Penyakit Kelinci Penen dan Pascapanen

selama 30 – 32 hari. Kebuntingan dapat diketahui setelah 12 – 14 hari setelah perkawinan dengan cara meraba perut kelinci betina, tanda lainnya adalah menolak dikawinkan lagi atau bersuara bila didekati pejantan, perut dan putting susu membesar. Lima hari menjelang kehamilan induk dipindahkan ke kandang beranak untuk diberi kesempatan menyiapkan penghangat dengan dengan merontokan bulu-bulunya. Kelahiran bisaanya terjadi pada malam hari dengan kondisi anak yang dilahirkan bervariasi antar 3 – 10 ekor tergantung kepada jenis tetapi jumlah anak yang paling efektif adalah 6 ekor sesuai dengan jumlah putting susu induk, turunan dan umur kelinci. Anak kelinci bisaa disapih setelah berumur 56 hari tetapi sebaiknya disapih pada umur 28 hari sesuai dengan batas optimal jumlah susu yang dihasilkan induk.

2.2.5 Penyakit Kelinci

Penyakit pada kelinci dapat timbul akibat kelengahan dalam menjaga sanitasi kandang, pemberian pakan yang kurang dalam jumlah maupun gizinya, tertular kelinci yang sakit dan perubahan cuaca. Jumlah kematian yang disebabkan oleh penyakit cukup tinggi berkisar antara 15 persen - 40 persen. Beberapa penyakit yang sering menyerang kelinci anatar lain enteritis kompleks, pasteurellosis , young doe syndrome, scabies, kokkdioses, pneumonia, ring worm, kanker telinga, radang mata, kudis, pilek, dan favus. Penyakit-penyakit ini dapat dicegah dengan cara menjaga kebersihan kandang, pemberian pakan yang teratur dan seimbang, serta memisahkan kelinci yang sakit pada kandang karantina. Penyakit-penyakit dapat juga diobati dengan pemberian obat-obatan berupa antibiotic dan vitamin, atau dengan menggunakan obat-obatan tradisional seperti pemberian belerang, minyak kelapa, dan iodium.

2.2.6 Penen dan Pascapanen

Kelinci sudah dapat dipanen setelah masa sapih, atau dijual pada usia dewasa. Kelinci jenis pedaging sudah dapat dipotong pada umur antar 4 – 10 bulan atau telah menapai berat 2 kg. Sebelum dipotong kelinci dipuasakan selama 6 – 10 jam untuk mengosongkan usus, setelah dipotong kelinci dikuliti dari kaki belakang ke arah kepala. Bagian dalam seperti usus, jantung dan paru-paru dikeluarkan, diusahakan kandung kemih tidak sampai pecah agar tidak mempengaruhi kualitas karkas. Daging kelinci dapat dipotong menjadi 8 potong, yaitu 2 potong kaki depan, 2 potong kaki belakang, 2 potong dada dan 2 potong bagian belakang. persentase karkas yang baik berkisar antara 49 persen – 52 persen. Sumiarti 2004 mengungkapkan hasil lainnya adalah kotoran dan air kencing, kedua bahan ini dapat dijadikan pupuk tanaman, baik secara langsung maupun di fermentasikan dahulu sebagai “bokashi”. Di samping itu kotoran kelinci baik digunakan sebagai media endapan makanan cacing yang diternakan contohnya jenis Lumbricus Rubbilusi.

2.3 Manfaat dan Kegunaan Ternak Kelinci