5.4 Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor di luar individu responden yang mempengaruhi persepsi responden. Faktor eksternal yang terdiri dari iuran,
fasilitas pengelolaan sampah dan tokoh penggerak. Persepsi responden terhadap faktor eksternal ini dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Sebaran Persepsi Responden Berdasarkan Faktor Eksternal
No Faktor Eksternal
Jumlah Jiwa Persentase
1 Iuran Pengangkutan
Sampah Setuju Tidak Setuju Tidak
40 0 100.00
0.00 2
Fasilitas Pengelolaan Sampah
Lengkap Tidak Lengkap Tidak 28 12
70.00 30.00
3 Tokoh Penggerak
Berpengaruh Tidak
Berpengaruh Berpengaruh
Tidak Berpengaruh
26 14 65.00
35.00 Sumber : Data Primer Diolah, 2008
5.4.1 Iuran Pengangkutan Sampah
Iuran merupakan kompensasi untuk petugas pengangkut sampah. Kondisi di lapangan sebelum adanya batuan ini iuran pengangkutan sampah tidak berjalan
dengan baik, karena memang mekanisme pengangkutan sampah yang belum tertata rapih. Setelah adanya kegiatan ”Pengadaan Sarana dan Prasarana
Pencegahan Pencemaran Lingkungan” ini yang memberikan bantuan tempat sampah dan gerobak sampah, membuat masyarakat membangun kembali
mekanisme pengangkutan sampah, dengan kata lain kegiatan ini memberikan fasilitas untuk masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Dari hasil pengamatan masyarakat pun berpartisipasi dalam kegiatan ini, contoh kasus gerobak sampah. Gerobak sampah bantuan dari Dinas Lingkungan
Hidup dan Kebersihan DLHK mempunyai kapasitas dan bentuk yang besar, sedangkan kondisi Kelurahan Babakan Pasar dengan bentuk dan ukuran jalan
yang kecil membuat bantuan gerobak dari DLHK tidak bisa beroperasi dengan optimal. Dari masalah tersebut akhirnya masyarakat Kelurahan Babakan Pasar
yang tidak terjangkau oleh gerobak sampah bantuan dari DLHK contohnya pada
daerah Pulo Geulis yang haru melewati jembatan untuk menjangkau daerah Pulo Geulis, berinisiatif untuk membuat sendiri gerobak sampah yang lebih
proporsional dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat. Mekanisme dari iuran pengangkutan sampah, dikelola oleh masing-masing
RT. Dari hasil kuesioner pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa presentase responden yang menyatakan setuju dengan adanya iuran pengelolaan sampah sebesar 100,
karena iuran dalam pengelolaan sampah tidak ada nilai minimal atau kewajiban untuk membayar. Responden setuju akan adanya iuran pengelolaan sampah,
karena nilai iuran sampah tidak ditetapkan pada nilai tertentu, tetapi responden boleh bayar seikhlasnya pada orang yang mengangkut sampah. Biasanya
responden membayar iuran pada saat sampah diangkut, dengan kisaran iuran sebesar Rp. 1.000,00 – Rp. 5.000,00 per pengangkutan. Jadi, masyarakat pun
tidak merasa terbebani dengan adanya iuran tersebut. Seperti yang dikatakan oleh responden seorang ibu dengan pekerjaan buruh cuci, menyatakan :
”Kalo masalah iuran, ibu juga ngerti dan ngga beban buat bayar iuran. Lagian kita bayar juga seikhlasnya. Sesuai kok sama tugas orang yang
mengangkut sampah dari rumah ke rumah, jadi wajar kalo kita bayar dia”
Gambar 9. Pernyataan Responden tentang Iuran
5.4.2 Fasilitas tempat sampah