindung pasal 1 sebagai kawasan sepanjang kiri dan kanan sungai termasuk sungai buatan kanal saluran irigasi primer yang mempunyai
manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai www.penataanruang.net . Peraturan pemerintah PP No. 351991 tentang
Sungai pasal 1 menjelaskan bahwa bantaran sungai adalah lahan pada kedua sisi
sepanjang palung sungai dihitung dari tepi palung sampai dengan kaki tanggul tepi sungai bagian bawah sebelah dalam. Pada pasal 16 menyebutkan bahwa
kriteria bantaran sungai yaitu sekurang-kurangnya 100 meter di kiri dan kanan dilihat dari aliran sungainya sungai besar dan 50 meter di kiri dan kanan anak
sungai yang berada diluar pemukiman. Dengan demikian masyarakat bantaran sungai adalah masyarakat yang tinggal dari 0-100 meter dari sungai, yang masih
memanfaatkan sumberdaya sungai, misalnya mandi, cuci, kakus MCK, menangkap ikan.
Bantaran sungai berfungsi sebagai daerah serapan sehingga tidak seharusnya bantaran sungai dimanfaatkan untuk pemukiman penduduk.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa bantaran sungai termasuk Sungai Ciliwung telah digunakan pemukiman penduduk. Banyak persoalan yang terjadi,
seperti pencemaran sampah yang dihasilkan dari aktivitas penduduk yang bermukim di bantaran sungai. Kementriean Negara Lingkungan Hidup 2007
menyatakan kondisi Sungai Ciliwung dan sungai-sungai lain di Jakarta menjadi
cerminan betapa rendahnya kepedulian dan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang limbah ke sungai. Tanpa kesadaran akan pentingnya sungai bagi
kehidupan, bisa dibayangkan berapa banyak sampah yang akan terbuang ke sungai-sungai di Jakarta, yang penduduknya menghasilkan 25.000 meter kubik
sampah setiap hari. Tanpa upaya pengendalian, jumlah itu diperkirakan menjadi dua kali lipat pada tahun 2010 www. mnlh.go.id.
Sebagian dari sampah yang dibuang ke sungai berupa plastik, yang akhirnya mengalir sampai ke laut dan merusak ekosistem laut. Berat jenis plastik
yang ringan membuatnya mengapung dan mudah terbawa gelombang dan semakin jauh ke dalam ekosistem laut. Ketika akhirnya tenggelam, sampah plastik
menutupi terumbu karang, menghalangi sinar matahari, sehingga mematikan terumbu karang yang menjadi habitat bagi satwa laut. Plastik yang dibuang ke
sungai akan meninggalkan zat beracun di dalam air dan meresap ke dalam air tanah. Pencemaran racun dari plastik dan bahan kimia lainnya, terutama dari
limbah industri dan pertanian, sangat berbahaya bagi kesehatan manusia
.
Kondisi Sungai Ciliwung di Kelurahan Babakan Pasar pun sudah tercemar oleh sampah-sampah dan limbah rumah tangga yang dibuang atau dialirkan ke
sungai, , arus yang sangat besar ketika air sungai pasang pada musim hujan, luas sungai yang terus melebar karena tanah daerah aliran sungai sudah terkontaminasi
oleh penduduk sekitar. Masih ada masyarakat yang memanfaatkan sungai sebagai saran MCK mandi, cuci, kakus dan kegiatan budidaya karamba, karena memang
masyarakat masih butuh akan sungai.
2.2 Persepsi 2.2.1 Pengertian Persepsi