produksi dan harga output dan peningkatan biaya. Sebaliknya apabila kondisi normal proyek menghasilkan nilai NPV negatif, maka perubahan yang dilakukan
adalah dengan menaikkan harga indukan menaikan harga pakan, meurunkan harga output dan menurunkan produksi.
4.5 Asumsi Dasar yang digunakan
Untuk memudahkan analisis, beberapa asumsi dasar yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah sebagai berikut :
1. Umur proyek adalah 5 tahun, didasarkan pada umur ekonomis dari
indukan betina yang memiliki nilai investasi terbesar. 2.
Pengusaha menggunakan modal sendiri. 3.
Tingkat diskonto yang digunakan merupakan tingkat suku bunga deposito Bank Indonesia BI Rate pada bulan April 2008 sebesar 8
persen 4.
Biaya investasi dikeluarkan pada tahun pertama dalam penelitian ini yakni tahun 2008.
5. Pola usaha yang diusahakan dibedakan berdasarkan proyeksi
karakteristik usaha yang dijalankan saat ini yaitu Pola usaha I adalah budidaya anakan kelinci dan penjualan kelinci pedaging pengumpul,
dan rencana pengembangan usaha yaitu Pola usaha II adalah budidaya anakan kelinci, serta pola usaha III adalah budidaya kelinci pedaging.
Pola usaha I merupakan pola usaha yang benar-benar terjadi di lapangan lokasi penelitian, sedangkan pola usaha II dan III merupakan pola
usaha rancangan pengembangan yang didasarkan pada data di lapangan.
6. Inflow dan outflow merupakan proyeksi yang berdasarkan pada
penelitian dan informasi yang didapatkan pada tahun 2008. 7.
Persiapan dalam ketiga pola usaha membutuhkan waktu satu setengah bulan.
8. Total indukan yang digunakan dalam usaha diasumsikan 50 ekor
pejantan dan 200 ekor betina dengan rasio 1:4, yang berarti satu ekor pejantan dapat dikawinkan dengan empat ekor betina.
9. Satu ekor kelinci diasumsikan dapat beranak sebanyak lima ekor anak
dalam satu kali masa kelahiran. Jumlah angka produksi ini dipakai untuk mengatasi angka yang terlalu besar karena ada kelinci yang dapat
melahirkan lebih dari lima ekor anak per kelahiran. 10.
Tingkat kehidupan kelinci berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan adala 85 persen. Jadi dari enam ekor anak yang dilahirkan
diperkirakan angka kematian sebanyak satu ekor. 11.
Masa bunting kelinci selama 30-31 hari, masa menyusui kelinci selama 28 hari atau satu bulan.
12. Total produksi per bulan diasumsikan tetap yaitu 500 ekor untuk
budidaya anakan kelinci maupun kelinci pedaging. 13.
Berat kelinci pedaging yang dijual pada umur 4 bulan adalah 2 kilogram per ekor.
14. Anakan kelinci yang siap dipasarkan adalah yang berusia 45 hari yang
sudah melewati masa menyusui dan siap disapih. 15.
Harga yang digunakan adalah harga konstan. Harga input merupakan harga yang berlaku tahun 2008 dan harga dari output merupakan harga
jual pada tahun penelitian yaitu Rp. 50.000 per ekor untuk anakan kelinci dengan umur 1 bulan dan Rp 18.000 per kilogram hidup untuk
kelinci pedaging. Sedangkan harga beli kelinci pedaging dari peternak adalah Rp 15.000 per kilogram hidup.
16. Análisis data menggunakan data pajak penghasilan yang dikenakan
berdasarkan tarif pajak menurut UU Republik Indonesia No. 17 tahun 2000 tentang Tarif umum PPH wajib pajak badan dalam negeri dan
bentuk usaha tetap.
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1 Profil Perusahaan